Jika menyimak tausiyah-tausiyah yang
disampaikan oleh KH. Abdullah Gymnastiar, pendakwah yang akrab disapa dengan Aa
Gym maka kita akan dapati bahwa tema-tema dakwahnya selalu seputar masalah
akhlak.
Pesan-pesan dakwah Aa Gym selalu
terkait dengan kebersihan hati (qalbun
salim). Temanya berkisar masalah pengendalian diri, syukur, sabar, ikhlas,
sikap rendah hati, empati, toleransi, dan berbagai amal shaleh yang mengarah
pada ketaqwaan.
Dipastikan hampir tidak pernah menjumpai
Aa Gym bicara mengenai fikih, apalagi yang bersinggungan dengan masalah
khilafiyah, seperti hukum memelihara jenggot, celana cingkrang, wanita shalat
di masjid, batasan hijab wanita, ziarah kubur, dzikir berjamaah, tahlilan,
peringatan maulid nabi, dan sebagainya.
Bagi Aa Gym persoalan fikih adalah
masalah persepsi para ulama dalam memahami al-Qur’an dan hadis. Kalau ibadah
dan muamalah seseorang dilaksanakan dengan niat tulus untuk memperoleh ridho
Allah Swt, maka mengikuti pendapat ulama manapun adalah baik, sepanjang tidak
bertentangan dengan Alqur’an dan hadis nabi.
Menurut Aa Gym, dalam menjalani
kehidupan dengan pengamalan agama Islam hal yang paling penting adalah akhlak.
Karena misi utama Rasulullah diturunkan oleh Allah Ta’ala ke dunia adalah untuk
memperbaiki akhlak manusia. “Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak” (HR. Ahmad).
Akhlak yang baik bersumber dari hati yang
baik. Hati yang bersih akan memancarkan akhlak mulia. Namun jika hati kotor, maka kotor pula ucapan
dan perbuatan kita sehingga membuat rusak akhlaknya. Jadi kalau kita ingin
punya akhlak yang baik, maka harus berjuang agar memiliki hati yang baik.
Hati adalah panglima. Hati adalah parameter
bagi diri kita seutuhnya. Baik buruk hidup kita atau bersih kotor diri kita,
tergantung dari baik buruknya hati kita.
Rasulullah Saw.
bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya di
dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka
akan baik seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan
buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah
hati.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Hidup ini juga tergantung
pada suasana hati. Meski rumahnya mewah dan luas, tetapi bila hatinya sempit
maka akan terasa sempit pula hidup ini. Sebaliknya meski rumahnya sempit namun
bila hatinya lapang maka akan terasa lapang pula hidup ini. Demikianlah
pentingnya peran hati.
Begitulah, dakwah Aa Gym senantiasa mengarah
seputar pengelolaan hati (qalbu),
sehingga beliau memperkenalkan konsep dakwahnya dengan istilah “Manajemen Qalbu”
(MQ).
Tasawuf
Sesungguhnya konsep dakwah Manajemen Qalbu Aa
Gym tidak lain adalah tasawuf, karena ilmu tasawuf adalah ilmu tentang
pengelolaan hati.
Tasawuf, menurut Imam
al-Ghazali adalah ilmu yang mempelajari cara-cara membersihkan hati (qalbun salim) dan menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs) dalam upaya untuk
mencapai kedekatan dengan Sang Khalik, Allah Swt (Makrifat).
Ilmu tasawuf mengajarkan bagaimana cara
bersyukur, sabar, ikhlas, tawadhu’, qana’ah, zuhud, dan taubat, serta
membersihkan hati dari sifat-sifat buruk, seperti takabur, riya', 'ujub, kikir,
sum'ah, orientasi pada kemegahan duniawi, dan seterusnya. Ilmu tasawuf mengajarkan nilai, etika, moral,
dan akhlak.
Dengan begitu maka dakwah yang disampaikan
oleh Aa Gym adalah dakwah tasawuf yang mengajarkan akhlakul karimah dengan cara
menjaga kebersihan hati.
Sufi Tasawuf Modern
Tasawuf sering
disalah pahami oleh masyarakat awam sebagai metode sufi untuk mencapai
makrifatullah dengan cara menjauhi kesibukan dan meninggalkan kesenangan
duniawi.
Seorang ulama besar
dan tokoh Muhammadiyah, Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah yang popular
dengan sapaan Buya Hamka kemudian memberi pemahaman tentang hakekat tasawuf
kepada kaum muslimin Indonesia.
Bagi Buya, tasawuf
bukanlah cara-cara hidup seperti yang pernah diajarkan oleh para Sufi jaman
dulu, yang harus hidup menyepi, menyendiri dan menjauhi dunia secara normal,
apalagi meninggalkan syariat agama. Tetapi sesungguhnya tasawuf adalah cara
hidup yang lebih menekankan pada aspek akhlakul karimah dengan tidak
melupakan aspek syariahnya.
Buya Hamka kemudian mencoba
menginterpretasikan tasawuf sesuai dengan kehidupan masyarakat modern, yang
dikenal dengan istilah “Tasawuf Modern”.
Secara singkat pengertian tasawuf modern adalah tasawuf murni yang
relevan untuk diterapkan pada zaman modern.
Dengan begitu maka tasawuf
modern adalah penerapan sifat ikhlas, syukur, sabar, tawadhu’, qana’ah, dan zuhud
oleh seorang mukmin dalam kehidupan modern, yang
harus tetap semangat dalam bekerja sesuai profesinya, seperti dokter, insinyur,
pengacara, ekonom, pengusaha, maupun militer.
KH. Abdullah Gymnastiar merupakan salah satu sosok yang menerapkan tasawuf
dalam kehidupan modern ini. Selain dikenal sebagai pendakwah dan pendiri pondok
pesantren Daarut Tauhiid, Aa Gym adalah seorang pengusaha yang sukses. Ia
juga sebagai seorang penulis buku dan penyanyi.
Bukan hanya sekedar memberi nasehat dalam
tausiyahnya tentang bagaimana kiat mengelola hati, Aa Gym juga memberi contoh
konkrit bangaimana penerapan akhlakul karimah dalam berbisnis dan berkehidupan
dalam interaksi sosial kemasyarakatan.
Maka adalah hal yang wajar apabila Aa Gym
disebut sebagai seorang Sufi dalam tasawuf modern.
Tarekat Pesantren Daarut Tauhiid
Semua
ulama tasawuf sependapat bahwa satu-satunya jalan yang dapat mengantarkan
seseorang mencapai Makrifat adalah melalui kebersihan
hati (Qalbun Salim) dan kesucian jiwa (Tazkiyatun Nafs).
Untuk
memperoleh kebersihan hati dan kesucian jiwa secara efektif, seseorang perlu
menjalani serangkaian proses pendidikan (tarbiyah)
dan latihan (riyadhah) mental yang panjang, dengan
menjalani amalan-amalan spiritual (tarekat) yang dibimbing oleh
seorang guru tarekat (mursyid) dalam
sebuah lembaga spiritual (zawiyah).
Dalam hubungan
antara tasawuf dengan tarekat, dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah ilmu
mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tarekat adalah cara atau jalan yang
ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam dunia tasawuf kedudukan tarekat
sangatlah penting. Tarekat di dalam tasawuf ibarat sebuah laboraturium tempat para
murid mempraktekkan teori ilmu tasawuf yang telah diperolehnya di kelas,
sehingga ketika keluar dari laboraturium dia bisa mengaplikasikannya ke dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi para sufi konvensional, tasawuf
tanpa tarekat adalah kosong. Tasawuf tanpa tarekat hanya belajar teori tanpa
praktek, seperti kursus mengemudi mobil di dalam kelas tanpa praktek lapangan.
Pondok Pesantren Daarut Tauhiid yang
didirikan Aa Gym adalah merupakan lembaga tempat mempraktekkan ilmu Manajemen Qalbu
(MQ). Dengan begitu maka dapat dikatakan
pesantren Daarut Tauhid merupakan lembaga yang mempraktekkan tarekat MQ.
Pesantren ini mengacu pada konsepsi dasar MQ meliputi 4 komponen, yaitu: Ma’rifatullah, Manajemen Diri,
Entrepreneurship, dan Leadership. Tata
nilai MQ inilah yang kemudian menjadi dasar dan filosofi bagi organisasi
Pesantren Daarut Tauhiid yang dikenal dengan rumusan statement “Menuju Generasi
Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar”.
Sehingga motto pesantren Daarut Tauhiid adalah “zikir, fikir, ikhtiar”, dan bertujuan untuk membentuk insan
yang ramah, santun, berwibawa, rajin, trampil cekatan, dan tidak menyia-nyiakan
waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar