Dengan banyaknya beredar voice note yang di framing seolah-olah ada
serangan dari para laskar pengawal IB HRS padahal voice note yang beredar bila
didengarkan dengan seksama dan akal sehat justru menggambarkan bahwa pihak yang
diakui polisi sebagai aparat tidak berseragam itulah yang berupaya masuk
kedalam barisan konvoi IB HRS dan melakukan manuver untuk mengganggu, memepet
dan memecah barisan konvoi rombongan IB HRS.
Perlu kami
tekankan bahwa sejak penguntitan di rumah IB HRS di Sentul, para laskar
pengawal IB HRS tidak pernah ditunjukkan oleh para penguntit, identitas berupa
KTA Polisi, Surat Tugas mau pun identitas lain sebagai aparat hukum, sehingga
laskar pengawal IB HRS memahami bahwa orang-orang yang menguntit adalah Orang
Tidak Dikenal yang ditugaskan mengganggu dan mengancam keselamatan IB HRS dan
Keluarga.
Respon dari para
laskar pengawal dan pengamanan Rombongan IB HRS dan keluarga adalah menjauhkan
para pengganggu tersebut, yang diakui belakangan oleh polisi sebagai aparat
tidak berseragam tersebut, agar kendaraan para aparat tidak berseragam tersebut
menjauhi IB HRS dan keluarga agar tidak menjadi ancaman bagi keselamatan IB HRS
dan keluarga.
Untuk menjelaskan
rangkaian fakta fakta peristiwa yang terjadi, maka berikut ini kami sampaikan
kronologi peristiwa dan Identitas Mujahid yang menjadi Syuhada dalam tugas
pengawalan IB HRS, sebagai berikut ;
AHAD, 6
DESEMBER 2020 JAM 22 : 45 WIB :
IB-HRS dan
Keluarga keluar dari Perumahan The Nature Mutiara Sentul Bogor masuk ke Tol
Jagorawi arah Jakarta, lalu via jalan Tol Linkar Luar Cikunir ambil arah Tol
Cikampek, menuju Tempat Pengajian keluarga sekaligus Peristirahatan dan
Pemulihan Kesehatan di Karawang.
Rombongan IB
terdiri dari 8 Mobil :
4
Mobil Keluarga IB
4
Mobil Laskar FPI sebagai tim pengawal.
Rombongan
keluarga terdiri dari :
1. Pria: IB-HRS
dan Menantu serta 1 orang Ustad keluarga dan 3 orang Sopir.
2. Perempuan dan
Anak-Anak: 12 Wanita Dewasa, 3 BAYI dan 6 BALITA.
3. Laskar FPI: 24
orang dalam 4 mobil, tiap mobilnya 6 orang Laskar
termasuk Supir.
Semenjak
keluar dari perumahan The Nature Mutiara Sentul,
rombongan diikuti oleh mobil Avanza Hitam dengan Nopol B 1739 PWQ & Avanza
Silver dg Nopol B .... KJD, serta beberapa mobil lainnya.
Para saksi dari
tim pengamanan IB dan keluarga, mengatakan bahwa semua Mobil tersebut sudah
stand by selama 2 hari di dekat Perumahan The Nature Mutiara Sentul dan di
dalamnya ada beberapa orang yang menggunakan masker.
Selama perjalanan
di Tol ada upaya-upaya dari beberapa mobil yang ingin mepet dan masuk ke dalam
konvoi rombongan IB HRS.
Tentu saja sebagai
Tim Pengawal dan Pengaman, respon dari Tim adalah mengamankan rombongan IB HRS
dan Keluarga dari pihak yang menggangu tersebut, dengan cara menjauhkan mobil
para pengganggu agar TIDAK masuk kedalam rombongan keluarga IB HRS dan TIDAK
melakukan manuver mepet ke mobil rombongan keluarga IB HRS.
Kami ingatkan,
selama manuver manyalip, memepet dan upaya memecah konvoi rombongan IB HRS
tersebut, pihak aparat berpakaian preman tersebut TIDAK ADA dan TIDAK PERNAH
menunjukkan identitas dan perilaku sebagai aparat hukum. Perilaku petugas
berpakaian preman tersebut lebih mencerminkan perilaku premanisme yang
berbahaya dan mengancam keselamatan rombongan keluarga IB HRS termasuk para
bayi dan balita yang ada dalam kendaraan rombongan keluarga IB HRS.
Sebagai contoh
perilaku yang membahayakan dalam berlalu lintas adalah, di antaranya, saat
melintasi tol Cikunir, mobil yang dikendarai Habib Hanif dipepet sebuah mobil
jenis SUV Fortuner/Pajero (belum terverifikasi) berwarna hitam dengan nopol
tertera B 1771 KJL, pengendara mobil tersebut buka kaca dan mengulurkan
tangannya yang penuh tato kearah mobil Habib Hanif sambil mengacungkan jari
tengahnya. Namun mobil tersebut berhasil di jauhkan oleh mobil laskar pengawal
dan digiring keluar TOL.
Setelah itu ada
beberapa mobil lainnya yang juga terus mengintai dari belakang namun selalu
dicegah Mobil Laskar agar tidak mendekat dan masuk ke dalam rombongan konvoi.
SENIN, 7
DESEMBER 2020 JAM 00: 10 WIB:
Setelah Pintu
Keluar Tol Karawang Timur, ada 3 Mobil penguntit;
yaitu Avanza Hitam B 1739 PWQ, Avanza Silver B ---- KJD & Avanza Putih K
---- EL yang terus berusaha masuk kedalam konvoi, mepet, mengintai dan
mengikuti rombongan IB-HRS. Dari pihak keluarga, Habib Hanif terus memandu
semua rombongan agar waspada dan hati hati.
3 Mobil Penguntit
tersebut berhasil dijauhkan oleh 2 mobil berisi laskar yang posisinya paling
belakang, yaitu salah satunya Chevrolet dengan plat B 2152 TBN Green Metalic
yang memuat 6 Laskar khusus bertugas pengawalan dari DKI Jakarta yang kemudian
menjadi korban penculikan dan pembantaian.
Dalam hal ini, 2 mobil laskar pengawal dengan posisi paling belakang
rombongan berhasil menjauhkan para penguntit dan penggangu tersebut,
sehingga Rombongan keluarga IB-HRS berhasil menjauh dari para penguntit dan
pengganggu yang menggunakan 3 mobil. Adapun identitas mobil penguntit yang
berhasil di identifikasi saat itu, yaitu ;
1. Avanza Hitam B
1739 PWQ
2. Avanza Silver
Plat B ---- KJD (nomor tidak teridentifikasi)
3. Avanza Putih K
---- EL (nomor tidak teridentifikasi).
Setelah rombongan Keluar Pintu Tol Karawang Timur, salah satu mobil
Laskar pengawal yaitu Avanza, sempat dipepet, namun berhasil lolos dan menuju
arah Pintu Tol Karawang Barat, lalu masuk ke Tol arah
Cikampek dan beristirahat di Rest Area KM 57.
Sedangkan Mobil
Laskar Khusus DKI (Cevrolet B 2152 TBN), saat mengarah
ke pintu Tol Karawang Barat berdasarkan Komunikasi terakhir, dikepung oleh 3 mobil pengintai kemudian diserang.
Ketika itu, salah
seorang laskar yang berada di mobil Avanza yang tengah beristirahat di km.57,
terus berkomunikasi dengan Sufyan alias Bang Ambon, Laskar yang berada dalam
mobil Cevrolet B 2152 TBN. Telpon ketika itu terus tersambung.
Informasi dari
laskar yang berada di mobil chevrolet melalui sambungan
telepon bahwa ketika Cevrolet B 2152 TBN dikepung, Sufyan alias Bang
Ambon mengatakan "Tembak sini tembak "
mengisyaratkan ada yang mengarahkan senjata kepadanya dan setelah itu terdengar suara rintihan laskar yang kesakitan seperti
tertembak.
Laskar bernama
Sufyan (salah satu korban) alias Bang Ambon meminta laskar lain untuk terus
berjalan. Begitu pula Saat Faiz (salah satu laskar yg ada di Cevrolet B 2152
TBN) dihubungi oleh salah satu Laskar yang ikut rombongan IB-HRS, nampak ada
suara orang yang kesakitan seperti habis tertembak. Dan seketika itu telpon
juga terputus.
6 orang Laskar
yang ada dalam mobil Cevrolet sampai senin siang hari tidak dapat dihubungi dan
tidak diketahui keberadaannya.
6 orang Laskar
yang menjadi korban pembantaian tersebut adalah :
No NAMA KORBAN
TEMPAT / TANGGAL LAHIR USIA
1 ANDI OKTIAWAN
Jakarta, 29 Oktober 1987 33 Tahun
2 AHMAD
SOFIYAN/AMBON Jakarta, 06 Juli 1994 26 Tahun
3 FAIZ AHMAD
SYUKUR / FAIZ 15 September 1998 22 Tahun
4 MUHAMMAD REZA /
REZA Jakarta, 07 Juni 2000 20 Tahun
5 LUTFI HAKIM 27
September 1996 25 Tahun
6 MUHAMMAD SUCI
KHADAVI Kelahiran tahun 1999 21 Tahun
Saat laskar yang
menggunakan mobil Avanza istirahat di KM 57, nampak juga ada yang mengintai,
bahkan ada drone yang diterbangkan. Setelah 1
jam lebih mereka di KM 57, mereka beranjak menuju Markaz FPI Karawang melalui
akses pintu Tol karawang Barat.
Ketika memasuki
pintu Tol Karawang Barat, tim laskar yang menggunakan Avanza tidak menemukan
apa pun di lokasi yang diperkirakan sebagai TKP Serangan terhadap Rombongan
Laskar Chevrolet B 2152 TBN.
Namun dalam
perjalanan menuju Markaz FPI Karawang, lagi-lagi Laskar yang menggunakan Avanza
di ikuti, namun berhasil lolos melalui jalan kampung menuju ke Markaz FPI
Karawang. Sampai Senin pukul 12.00 WIB kami
masih mencari keberadaan 6 Laskar tersebut di berbagai Rumah Sakit dan
tempat-tempat lainnya.
Sampai saat itu
kami belum mengetahui keadaan dan keberadaan 6 Laskar tersebut.
Ketika Kapolda Metro Jaya melakukan konferensi pers dan
memberikan Informasi bahwa 6 Laskar tersebut di tembak mati, barulah kami
mengetahui kondisi ke 6 orang laskar yang ada dalam mobil chevrolet sudah dalam
keadaan syahid.
Apa yang
disampaikan oleh Pihak kepolisian sangat berbanding terbalik dengan fakta yang
terjadi dilapangan.
Perlu kami
tegaskan;
Bahwa TIDAK BENAR
laskar pengawalan melakukan penyerangan. Yang
terjadi justru Rombongan IB HRS yang diganggu dan terancam keselamatannya serta
diserang.
Bahwa TIDAK BENAR
laskar memiliki senjata api dan melakukan
penembakan. Karena laskar FPI tidak ada yang dibekali atau membekali diri
dengan senjata apa pun juga.
Patut untuk
dipertanyakan, tindakan dan sikap serta perilaku dari para penguntit yang
membahayakan keselamatan berlalu lintas, sama sekali tidak mencerminkan
tindakan dan perilaku sebagai aparat hukum, TIDAK juga menunjukkan Identitas
sebagai aparat hukum.
Patut untuk
dipertanyakan, apabila benar terjadi peristiwa tembak
menembak, berapa orang dari aparat yang diakui sebagai petugas hukum tersebut
yang terkena tembakan..?
Adalah aneh,
disebut peristiwa tembak menembak, namun tidak ada satu
peluru pun yang mengenai pihak yang diakui sebagai petugas namun justru 6 orang
laskar meninggal terkena tembakan semua.
DPP FPI melihat
bahwa tindakan penguntitan dan gangguan terhadap IB HRS hingga pembantaian
terhadap 6 orang laskar kami adalah terencana, sistematis dan memiliki struktur
komando.
Patut
dipertanyakan dengan sangat mendalam, perkara yang dituduhkan kepada IB HRS
adalah hanya sekedar pelanggaran protokol kesehatan, namun pengintaian,
penguntitan, gangguan dan berpuncak pada pembunuhan / pembantaian secara keji
oleh pihak yang diakui sebagai aparat penegak hukum. Perilaku
ini tentu sangat tidak proporsional apabila perkara ini hanya sekedar perkara
pelanggaran protokol kesehatan.
Kami juga menuntut
penjelasan, apabila benar aparat yang mengintai, menguntit, dan mengganggu
perjalanan rombongan keluarga IB HRS, berasal dari
satuan penegakan hukum apa..? Berapa orang yang terkena tembakan sehingga harus
melakukan tindakan pembunuhan terhadap 6 orang Laskar kami.
Kami juga menuntut untuk segera jenazah diserahkan kepada pihak keluarga melalui kuasa hukum keluarga yang sudah ditunjuk. Demikian keterangan pers dari kami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar