Menurutku dari beberapa
sumber (Buku, Internet dan Diskusi dengan Ahli) yang saya gali, pada hakikatnya
tidaklah sesat.
Bagiku beliau ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Beliau lahir dengan
pemikiran yang melampaui jamannya, jauh lebih maju.
2. Beliau hendaknya
tidak menyampaikan sebuah konsep Ketuhanan dan Eksoterik Islam kepada orang
orang yang belum cukup kapasitasnya, sehingga akan menimbulkan banyak distorsi
keilmuan.
3. Sebagai seorang
Mujadid (Pembaharu) hendaknya sebuah perbaikan atau konsep baru terhadap pola
pemikiran disampaikan dengan sikap yang Kooperatif dan melebur terlebih dahulu,
namun hal ini sungguh sulit bagi seorang Ulama dan Sufi yang sudah meninggalkan
keduniawian.
4. Secara konseptual,
secara diksi dan Redaksi sepertinya masih terlalu berat untuk dipahami untuk
ukuran orang jaman dahulu bahkan hari ini. - Kesederhanaan dalam Redaksi dan
penyampaian.
5. Beliau adalah seorang
sosok Ulama yang sangat mendalam Ma'arifatullah (Pengenalan konsep Ketuhanan)
nya. Sehingga dapat kita pahami betapa sulitnya menyampaikan " Pesan
Ilahiyah" yang dasarnya keheningan (Wening) kepada bahasa Amma (Umum).
6. Kasus Syeikh Siti
Jenar murni adalah kasus Politik Demak Bintara, bukan kasus Tauhiid atau
Aqidah, walau Demak akhirnya memakai isue Agama untuk membungkam mulut serta
pergerakan Dawah Syeikh Siti Jenar (Syeikh Lemah Abang).
Orang orang seperti
beliau jangankan untuk jamannya, saat ini saja banyak yang belum sanggup
memahami kedalaman makna dan hikmahnya, bahkan banyak yang cendrung ter
provokasi dengan Film film Wali Songo yang dibuat dengan tujuan tertentu
politik saat itu.
Banyak manusia yang
menilai orang lain dengan dasar yang sangat lemah, yaitu Dasar katanya.....
(Susanto Salim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar