Mantan presiden India, DR. Abdul Kalam berkisah:
“Waktu aku masih kecil, ibuku memasak makanan untuk kami.
Suatu malam ibu membuat makan malam setelah seharian bekerja keras. Ibu meletakan sepiring ‘sabzi’ dan roti yang gosong didepan Ayahku.
Aku menunggu untuk melihat apakah ada respon negatif terhadap roti gosong itu.
Ternyata Ayahku tenang saja makan rotinya dan bertanya padaku bagaimana hari-hari disekolah.
Aku tidak ingat apa yang kukatakan padanya malam itu, tapi aku ingat, aku mendengar Ibu meminta maaf kepada Ayah atas roti yang gosong itu.
Aku tak akan pernah lupa yang ayah katakan pada ibu:
“Sayang, aku sesekali kadang suka roti gosong”.
Malamnya, aku mencium Ayah. Sebelum mengucapkan selamat malam, Aku bertanya apa Ayah benar-benar menyukai rotinya yang gosong.
Ayah memelukku:
“Ibumu melalui hari yang berat dengan pekerjaan hariannya, dari bangun sampai tidur lagi dan ibu tentu benar-benar lelah."
"Roti gosong tidak pernah menyakiti siapapun. Kata-kata kasarlah yang akan menyakiti,” sambung ayahku.
“Kau tahu nak... hidup ini penuh dengan hal-hal yang tidak sempurna dan orang-orang yang tidak sempurna.
Ayahpun bukan lelaki sempurna, dan telah belajar menerima ketidak sempurnaan itu”.
*****
Sahabat sekalian, hidup itu sangat singkat. Kebersamaan dengan keluarga juga tidak akan lama. Jaga setiap kata dan laku kita supaya jangan menyakiti orang-orang tercinta kita.
Dan mari kita sama-sama bertekad disisa usia ini untuk menghargai jerih payah orang-orang tercinta, terutama istri yang jarang menerima pujian dan ucapan terimakasih dari kita.
Rasulullah bersabda, "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap istrinya" (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Wassalam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar