DI tengah perpecahan
umat Islam dewasa ini, nasihat guru Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Jawa
Timur, Kiai Ahmad Dairobi tiba-tiba menyentak umat Islam Indonesia.
“Diam-diam ternyata saya
menyukai semangat FPI dalam
memberantas kemunkaran. Saya tahu, kadangkala ada yang salah dalam aksi mereka.
Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding kesalahanku yang takut dan
tak peduli dengan kemunkaran yang merajalela.
Diam-diam ternyata saya
menyukai semangat dan ketulusan Jamaah
Tabligh dalam meramaikan shalat berjemaah di masjid. Saya tahu, kadangkala
ada yang salah dalam tindakan sebagian mereka. Namun, kesalahan mereka tidaklah
seberapa dibanding kesalahanku yang tidak melakukan apa- apa saat tetanggaku
banyak yang tidak shalat.
Diam-diam ternyata saya
menyukai semangat Hizbut Tahrir
dalam membangun khilafah. Saya tahu, ada yang salah dalam sebagian konsep
khilafah mereka. Namun, kesalahakanku yang tak mau berbuat apa-apa untuk
penegakan syariat Islam, jauh lebih besar daripada kesalahan mereka.
Diam-diam ternyata saya
menyukai cara berpolitik orang-orang PKS.
Saya tahu, mereka banyak dihuni oleh tokoh-tokoh di luar Nahdlatul Ulama; dan
yang namanya partai politik pasti cukup banyak kesalahan oknum mereka. Namun,
kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding kesalahanku memilih partai yang
cenderung sekuler dan anti penerapan syariat Islam.
Bahkan, diam-diam
ternyata saya juga suka dengan keberanian Al-Qaidah
dalam melawan kezaliman politik Amerika dan Israel. Aku tahu, mereka melakukan
beberapa kesalahan, tapi kesalahanku yang tidak peduli dengan nasib umat Islam
jauh lebih besar daripada kesalahan mereka.
Dan, dengan
terang-terangan saya menyatakan sangat mengagumi Nahdlatul Ulama.
Yakni, NU yang sesuai
dengan pandangan Hadratussyekh Kyai Hasyim Asy’ari.
Bukan NU yang menjadi
kendaraan politik.
Bukan NU yang dipenuhi
kepentingan pragmatis.
Bukan NU yang menjadi
pembela Syiah dan Ahmadiyah.
Bukan NU yang melindungi
liberalisme.
Dan, Bukan NU yang
menjadikan Rahmatan Lil Alamin sebagai justifikasi untuk ketidakpeduliannya
terhadap perjuangan penegakan syariat Islam.
“Niat saya, agar antar
gerakan Islam saling menjaga ukhuwah. Jangan sampai ashobiyyah dan fanatik buta pada organisasi
masing-masing menutup pintu kebaikan
kelompok lain.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar