Jumat, 06 September 2019

Aa Gym, Sosok Sufi Tasawuf Modern

Jika menyimak tausiyah-tausiyah yang disampaikan oleh KH. Abdullah Gymnastiar, pendakwah yang akrab disapa dengan Aa Gym maka kita akan dapati bahwa tema-tema dakwahnya selalu seputar masalah akhlak. 
Pesan-pesan dakwah Aa Gym selalu terkait dengan kebersihan hati (qalbun salim). Temanya berkisar masalah pengendalian diri, syukur, sabar, ikhlas, sikap rendah hati, empati, toleransi, dan berbagai amal shaleh yang mengarah pada ketaqwaan. 
Dipastikan hampir tidak pernah menjumpai Aa Gym bicara mengenai fikih, apalagi yang bersinggungan dengan masalah khilafiyah, seperti hukum memelihara jenggot, celana cingkrang, wanita shalat di masjid, batasan hijab wanita, ziarah kubur, dzikir berjamaah, tahlilan, peringatan maulid nabi, dan sebagainya. 
Bagi Aa Gym persoalan fikih adalah masalah persepsi para ulama dalam memahami al-Qur’an dan hadis. Kalau ibadah dan muamalah seseorang dilaksanakan dengan niat tulus untuk memperoleh ridho Allah Swt, maka mengikuti pendapat ulama manapun adalah baik, sepanjang tidak bertentangan dengan Alqur’an dan hadis nabi.
Menurut Aa Gym, dalam menjalani kehidupan dengan pengamalan agama Islam hal yang paling penting adalah akhlak. Karena misi utama Rasulullah diturunkan oleh Allah Ta’ala ke dunia adalah untuk memperbaiki akhlak manusia.  “Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak” (HR. Ahmad).
Akhlak yang baik bersumber dari hati yang baik. Hati yang bersih akan memancarkan akhlak mulia.  Namun jika hati kotor, maka kotor pula ucapan dan perbuatan kita sehingga membuat rusak akhlaknya. Jadi kalau kita ingin punya akhlak yang baik, maka harus berjuang agar memiliki hati yang baik.
Hati adalah panglima. Hati adalah parameter bagi diri kita seutuhnya. Baik buruk hidup kita atau bersih kotor diri kita, tergantung dari baik buruknya hati kita.
Rasulullah Saw. bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhori dan Muslim). 
Hidup ini juga tergantung pada suasana hati. Meski rumahnya mewah dan luas, tetapi bila hatinya sempit maka akan terasa sempit pula hidup ini. Sebaliknya meski rumahnya sempit namun bila hatinya lapang maka akan terasa lapang pula hidup ini. Demikianlah pentingnya peran hati.
Begitulah, dakwah Aa Gym senantiasa mengarah seputar pengelolaan hati (qalbu), sehingga beliau memperkenalkan konsep dakwahnya dengan istilah “Manajemen Qalbu” (MQ).

Tasawuf
Sesungguhnya konsep dakwah Manajemen Qalbu Aa Gym tidak lain adalah tasawuf, karena ilmu tasawuf adalah ilmu tentang pengelolaan hati.
Tasawuf, menurut Imam al-Ghazali adalah ilmu yang mempelajari cara-cara membersihkan hati (qalbun salim) dan menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs) dalam upaya untuk mencapai kedekatan dengan Sang Khalik, Allah Swt (Makrifat).
Ilmu tasawuf mengajarkan bagaimana cara bersyukur, sabar, ikhlas, tawadhu’, qana’ah, zuhud, dan taubat, serta membersihkan hati dari sifat-sifat buruk, seperti takabur, riya', 'ujub, kikir, sum'ah, orientasi pada kemegahan duniawi, dan seterusnya.  Ilmu tasawuf mengajarkan nilai, etika, moral, dan akhlak.
Dengan begitu maka dakwah yang disampaikan oleh Aa Gym adalah dakwah tasawuf yang mengajarkan akhlakul karimah dengan cara menjaga kebersihan hati.

Sufi Tasawuf Modern
Tasawuf sering disalah pahami oleh masyarakat awam sebagai metode sufi untuk mencapai makrifatullah dengan cara menjauhi kesibukan dan meninggalkan kesenangan duniawi.
Seorang ulama besar dan tokoh Muhammadiyah, Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah yang popular dengan sapaan Buya Hamka kemudian memberi pemahaman tentang hakekat tasawuf kepada kaum muslimin Indonesia.  
Bagi Buya, tasawuf bukanlah cara-cara hidup seperti yang pernah diajarkan oleh para Sufi jaman dulu, yang harus hidup menyepi, menyendiri dan menjauhi dunia secara normal, apalagi meninggalkan syariat agama. Tetapi sesungguhnya tasawuf  adalah cara hidup yang lebih menekankan pada aspek akhlakul karimah dengan tidak melupakan aspek syariahnya. 
Buya Hamka kemudian mencoba menginterpretasikan tasawuf sesuai dengan kehidupan masyarakat modern, yang dikenal dengan istilah “Tasawuf Modern”.  Secara singkat pengertian tasawuf modern adalah tasawuf murni yang relevan untuk diterapkan pada zaman modern.
Dengan begitu maka tasawuf modern adalah penerapan sifat ikhlas, syukur, sabar, tawadhu’, qana’ah, dan zuhud oleh seorang mukmin dalam kehidupan modern, yang harus tetap semangat dalam bekerja sesuai profesinya, seperti dokter, insinyur, pengacara, ekonom, pengusaha, maupun militer. 
KH. Abdullah Gymnastiar merupakan salah satu sosok yang menerapkan tasawuf dalam kehidupan modern ini.  Selain dikenal sebagai pendakwah dan pendiri pondok pesantren Daarut Tauhiid, Aa Gym adalah seorang pengusaha yang sukses. Ia juga sebagai seorang penulis buku dan penyanyi.  
Bukan hanya sekedar memberi nasehat dalam tausiyahnya tentang bagaimana kiat mengelola hati, Aa Gym juga memberi contoh konkrit bangaimana penerapan akhlakul karimah dalam berbisnis dan berkehidupan dalam interaksi sosial kemasyarakatan.
Maka adalah hal yang wajar apabila Aa Gym disebut sebagai seorang Sufi dalam tasawuf modern.


Tarekat Pesantren Daarut Tauhiid
Semua ulama tasawuf sependapat bahwa satu-satunya jalan yang dapat mengantarkan seseorang mencapai Makrifat adalah melalui kebersihan hati (Qalbun Salim) dan kesucian jiwa (Tazkiyatun Nafs). 
Untuk memperoleh kebersihan hati dan kesucian jiwa secara efektif, seseorang perlu menjalani serangkaian proses pendidikan (tarbiyah) dan latihan (riyadhah)  mental yang panjang, dengan menjalani amalan-amalan spiritual (tarekat) yang dibimbing oleh seorang guru tarekat (mursyid) dalam sebuah lembaga spiritual (zawiyah). 
Dalam hubungan antara tasawuf dengan tarekat, dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah ilmu mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tarekat adalah cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam dunia tasawuf kedudukan tarekat sangatlah penting. Tarekat di dalam tasawuf ibarat sebuah laboraturium tempat para murid mempraktekkan teori ilmu tasawuf yang telah diperolehnya di kelas, sehingga ketika keluar dari laboraturium dia bisa mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi para sufi konvensional, tasawuf tanpa tarekat adalah kosong. Tasawuf tanpa tarekat hanya belajar teori tanpa praktek, seperti kursus mengemudi mobil di dalam kelas tanpa praktek lapangan.
Pondok Pesantren Daarut Tauhiid yang didirikan Aa Gym adalah merupakan lembaga tempat mempraktekkan ilmu Manajemen Qalbu (MQ).  Dengan begitu maka dapat dikatakan pesantren Daarut Tauhid merupakan lembaga yang mempraktekkan tarekat MQ.
Pesantren ini mengacu pada konsepsi dasar MQ meliputi 4 komponen, yaitu: Ma’rifatullah, Manajemen Diri, Entrepreneurship, dan Leadership.  Tata nilai MQ inilah yang kemudian menjadi dasar dan filosofi bagi organisasi Pesantren Daarut Tauhiid yang dikenal dengan rumusan statement “Menuju Generasi Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar”. 

Sehingga motto pesantren Daarut Tauhiid adalah “zikir, fikir, ikhtiar”, dan bertujuan untuk membentuk insan yang ramah, santun, berwibawa, rajin, trampil cekatan, dan tidak menyia-nyiakan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar