Sampai hari ini, masih ada segelintir orang yang meminta berbagai pihak untuk tidak membicarakan politik.
“Maaf, ini
grup dokter, jangan ngomong politik, ya.”
“Ini grup
pengajian, maaf, jangan ngomong politik, ya.”
“Maaf, ini
grup guru, jangan ngomong politik, ya.”
“Ini grup dakwah, maaf, jangan ngomong politik, ya.”
Ummat,
dilarang membicarakan tentang politik.
Namun, tahukah Kalian?
Kristen
Ambon, membantai Muslim setempat, juga di Poso.
Kristen di
Serbia, membantai Muslim di Bosnia.
Buddha di
Myanmar, membantai Muslim, Rohingya.
Hindu India,
membantai Muslim, Kashmir.
Begitu pun
Yahudi Israel, membantai Muslim, Palestina.
Sama halnya
dengan Syiah Syiria, membantai sunni Kemal, dan attaturk men sekulerkan Turki.
Tahu kenapa?
Sebab, Muslim, dilarang
membicarakan politik, sehingga ummat, tidak tahu tentang tipu daya para
musuh-Nya, dalam menghancurkan islam.
Tiap kali ada ummat yang sadar
pentingnya memahami politik, dan mulai berbicara, maka saudara seiman, akan
langsung menekan dan melarang.
Padahal?
Tetapi bagaimana, dengan yang
kita kerjakan?
Saudaraku, pahamilah…
Politik yang kita bicarakan,
bukanlah politik praktis. Melainkan wujud kecintaan kita terhadap agama,
bangsa, dan negara.
Politik yang kita bicarakan
adalah mengenai kedzaliman dan kesewenang-wenangan penguasa.
Politik yang kita bicarakan
adalah demi izzatul Islam wal muslimin.
Maka jangan pisahkan politik,
dari dakwah, ibadah, dan muammalah kita.
Politik adalah
syiasah–strategi–untuk menegakkan amal maruf dan nahi munkar.
Politik adalah wadah muhasabah
diri, agar tidak dijajah lagi seperti dulu.
Lihatlah kini, Kitabullah,
dilecehkan. Ulama, dihinakan. Syariat-Nya, dipermainkan.
Dari mana kita tahu itu semua?
Dari politik.
Maka selama politik itu benar,
berpolitiklah. Selama politik itu menjaga marwah Islam dan bangsa,
berpolitiklah.
Selama politik itu menyuarakan
kebenaran dan memberantas kezaliman, berpolitiklah!
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar