Alkisah seorang Konglomerat telah menulis satu surat wasiat :
"Barang siapa yang dapat menjagaku di dalam kubur setelah Aku mati nanti
akan kuwarisi separuh dari harta peninggalanku".
Lalu ditanyakanlah hal itu pada anak-anaknya apakah mereka
sanggup menjaganya di dalam kubur nanti. Namun anak-anaknya menjawab,
"Mana mungkin kami sanggup menjagamu wahai ayah karena pada masa itu
ayahpun sudah menjadi mayat".
Selang keesokan harinya dipanggillah semua adik-adiknya dan
beliau berkata, “Wahai adik-adikku sekalian sanggupkah kamu menjaga aku setelah
aku mati nanti selama 40 hari bersamaku di dalam kubur? nanti aku akan memberi
setengah daripada hartaku kepada di antara kamu yang sanggup bersamaku. Dan
adik-adiknya pun menjawab, “Wahai abangku, adakah engkau sudah gila mana
mungkin ada manusia yg sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.”
Lalu dengan sedih Konglomerat tersebut memanggil ajudannya untuk
mengumumkan penawaran istimewanya itu ke seantero negeri. Akhirnya sampai
jugalah pada hari di mana konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah.
Kuburnya telah dihiasi dg megah laksana sebuah peristirahatan
termewah yg pernah ada dg semua perlengkapannya. Pada waktu yang hampir
bersamaan seorang Tukang kayu yang sangat miskin telah mendengar akan wasiat
tersebut lalu diberitahu kepada isterinya apakah dia perlu mengambil kesempatan
ini untuk menjadi kaya.
Isterinya berkata, “Wahai suamiku, apalah artinya menjaga mayat
tersebut selama 40 hari dibandingkan kerjamu ketika menebang kayu di dalam
hutan dan bertemu dg harimau dan hantu penunggu hutan. Tukang kayu tersebut
dengan tergesa-gesa segera datang ke rumah konglomerat tersebut untuk
memberitahukan kepada ahli waris konglomerat tersebut akan kesanggupannya.
Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah Sang Konglomerat, Si
Tukang kayu itu pun ikut turun ke dalam liang lahat bersama kapaknya.
Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area
pemakaman tsb, maka datanglah Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur
tersebut. Si Tukang kayu menyadari siapa yang datang maka Ia segera agak
menjauhkan diri dari mayat konglomerat tersebut. Terbetik di fikirannya bahwa
sudah tiba saatnya Sang konglomerat tersebut akan diinterogasi oleh Mungkar dan
Nakir.
Tetapi yg terjadi malah sebaliknya, Mungkar dan Nakir malah
menuju ke arahnya dan bertanya "Apa yang kau buat di sini" ?. Aku
menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah harta
wasiatnya" jawab si Tukang kayu.
"Apa harta yang ada pada kau sekarang"? lanjut
Mungkar-Nakir. "Aku cuma memiliki sebatang kapak ini saja untuk mencari
rezeki" timpal si tukang kayu. Kemudian Mugkar-Nakir bertanya lagi
"Dari mana kau dapat kapak ini" ?. "Aku membelinya" balas
si tukang kayu. Lalu pergilah Mungkar dan Nakir di hari pertama dari dalam
kubur tersebut.
Hari kedua Mereka datang lagi dan bertanya "apa yang kau
buat dengan kapak ini"?. "Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu
bakar untuk dijual" sergah tukang kayu.
Di hari ketiga di tanya lagi "Pohon siapa yang kau tebang
dengan kapak ini?. "pohon itu adanya di hutan belantara jadi ngak ada yg
punya" timpalnya. "Apa Kau yakin" lanjut malaikat. Kemudian mereka
menghilang dan datang lagi di hari ke empat.
Kemudian mereka bertanya lagi "Adakah kau potong pohon
tersebut dengan kapak ini dg ukurannya dan beratnya yg sama untuk dijual?.
"Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata"
tegas tukang kayu. Begitu terus yg dilakukan malaikat Mungkar Nakir datang dan
pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah dan yg ditanyakan masih berkisar
dg kapak tersebut.
Di hari terakhir yang ke 40, datanglah Mungkar dan Nakir sekali
lagi bertemu dengan Tukang kayu tersebut. Berkata Mungkar dan Nakir "hari
ini aku akan kembali bertanya soal kapak ini". Belum sempat Mungkar dan
Nakir bertanya, si Tukang kayu tersebut malahan dg segera melarikan diri ke
atas dan membuka pintu kubur tersebut.
Ternyata di luar sdh banyak orang yg menantikan kehadirannya
untuk keluar dari kubur tersebut. Namun si Tukang kayu tersebut dengan
tergesa-gesa keluar dan meninggalkan mereka semua dan sambil berkata ambillah
semua bagian harta wasiat tersebut oleh kalian karena aku sudah tidak
menginginkannya lagi.
Sesampai di rumahnya lalu si isteri berkata wahai suami ku, di
manakah setengah harta peninggalan konglomerat tersebut. Maka si Tukang kayu
menjawab "Aku tidak menginginkannya lagi, di dunia ini harta yg kumiliki
padahal cuma semata kapak ini, tapi malaikat Mungkar dan Nakir sampai 40 hari
yg mereka tanyakan dan persoalkan masihlah saja di seputar kapak ini. Bagaimana
jadinya kalau hartaku begitu banyak...entah berapa lamanya dan bagaimana Aku
menjawabnya"
---
Sahabat Rasulullah saw yg paling kaya ialah Abdul Rahman bin Auf
ra. Beliau dikatakan adalah sahabat yang paling terakhir masuk surga karena
lamanya masa yg digunakan untuk menghisab beliau, seperti dari riwayat Aisyah
ra yg pernah mendengar Rasullullah SAW bersabda "Kulihat Abdurrahman
bin’Auf masuk surga dengan perlahan-lahan (merangkak)!” (HR Bukhari)
Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau
bersabda, "Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat,
hingga ia ditanya tentang 5 perkara yaitu: (1) UMURNYA, untuk apa saja ia
habiskan; (2) MASA MUDANYA, bagaimana ia pergunakan; (3) HARTANYA, darimana ia dapatkan;
(4) HARTANYA, kemana saja ia belanjakan; dan (5) ILMUNYA, sejauh mana ia
amalkan" (HR. Turmudzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar