(Kisah Hikmah)
Tentara musuh memasuki sebuah desa.
Mereka menodai kehormatan seluruh wanita di desa itu, kecuali
seorang wanita yang selamat dari penodaan. Ia melawan, membunuh dan
kemudian memenggal kepala tentara yang akan menodainya.
Ketika seluruh tentara sudah pergi
meninggalkan desa itu, para wanita malang semuanya keluar dg busana
compang-camping, meraung, menangis dan meratap, kecuali satu orang wanita tadi.
Ia keluar dari rumahnya dg busana
rapat dan bersimbah darah sambil menenteng kepala tentara itu dg tangan
kirinya.
Para wanita bertanya: "Bagaimana
engkau bisa selamat dari bencana ini?"
Ia menjawab: "Bagiku hanya ada
satu jalan keluar. Berjuang membela diri atau mati
dalam menjaga kehormatan."
Para wanita mengaguminya, tetapi
kemudian rasa was-was merambat dalam benak mereka. Bagaimana nanti jika para
suami menyalahkan mereka gara-gara wanita pemberani ini.
Mengapa kalian tidak membela diri seperti wanita itu?"
Kekaguman pun berubah perlahan menjadi
ketakutan. Dan dikala lalai, seperti dikomandoi, para wanita menyerang wanita
pemberani itu, mereka membunuhnya.
Membunuh kebenaran agar
dapat bertahan hidup dalam aib,
dalam kelemahan.
Beginilah keadaan kita saat ini...
Orang-orang yang rusak dan para
pendosa, mencela, mengucilkan, menyerang dan bahkan membunuh
orang-orang mulia agar mereka tidak menjadi saksi bagi kerusakan dan keburukan,
agar hidup terlihat berjalan baik walau dalam kehinaan.
Tentukan di sisi mana kita berdiri !!!
(Kiki Syahnakri).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar