Doa Muslim Yang memimpikan Seorang sosok pemimpin Yang menyatukan Muslim
dunia nampaknya telah di kabulkan kini telah Hadir
sebuah sosok Bijaksana pembela Islam di pinggiran benua Eropa di negara sekuler
Turki. siapa sih sosok tersebut yang mampu membuat malu PM israel di kancah PBB
ini.
Media Time memilih Recep Tayyip Erdogan, sebagai tokoh paling populer
tahun 2011. Jajak pendapat yang diselenggarakan media
online Time, menempatkan Erdogan sebagai tokoh yang paling populer sepanjang
tahun 2011 ini.
Erdogan dipuji sebagai tokoh yang membangun demokrasi di dunia Islam.
Pemimpin Partai AKP itu dinilai berhasil meningkatkan Turki sebagai negara
nomor dua, yang mengalami pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Erdogan,
meskipun bukan orang Arab, ia pemimpin dunia yang paling dikagumi di kalangan
orang Arab. Menurut jajak pendapat Universitas Maryland, Erdogan adalah tokoh
yang sangat dikagumi dan digandrungi di kalangan rakyat Arab.
Kunjungannya sebagai
misi diplomatik ke berbagai negara Arab, selalu mendapatkan dukungan luas dan
dapat menghadirkan puluhan ribu orang, dan bahkan Erdogan mirip seperti bintang
“rock” saat berkunjung ke Mesir, begitu besar antusiasme rakyat yang
menyambutnya. Seakan-akan Erdogan pemimpin Mesir, yang baru lahir, dan
membahagiakan begitu banyak rakyat Arab. Bahkan, populeritas Erdogan,
mengalahkan bintang ‘rock’ manapun di muka bumi ini, ketenarannya.
Erdogan tampaknya
memenangkan jajak pendapat, dan menjadi tokoh yang paling populer melalui media
online. Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, adalah tokoh yang menjadi
tokoh yang paling favorit versi Time, di tahun 2011 ini. Kesimpulan TIME itu
berdasarkan jajak pendapat yang diselenggarakannya. Erdogan mendapat 122.928
suara, sebagai tokoh paling berpengaruh di muka bumi di tahun ini. Selain
Erdogan, tokoh-tokoh yang menyainginya, di urutan tempat kedua Striker Barca
Lionel Messi mendapat hanya 60% dari suara (74.412).
Menurut editor The Wall
Street Journal, memperingatkan konsekuensi dari populeritas Erdogan sebagai
“Man of The Year” versi TIME, menyatakan, “Saya harap anda bisa membayangkan
apa konsekuensi kemenangan dalam jajak pendapat semacam ini akan menjadi
keinginan bagi seseorang menjadi Sultan, dan dengan berpartisipasi dalam
pemungutan suara ini, saya mengundang anda untuk tidak membiarkan lingkungan
ini berkembang,” ujarnya. Begitu takutnya kalangan media Barat.
Memang, Erdogan tidak
merahasiakan kekecewaannya terhadap Israel setelah serangan armada Gaza pada
tahun 2010.” Mungkin satu-satunya pemimpin dunia hanyalah Erdogan yang berani
mengecam dengan terang-terangan terhadap Zionis-Israel, dan bahkan membekukan
hubungan bilateral Turki-Israel.
Sementera itu, Steve
Jobs diurutan kelima sebagai tokoh terpopuler tahun ini, dan mendapatkan 30.047
suara. Senator Gabby di urutan kedelapan, di mana anggota kongres dari
Arizona,yang pulih dengan menakjubkan setelah ditembak di kepala pada Januari,
diurutan kesepuluh.
Memang Erdogan layak
menjadi tokoh paling populer di tahun 2011 ini, karena langkah-langkah
politiknya yang dramatis, dan mengubah peta politik dunia. Termasuk yang
menjadi kecemasan Barat, sikapnya yang keras terhadap Israel, sesudah Israel
menyerang kapal Mavi Marmara.
Satu-satunya pemimpin di
dunia Islam yang berada di barisan paling depan membela kepentingan Muslimin
adalah Erdogan. Tidak ada yang lain.
Ketika semua pemimpin
dunia Islam hanya bisa menjadi “pecundang” dan “begundal” Amerika Serikat dan
Israel, maka Erdogan berdiri dengan tegak, tanpa rasa rendah diri, berhadapan
dengan Amerika Serikat dan Israel. Itu sangat “clear” jelas. Bukan lagi isapan
jempol.
Erdogan bukan jenis
pemimpin yang hanya bisa mengolah kata-kata, dan hanya sekadar mencari simpati,
tetapi dia jenis pemimpin yang sangat berani mempertaruhkan segala yang
dimilikinya untuk membela kaum Muslimin. Mungkin ini terlalu berlebihan.
Tapi, sekadar catatan,
guna menyegarkan ingatan, dan sebagai gambaran posisi dan sikap Erdogan
terhadap kaum Muslimin, seperti ditunjukkan dengan langkah kebijakan yang
sangat jelas.
Diantaranya, ketika
Presiden Amerika George W.Bush akan melakukan invasi militer ke Irak, di tahun
2003, dan pasukan Amerika Serikat dan Nato, yang ingin menggunakan wilayah dan
pangkalan udara Turki, maka Erdogan sebagai Ketua Partai AKP, menggelar
pertemuan dengan parlemen, mensikapi langkah invasi militer Amerika Serikat dan
Nato ke Irak. Parlemen Turki yang didominasi Partai AKP, mayoritas menolak
pengunaan wilayah dan pangkalan udara Turki untuk menyerang Irak.
Erdogan dengan sangat
tegas menolak permintaan Presiden George Bush yang ingin melakukan invasi
militer ke Irak secara unilateral (sepihak). Karena tindakan Presiden Bush
dinilai akan membahayakan keamanan dunia. Invasi milter Amerika Serikat dan
Nato terhadap Irak membawa konsekwensi ketidakstabilan kawasan, yang mempunyai
dampak sangat luas, khususnya negara-negara di kawasan Teluk. Sampai sekarang.
Turki mengutuk keras
langkah agresi militer Israel ke Gaza, yang sangat menghancurkan, Desember,
2008. Sekalipun Turki merupakan sekuktu Israel. Ketika, Perdana Menteri Turki
Erdogan menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dan bertemu dengan
Presiden Israel, Shimon Peres dalam satu forum, tidak canggung, dan dengan nada
yang tinggi mengkritik pemimpin Israel itu, sebagai pelaku kejahatan, dan tidak
pernah mau mendengarkan. Sesudah itu Erdogan kembali ke negaranya, tanpa melanjutkan
pertemuan itu.
Erdogan melalui lembaga
NGO seperti IHH, membolisasi bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina di
Gaza, usai agresi militer Israel. Melakukan rekonstruksi kembali Gaza yang
hancur dan porak-poranda.Kebijakan Turki membantu bidang ekonomi, sosial, dan
kesehatan. Turki membangun rumah sakit di Gaza. Turki membantu finansiil bagi
pemerintahan Hamas yang diboikot oleh Israel, dan nyaris ambruk.
Tetapi, yang sangat
esensial bagi rakyat Palestina, terutama bagi mereka yang ada di Gaza, Erdogan
mempunyai komitmen yang kuat, membebaskan rakyat Palestina dari blokade Israel.
Membebaskan belenggu Israel. Karena blokade dan belenggu itu, tidak sesuai
dengan martabat kemanusiaan dan melanggar hak-hak dasar manusia.
Erdogan berbicara dengan
Presiden Barack Obama, agar bertindak adil, dan ikut menghentikan blokade
Israel terhadap Gaza, ketika Obama melakukan kunjungan ke Istambul, di awal
masa kepresidenannya. Erdogan meminta kepada Obama mengakui hak-hak berdaulat
rakyat Palestina.
Ketika, Israel menyerang
kapal Mavi Marmara, di perairan bebas, dan menyebabkan 8 orang warga negara
Turki tewas, pemerintah Turki mengutuk tindakan Israel. Ujungnya hubungan
bilateral antara Turki-Israel menjadi putus. Hubungan antara Turki-Israel,
sekarang ini sudah mencapai “zero” di semua tingkatan.
Begitu lembaga
multilateral (PBB) mengumumkan hasil penyelidikan terhadap insiden kapal Mavi
Marmara,yang terjadi Mei 2010, kemudian nampak PBB memihak Israel, maka langkah
Perdana Menteri Turki Erdogan, mengusir Duta Besar Israel dari Ankara, dan
memulangkan duta besar Turki dari Tel Aviv. Bahkan Turki menurunkan tingkat
hubungan diplomatiknya, yang hanya setingkat sekretaris dua, dan yang mewakili
kepentingan pemerintah Israel di Turki.
Turki memutuskan segala
bentuk hubungan kerjasama bilateral dengan Israel. Di bidang finansiil, ekonomi
dan perdagangan, kebudayaan, dan pertahanan. Turki mengakhiri kerjasama
dibidang industri pertahanan dengan Israel. Turki menolak latihan militer
bersama dengan Nato, karena keikut sertaan Israel dalam latihan itu.
Sekarang Erdogan berada
di Cairo, Mesir, di elu-elukan sebagai pahlwan dunia Arab. Tetapi, sejatinya
Erdogan bukan hanya pahlawan dunia Arab, tetapi Erdogan sebagai pembela kaum
Muslimin di dunia Islam.
Erdogan yang sekarang
berada di Cairo, dan saat berada di markas Liga Arab, di Cairo, menegaskan
dukungan terhadap berdirinya negara Palestina. “Sudah saatnya saudara-saudaraku
bangsa Palestina memproklamirkan negara Palestina”, ujarnya di depan sidang
para Menlu Liga Arab.
“Sekarang sudah saatnya mengibarkan bendera Palestina di Gaza, dan
bendera Palestina akan berkibar di PBB”, tambah Erdogan, yang mendapat tepukan
tangan panjang dari para Menlu Liga Arab. “Mari kita kibarkan bendera Palestina
di udara bebas, sebagai bentuk simbol keadilan dan perdamaian di Timur Tengah”,
tandasnya.
Dengan pernyataan yang
penuh emosional itu, akhirnya mengakhiri Turki dari isolasi dunia Arab. Selama
berbicara di depan para Menlu Liga Arab, Erdogan selalu menggunakan kata yang
sangat penuh familiar “brothers”. Inilah sebuah era baru, hubungan Turki dengan
dunia Arab.
Dibagian lain, Turki
yang berbatasan dengan Syria, langsung menampung puluhan ribu pengungsi, yang
menjadi korban kekejaman rezim Bashar al-Assad. Perdana Menteri Turki, Erdogan
juga mengirimkan Menteri Luar Negeri, Ahmed Davotuglu ke Damaskus, dan meminta
rezim Assad mengakhiri kekerasan, dan segera membentuk pemerintahan transisi.
Turki mengancam Bashar Al-Assad, jika tidak menghentikan kekejamannya, maka ia
akan bernasib seperti Gaddafi.
Saat situasi masih penuh
dengan ketidak pastian di Libya, Erdogan mempunyai sikap yang jelas, yaitu
mendukung kekuatan oposisi, dan membuka dialog langsung dengan Ketua Dewan
Transisi Nasional (TNC), Mustafa Jalil, dan mengakui sebagai wakil yang sah pemerintah
Libya yang baru.
Tentu, yang tidak kalah
penting, sikap dan pandangan Erdogan yang penuh dengan perhatian terhadap kaum
Muslimin, yaitu ketika terjadi krisis kemanusiaan di Somalia. Erdogan bersama
dengan keluarganya (isteri dan anaknya) dengan sejumlah menteri dan para
pemimpin Partai AKP, terbang ke Somalia, dan mengunjungi kamp pengungsi yang
sedang menghadapi sekarat.
Turki membuka kembali
kedutaannya di ibukota Somalia, Mogadishu, membangun rumah sakit, dan
membolisir para pengusaha dan orang kaya Turki membantu Somalia, dan terkumpul
dana $ 500 juta dollar. Ini adalah wujud keseriusan Turki dan Erdogan dalam
urusan kaum Muslimin.
Turki sebagai anggota
Nato ikut menyelamatkan Bosnia dan Kosovo, yang diamuk oleh Serbia, yang penuh
dengan kekejaman. Sekarang kawasan Balkan relatif stabil dan kaum Muslimin di
kawasan Balkan itu, bisa memulai hidup baru, dan mengembangkan kehidupan
mereka.
Dengan jumlah
penduduknya yang mencapai hampir 80 juta, yang mayoritas Muslim Sunni, Turki
yang dipimpin oleh Erdogan, mempunyai posisi yang sangat strategis di masa
depan bagi dunia Islam, dan terus memberikan akan insparasi. Saat di mana-mana
kaum Muslimin menghadapi hegemoni Amerika Serikat dan Israel, yang menjadi
ancaman nyata bagi masa depan mereka, Turki membuat kaum Muslimin mempunyai
hargai diri.
Sekarang Erdogan sedang melakukan ‘tour revolusi” ke
seluruh dunia Arab, dan ingin membangun poros baru, yang lebih bermakna
bagi perubahan, yang tidak lagi menjadi bergantung kepada para penjajah Barat
dan Israel. Erdogan layak menjadi pemimpin dunia Islam dan menyatukannya.
Wallahu’alam.
Turki adalah ‘bapak’ sekulerisme. Jendral Kemal At-Taturk, yang
menghancurkan Khilafah Turki Otsmani, mengubah sistem
pemerintahan kekhilafahan Islam, menjadi bentuk sistem republik yang sekuler.
Semua bentuk nilai-nilai agama dihancurkan dari ideologi dan struktur negara.
Hukum Islam diganti dengan hukum Eropa. Bahasa Arab diganti dengan bahasa
Turki.
Adzan pun harus
menggunakan bahasa Turki. Simbol-simbol Islam dilarang. Tidak boleh digunakan.
Agama tidak boleh lagi mendasari kehidupan. Al-Qur’an dan as-Sunnah dilarang
diajarkan. Para ulama diasingkan keluar Turki. Sampai sekarang Turki
konstitusinya tetap berdasarkan nilai sekulerisme.
Turki penduduknya 99
persen muslim sunni. Perjalanan panjang bangsa Turki sepertinya tak pernah
melupakan keyakinan yang pernah dimilikinya, Islam. Betapapun bangsa Turki
pernah menghadapi hantaman yang sangat keras dari sistem pagan, yaitu
sekulerisme. Perlahan-lahan agama kembali hidup, di hati bangsa Turki. Rentang
waktu sejak jatuhnya Khilafah Otsmaniyah di tahun 1924, dan bangkitnya kembali
prinsip-prinsip Islam, memang memerlukan waktu. Tapi, tidak sampai memerlukan
100 tahun. Islam mulai menampakkan sinarnya, di negara yang terbelah oleh selat
Borporus.
Sepertinya, kebanggaan
pada masa lalunya, yang penuh dengan kejayaan Islam, menjadi modal bangsa
Turki, bangkit kembali, dan menyinarkan kebangkitan Islam. Bangsa Turki
mewarisi masa lalu, sebagai bangsa besar, dan pernah memimpin dunia, ketika
negeri itu dibawah kekuasaan Khilafah Islam. Dan, berlangsung berabad-abad.
Maka, kepemimpin Turki di pentas global, khususnya bagi dunia Islam, mulai
terasa.
Sekarang, pertemuan,
konferensi, seminar internasional, dari pergerakan Islam, dan lembaga-lembaga
dunia, yang memiliki relasi dengan Islam, berlangsung. Konferensi yang
berkaitan dengan dunia Islam, seperti masalah Palestina, Afghanistan, Iraq,
Kurdi, Somalia, Sudan Selatan, pernah di gelar di Istambul, yang dulunya
merupakan pusat Kekaisaran Byzantium. Turki menjadi tempat ajang membicarakan
semuanya persoalan umat Islam.
Turki mempunyai
perhatian yang besar terhadap persoalan umat Islam. Sentakan yang sangat
mengejutkan masyarakat dunia, dan dunia Islam, ketika berlangsung Konferensi
Internasional, yang membahas ekonomi global, di Davos (Swiss), di mana Perdana
Turki Recep Tayyib Erdogan berhadapan dengan Presiden Israel Simon Perez,dan
mengkritik Simon Perez, serta mengatakan, ‘Anda tidak pernah mau mendengarkan’,
tegas Erdogan. Kemudian, dia meninggalkan konferensi itu, serta kembali ke
Istanbul. Erdogan dielukan-elukan rakyatnya seperti pahlawah.
Bangkitnya kembali Islam
di Turki, tak terlepas dari peran dua tokoh kunci, yaitu Perdana Turki, Recep
Tayyib Erdogan, dan Presiden Abdullah Gul. Keduanya secara perlahan-lahan
mengangkat kembali Islam, di ranah kehidupan. Pembelaannya jelas. Kedua tokoh
itu mampu berdialog dengan semuanya tokoh dunia. Tidak dalam posisi yang
‘rendah’, dan juga merasa ‘inferior’. Keduanya bisa berbicara dengan Obama,
David Brown, Engela Merkel, Sarkozy,dan Manuel Baroso, secara terhormat dan
didengarkan.
Negara muslim yang
pertama kali dikunjungi Barack Obama adalah Turki. Bukan Indonesia. Ini
hanyalah menggambarkan posisi Turki, yang penting di mata AS. Turki menjadi
anggota Nato, tapi Turki juga bisa menolak, ketika AS ingin menjadikan
pangkalan militer Turki untuk menyerang Irak, di zamannya Presiden George
Walker Bush. Negara yang jumlah penduduknya 77 juta jiwa ini, sekarang peranannya
sangat besar dalam percaturan politik global.
Melalui, Partai AKP yang
dalam pemilu 2007, memenangkan suara 46.7 persen, dan mendapatkan 440 kursi di
parlemen, Partai AKP, berhasil mengubah Turki menjadi ‘the center power’, yang
menghadapi dinamika dan perubahan global, serta Turki akan menjadi anggota Uni
Eropa. Kebangkitan Islam di Turki, berpengaruh sampai ke Balkan, dan Asia
Tengah, yang selama ini berada dibawah pengaruh Soviet.
Arus Islam terus mulai
merambah perlahan-lahan dalam kehidupan. Turki yang sampai sekarang masih
menganut sistem sekuler. Akhirnya, tak dapat menolak nilai-nilai dan simbol
Islam. Istana Dolmabache yang menjadi simbol kekuasaan di Turki itu, sekarang
dihuni oleh ibu negara, Hayrunnisa Gul, yang menggunakan jilbab. Jilbab telah
masuk istana Dolmabache. Jilbab yang diharamkan dalam sistem sekuler,
kenyataannya sekarang telah ada di istana. Hayrunnisa yang menikah dengan
Abdullah Gul, tahun l980 itu, sehari-hari dalam acara resmi, tidak pernah
meninggalkan jilbab. Adakah ini sebuah perubahan besar?
Bagaimanapun ini sebuah
perubahan. Istri seorang presiden yang masih menganut sistem konstitusinya
sekuler, sehari-hari menggunakan jilbab. Sebuah simbol Islam telah berada di
istana, yang konstitusinya melarangnya.
Tentu, tak kalah penting
lagi, Perdana Menteri Erdogan, yang merupakan tokoh utama dalam perubahan di
Turki, istrinya yaitu, Emine Erdogan, juga menggunakan jilbab. Emine yang nenek
moyang masih keturunan Arab ini, sekarang menjadi simbol muslimah Turki, selain
Hayrunnisa Abdullah Gul, yang menempati istana Dolmabache. Wanita-wanita
muslimah di Turki sekarang ini, mereka mengikuti Hayrunnisa dan Emine, yang
keduanya menjadi simbol bagi kebangkitan Islam di Turki.
Erdogan yang pernah
menjadi Walikota Istanbul, sejak tahun l994-l998 itu, berhasil menciptakan
perubahan besar bagi kehidupan rakyat di Istambul. Masjid-masjid kembali
semarak dan digunakan tempat shalat.
Perjuangan muslimah di
Turki, sangat luar biasa, mengembalikan ajaran Islam, yaitu menutup aurat
(al-Qur’an : An-Nur : 31). Dan, Pemerintahan Erdogan berusaha keras, melalui
perubahan undang-undang Turki yang sekuler itu, diubah, yang memungkinkan
dibebaskan seluruh kampus dan lembaga pemerintahan, agar wanita muslimah dapat
mengenakan jilbab.
Tapi, ini sebuah isu
yang sangat sensitip,karena selalu mendorong militer dan partai sekuler di
Turki, menolak, dan bahkan belakangan ini muncul konspirasi untuk menjatuhkan
Pemerintahan Erdogan, karena dituduh melakukan Islamisasi, yang akan
menghancurkan sistem sekuler, yang dibangun oleh Kemal At-Turk.
kemarin malam, 16 Juli
2016 Sebuah konspirasi besar terjadi turki benar benar di Kudeta, kudeta
tersebut dipimpin Kolonel Muharrem Kose , yang berakhir gagal. bahkan
Kose dikabarkan tewas dikeroyok para pendukung Presiden Turki Recep Tayyib
Erdogan dalam upaya menggagalkan kudeta.
Sebelum Erdogan muncul,
belum ada sama sekali rakyat yang berkumpul turun ke jalan-jalan. Mereka semua
hanya dalam posisi “menonton”.
Kemudian tampillah
Erdogan berbicara kepada rakyatnya melalui telepon /video/gambar ini segera
tersebar, dimana sang pemimpin dengan jelas meminta rakyat untuk turun melawan
kudeta. Situasi berubah 180 derajat, Semua rakyat turun memenuhi jalan-jalan
dan mengepung kendaran-kendaraan militer sehingga Kudeta gagal digerakkan.
Seperti dikutip dari
Daily Mail, Sabtu, 16 Juli 2016, seorang sumber mengungkapkan kematian perwira
menengah militer Turki tersebut. Seolah mencium rencana kudeta, pemerintah
Turki memecat Kose dari jabatannya di Departemen Penasihat Hukum Militer pada
Maret 2016, setelah diketahui sebagai jaringan Fethullah Gulen. Gulen merupakan
ulama Turki yang mengasingkan diri di Pennsylvania, Amerika Serikat. Ia musuh
politik terberat Erdogan. Dan kudeta tersebut gagal hanya dalam waktu 5 jam,
Sumber: www.eramuslim.com
http://islamedia.id/inilah-perbedaan-kondisi-sebelum-dan-sesudah-erdogan-memimpin-turki/ ERDOGAN 1
http://kataucapan.me/2016/07/18/siapakah-erdogan-sebenarnya-singa-islam/ ERDOGAN 2
http://islamedia.id/inilah-perbedaan-kondisi-sebelum-dan-sesudah-erdogan-memimpin-turki/ ERDOGAN 1
http://kataucapan.me/2016/07/18/siapakah-erdogan-sebenarnya-singa-islam/ ERDOGAN 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar