Jumat, 07 Juli 2017

Three Magic Words

Tiga kata ajaib membangun kepribadian hebat
*****
Di sebuah pesta perpisahan sederhana seorang direktur sebuah perusahaan, diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan dan kesan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun.
Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan.
Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari *seorang office boy* yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.
Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut..
*Yang terhormat Pak Direktur…*
Terima kasih karena bapak telah mengucapkan kata *‘tolong’*, setiap kali bapak *memberi tugas* yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya.
Terima kasih Pak Direktur karena bapak telah mengucapkan *‘maaf’*, saat bapak menegur, mengingatkan dan berusaha *memberitahu setiap kesalahan* yang telah saya perbuat karena bapak ingin saya mengubahnya menjadi kebaikan.
Terima kasih Pak Direktur karena bapak selalu mengucapkan *‘terima kasih’* kepada saya atas *hal-hal kecil* yang telah saya kerjakan untuk bapak.
Terima kasih Pak Direktur atas *semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya* sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan.
Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya.
Terima kasih sekali lagi. Semoga Allah meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin.
Setelah sejenak keheningan
menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan.
Diam-diam Pak Direktur *mengusap genangan airmata* di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan *setia melayani kebutuhan* seluruh isi kantor.
Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya *begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti* bagi orang kecil seperti si office boy tersebut.
Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.
*Tiga kata ‘terima kasih‘, ‘maaf‘, dan ‘tolong' adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif.*
Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan?
Sebenarnya secara tidak langsung telah *menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa* sosok manusia yang mengucapkannya.
Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.
Pemimpin bukan sekadar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada *sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan* yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.
Tentu kita semua perlu membiasakan mengucapkan tiga kata pendek tersebut dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan.
Dengan mampu menghargai orang lain, minimal kita telah *menghargai diri kita sendiri*.
*****

1 komentar:

  1. Bran Tas @ Bukan soal plagiatnya yg membuat netizen geram ke afi.. netizen mungkin bisa memaklumi itu... yang membuat netizen geram karena tulisan yg afi post itu berpotensi meracuni aqidah umat islam dengan pemahaman liberalisme-pluralisme.

    deka @ Afi, sy harus akui kamu ini anak cerdas
    Kamu sangat potensial
    Pengalaman pahit itu smg menjadikanmu tambah matang
    Belajar dan belajarlah lebih banyak lagi
    Belajarlah memahami makna toleransi yang sesungguhnya
    Kebhinekaan adalah keniscayaan
    Tidak menghargai pendapat dan keyakinan orang lain …
    justru mrpk bentuk penolakan thd kebhinekaan
    dan itu adalah intoleran.

    Bersemangatlah
    Teruslah berkarya
    Kamu akan tumbuh lebih cepat


    BalasHapus