Puasa
ternyata bukan hanya dilakukan oleh manusia, tetapi juga dilakukan oleh
binatang. Beberapa jenis binatang, seperti unta, buaya, kura-kura, ayam betina,
ular dan ulat juga berpuasa tidak makan dan minum. Bahkan mereka bisa kuat menahan
lapar dan haus sampai berbulan-bulan lamanya. Namun hakekat dan
tujuannya masing-masing berbeda.
Di beberapa wilayah tropis yang
ekstrem, adanya musim kemarau panjang yang membuat sungai, danau, dan tanaman
menjadi kering. Dengan berkurangnya sumber makanan, binatang di daerah tropis
pun menyesuaikan diri dengan berpindah tempat, berpuasa, bahkan ada yang
bersifat kanibal (memakan "sesamanya" yang lebih lemah).
Untuk beradaptasi terhadap perubahan
musim dan potensi kekurangan sumber makanan, Allah SWT melengkapinya dengan
kemampuan untuk berpuasa.
Puasa pada musim dingin disebut dengan istilah hibernasi (tidur
panjang pada musim dingin). Binatang-binatang yang melakukan hibernasi antara
lain adalah: anjing laut, singa laut, penguin, ulat
bulu, dan sebagainya. Detak jantung mereka berjalan lambat hingga 2%
dibandingkan dengan detak jantung pada saat normal. Konsumsi oksigen mereka pun
berkurang hingga 3% dari konsumsi normal.
Sebaliknya, di daerah dengan musim panas dan kering yang
berkepanjangan, binatang-binatang di sekitarnya juga berpuasa. Selain karena
langkanya sumber makanan, juga menghindari terjadinya dehidrasi (kekurangan
cairan). Puasa pada musim panas disebut dengan istilah aestivasi (tidur panjang pada musim panas). Binatang-binatang
yang berpuasa pada musim panas, seperti buaya, ular,
serangga, bekicot, keong, katak, kepiting, dan capung. Ada yang berpuasa
beberapa hari saja, tapi ada pula yang berpuasa hingga enam tahun, seperti
keong.
Beberapa hewan yang melakukan puasa dengan kondisi, kemampuan
dan tujuan yang berbeda, antara lain sebagai berikut:
1. Unta.
Unta
merupakan hewan yang sangat mengagumkan, ia memiliki daya tahan tubuh yang
sangat luar biasa. Unta mampu bertahan hidup dalam kondisi ekstremdalam
perjalanan menyusuri gurunberatus-ratus kilometer tanpa makan dan minum.
Unta
memiliki cadangan makanan yang berada di punuknya. Bagian tubuh tersebut
menyimpan sekitar 40 kg cadangan lemak yang bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu.
Tidak heran jika Unta mampu berpuasa hingga delapan hari tanpa makan dan minum.
Lemak yang terletak di punuk ini diambil sedikit demi sedikit hingga hewan ini bisa kehilangan berat tubuhnya. Jika punuknya mengecil, artinya persediaan makanan unta sudah mulai menampel.
Lemak yang terletak di punuk ini diambil sedikit demi sedikit hingga hewan ini bisa kehilangan berat tubuhnya. Jika punuknya mengecil, artinya persediaan makanan unta sudah mulai menampel.
2. Buaya.
Buaya merupakan reptil liar yang memiliki rekor sangat
mengangumkan dalam menahan untuk tidak makan dan tidak minum
Buaya biasanya dapat
bertahan hidup tanpa makan dan minum selama beberapa bulan. Dalam beberapa
kasus ekstrim, buaya bisa bertahan hidup selama tiga tahun lamanya puasa tanpa makanan. Menakjubkan!.
3.
Bekicot.
Bekicot adalah binatang yang makan
makanan dari lumut dan dari daun-daun yang gugur. Ketika musim kemarau, dimana
pohon-pohonan pada mongering maka bekicot akan melakukan
hibernasi (tidur panjang tanpa makan dan minum) selama satu musim.
4. Beruang.
Beruang merupakan salah satu mamalia yang tergolong ordo
carnivora. Di musim dingin, beruang dapat melalukan kebiasaan abadinya yaitu
hibernasi (tidur sepanjang musim) dan akan terbangun jika dia merasa lapar.
Meski tidak hibernasi sekalipun, beruang mampu bertahan tidak
makan dan minum selama 10 minggu atau kurang lebih 3 bulan.
5. Kukang.
Kukang juga merupakan hewan yang sering melakukan puasa. Hal
ini dilakukan karena kukang merupakan hewan pemalas dan lebih suka tidur
seharian tanpa makan dan minum meski suasana disekitarnya bising.
Bisa dikatakan bahwa sebenarnya puasa yang dilakukan kukang lebih disebabkan oleh sifatnya yang pemalas.
Seekor kukang baru akan bangun dari
tidurnya untuk mencari makan jika ia sudah benar-benar merasa lapar. Namun, setelah ia
merasa kenyang dengan hasil makannya, kukang pun akan kembali tidur dan
berpuasa kembali.
6. Ayam Betina.
Ayam betina melakukan puasa setiap
kali mengerami telurnya selama 3 minggu. Dengan berpuasa suhu badan ayam akan
meningkat sehingga telur yang dierami dapat menetas menjadi anak-anak ayam.
Selama puasa, ayam betina dengan
sabar mengerami telur-telurnya hingga ia tidak bisa beraktivitas, seperti
makan, minum, hingga membersihkan diri di bawah terik matahari. Ia harus tetap
konsisten memberikan kehangatan kepada telur-telurnya sampai menetas.
Bila sang induk tidak sabar
menjalani proses tersebut, telur-telur itu akan busuk dan, anak ayam yang
dinantikannya akan mati.
7. Ikan Mujahir.
7. Ikan Mujahir.
Ikan Mujair ketika sedang beranak, dia
memelihara dan menjaga anaknya dengan menyimpannya didalam mulut. Dalam
melindungi anaknya ikan mujair berpuasa, walaupun didepan mulutnya ada makan,
ditahannya seleranya, dia berpuasa.
8. Ular.
Ular melakukan puasa ketika ia telah berhasil menyantap
mangsa yang lebih besar dari dirinya. Ular berpuasa bisa mencapai waktu dua
sampai tiga minggu. Tujuannya adalah menjaga agar proses pencernaan tetap
berjalan stabil.
Saat berpuasa penuh, biasanya ular tidak akan melakukan aktivitas apa-apa. Ular hanya akan bersembunyi dan berdiam diri saja, walaupun di depan matanya melintas kodok, ayam dan burung ia tetap tak mau memangsanya. Dan saat itulah ular mengalami proses biologi yang kita kenal dengan proses ganti kulit.
Ular akan mengganti kulitnya yang tua dan kusam, dan berubah
menjadi kulit yang segar. Namun, setelah masa puasa berakhir, dan mendapatkan
kulit baru, sang ular tampil menjadi makhluk yang lebih sehat, lebih kuat dan
energik. Ia akan lebih ganas, dan
aktif dalam mencari mangsa.
9.
Ulat.
Ulat adalah hewan yang mengalami metamorphosis
(perubahan bentuk). Dalam proses metamorfosis itu ulat melakukan puasa
lebih kurang 14 hingga 16 hari berada dalam kepompong yang kemudian berubah
menjadi kupu-kupu.
Hasil akhir dari metamorphosis bagi ulat adalah keluar dari kepompong dengan wujud yang sama sekali berbeda menjadi binatang bersayap indah rupawan yaitu kupu-kupu.
Ulat yang awalnya menjijikan dan dikenal sebagai perusak tanaman tersebut, berubah menjadi kupu-kupu yang anggun dengan sayap yang berwarna-warni, juga bermanfaat bagi penyerbukan bunga.
------------
Di antara sekian banyak puasa hewan yang dapat kita ambil
pelajaran agar puasa kita mencapai derajat takwa, ialah puasanya ULAR dan
puasanya ULAT.
PUASA ULAR
Agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu
yang harus dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala.
Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus berpuasa tanpa
makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah puasanya tunai, kulit luar terlepas
dan muncullah kulit baru.
Hikmahnya:
1. Wujud ular sebelum dan sesudah puasa
tetap sama.
2. Makanan ular sebelum dan sesudah puasa
tetap sama.
3. Cara Bergerak sebelum dan sesudah puasa
tetap sama.
4. Tabiat dan Sifat sebelum
dan sesudah puasa tetap sama.
PUASA ULAT
Ulat termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang
waktunya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan
perubahan dengan cara berpuasa. Puasa yang benar-benar dipersiapkan untuk
mengubah kualitas hidupnya. Karenanya ia asingkan diri, badannya dibungkus
rapat dan tertutup dalam kokon sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa
nafsu makannya.
Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon
seekor makhluk baru yang sangat indah bernama kupu-kupu.
Hikmahnya:
1. Wujud ulat sesudah puasa berubah
menjadi kupu-kupu (indah mempesona)
2. Makanan ulat sesudah puasa berubah mengisap
madu
3. Cara Bergerak ketika masih jadi ulat
menjalar, setelah puasa berubah terbang di awang-awang.
4. Tabiat dan Sifat berubah
total.
Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun.
Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan
tumbuhan dengan cara membantu penyerbukan bunga.
Kesimpulan:
Apabila puasa yang dilaksanakan tidak membawa perubahan
menuju kepada derajat yang lebih baik yaitu taqwa, maka puasa itu tak ubahnya
seperti puasanya ular. Tetapi apabila puasa itu dilakukan seperti
puasanya ulat yang membawa perubahan menjadi kupu-kupu yang indah mempesona
dapat terbang dan mengsihap sari pati bunga, maka itulah tujuan puasa agar
menjadi bertaqwa.
Agar kita dapat berpuasa seperti kupu-kupu maka kita harus
mengetahui hakekat puasa, yaitu mengendalikan diri terhadap dorongan-dorongan
nafsu yang datang dari dalam maupun dari luar.
Nabi Muhammad SAW
bersabda, ”Puasa itu bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan
minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala
perbuatan sia-sia serta menjauhi perbuatan yang kotor dan keji.” (HR.
Al-Hakim)
Untuk menjaga kekhusukan ibadah puasa,
Imam Al-Ghazali mengingatkan agar kita menjaga empat hal, yaitu: Lisan,
Pendengaran, Penglihatan, dan seluruh anggota badan dari perbuatan sia-sia,
serta dari perbuatan yang keji dan kotor.
Semoga ibadah puasa kita mampu menghijrahkan diri kita agar
semakin. Amin YRA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar