Rabu, 16 Oktober 2024

Daftar Istilah (Klandestin)

Siluet adalah representasi visual dari suatu objek, tokoh, atau bentuk yang ditampilkan dalam bentuk bayangan hitam pekat terhadap latar belakang yang lebih terang. Bayangkan ketika kamu melihat bayanganmu di dinding saat terkena sinar matahari, itulah contoh sederhana dari siluet.

Paragraf ini terdiri atas 6 kalimat, semua kalimat membicarakan soal sampah atau topiknya “Masalah Sampah”.

Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf.

Penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengandung keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.

Paragraf ini terdiri atas kalimat, semua kalimat membicarakan soal sampah atau topiknya “Masalah Sampah”.Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf.

Pengait Paragraf Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa: Ungkapan penghubung transisi,

Beberapa kata transisi :

- Hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, dll.

- Hubungan pertentangan : akan tetapi, namun, bagaimanapun, dll.


Representasi visual dari suatu objek, tokoh, atau bentuk yang ditampilkan dalam bentuk bayangan hitam pekat terhadap latar belakang yang lebih terang. Bayangkan ketika kamu melihat bayanganmu di dinding saat terkena sinar matahari, itulah contoh sederhana dari siluet.


****

Daftar Istilah Intelijen 

1.     Intelijen adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan tertutup oleh sebuah lembaga, dengan cara mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk mendeteksi dan mengantisipasi ancaman potensial terhadap stabilitas dan keamanan suatu entitas. Ancaman tersebut bisa berasal dari individu, kelompok, maupun negara.

2.    Kegiatan intelijen adalah serangkaian kegiatan dalam lingkup intelijen yang dilakukan secara rutin atau berkala, seperti pemantauan situasi, pengumpulan informasi, dan analisis data. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang suatu isu atau ancaman, serta memberikan dukungan informasi bagi pengambil keputusan. Contoh: Melakukan pemantauan media sosial untuk mengidentifikasi tren opini publik, mengumpulkan informasi tentang aktivitas kelompok teroris, atau menganalisis laporan intelijen dari berbagai sumber.

3.      Operasi intelijen adalah serangkaian kegiatan dalam lingkup intelijen yang lebih spesifik, terencana, dan terfokus pada tujuan tertentu, seperti mengumpulkan informasi rahasia, menetralisir ancaman, atau mempengaruhi kebijakan suatu negara. Operasi intelijen biasanya memiliki tenggat waktu yang jelas dan melibatkan sumber daya yang signifikan. Contoh: Melakukan penyadapan komunikasi target ancaman potensial, penetrasi ke dalam organisasi lawan, atau melakukan serangan siber untuk melumpuhkan infrastruktur musuh.

4.     Klandestin (clandestinemerupakan kata sifat yang menggambarkan suatu kegiatan yang dilakukan secara diam-diam, tersembunyi, atau rahasia karena berkaitan dengan kegiatan terlarang atau melanggar hukum.

5.  Operasi Klandestin adalah operasi intelijen yang dilaksanakan dengan tingkat kerahasiaan yang tinggi, yakni menyembunyikan identitas pelaku, tujuan, serta keberadaan operasi itu sendiri. Operasi ini mengandung konsekuensi risiko yang tinggi, karena dilakukan dengan cara-cara yang melanggar hukum, seperti mencuri informasi rahasia, sabotase, pembunuhan, penculikan, atau mempengaruhi kebijakan negara lain. Ringkasnya, operasi klandestin adalah operasi yang sangat rahasia, di mana semua aspek operasi disembunyikan.

6.    Penyelidikan adalah serangkaian kegiatan sistematis dalam upaya untuk mencari dan mengumpulkan informasi tentang segala hal yang berpotensi menimbulkan bahaya atau kerugian terhadap stabilitas dan keamanan.

7.      Pengamanan adalah serangkaian kegiatan sistematis dalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi segala bentuk ancaman atau bahaya yang berpotensi menimbulkan kerugian terhadap stabilitas dan keamanan. 

8.   Penggalangan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dalam upaya untuk mempengaruhi, mengubah, atau memperkuat keyakinan, sikap, perilaku, atau kondisi tertentu. Kegiatan ini juga sering disebut sebagai kegiatan cipta kondisi, ditujukan terhadap sasaran individu, kelompok, organisasi, atau negara. Bentuk penggalangan intelijen antara lain propaganda, kampanye hitam, rumor, disinformasi, destabilisasi, intimidasi, dan teror.

9.   Agen intelijen adalah individu yang dilatih secara khusus untuk melaksanakan tugas-tugas intelijen secara tertutup atau rahasia, seperti spionase, sabotase, teror, penculikan, provokasi, atau mempengaruhi kebijakan pihak lawan. Agen diperoleh melalui proses perekrutan dan pelatihan secara khusus dan rahasia oleh suatu badan intelijen.

10.   Informan adalah individu yang karena kedudukannya, dia mempunyai akses terhadap sasaran sehingga dapat memberikan informasi kepada petugas intelijen secara sukarela ataupun karena alasan tertentu. Motif informan seringkali adalah imbalan finansial, namun terkadang ada motif lain yaitu ideologi, politik, perlindungan, atau balas dendam.

11.   Jaring agen adalah suatu jaringan yang terdiri dari beberapa agen dan informan intelijen yang saling terhubung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Jaring agen diorganisasikan dan bekerja dibawah pengontrolan dan pengendalian secara langsung oleh seorang pengendali (handler), atau tidak langsung melalui agen utama.

12.  Oposisi adalah sesuatu yang dapat menjadi penghambat atau penghalang terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan atau operasi intelijen. Dalam dunia intelijen terdapat tiga jenis oposisi, yaitu: oposisi aktif, oposisi pasif, dan oposisi pembantu. Ketiganya menjadi faktor penghambat dan ancaman bagi kelangsungan kegiatan agen klandestin.

13. Safe House (SH) atau tempat aman adalah suatu tempat yang keberadaannya relatif aman dari pantauan pihak oposisi atau lawan. Safe house dipilih untuk dijadikan sebagai basis operasi yang aman bagi mereka untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi misi-misi rahasia.

14.   Infiltrasi merupakan kegiatan penyusupan agen intelijen ke dalam suatu wilayah tempat keberadaan target operasi. Agen yang melakukan infiltrasi akan menghadapi berbagai tantangan dan risiko dari oposisi atau pihak lawan yang berupaya menggagalkan misi dan membahayakan keselamatannya.

15.   Penetrasi adalah kegiatan penyusupan agen intelijen ke dalam suatu organisasi target dengan tujuan untuk mendapatkan informasi strategis, atau mempengaruhi kebijakannya.

16. Kedok (cover), adalah sesuatu yang digunakan oleh seorang agen intelijen untuk menyembunyikan identitas asli atau tujuan sebenarnya dari pihak oposisi. Kedok bisa berupa penampilan fisik, perilaku, atau bahkan identitas palsu. Tujuan utama kedok adalah memungkinkan agen untuk beroperasi di wilayah lawan tanpa terdeteksi.

17. Konselmen (concealment) adalah suatu tindakan menyembunyikan atau melindungi keberadaan sesuatu, baik orang, benda, atau tempat terhadap pantauan oposisi, terutama dari pihak apparat keamanan lawan.

18.   Kompartementasi adalah tindakan memisahkan kegiatan, komunikasi, atau informasi ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah (kompartemen), sehingga setiap pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut hanya tahu apa yang perlu diketahui sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

19.   Komukasi Klandestin adalah metode komunikasi yang dilakukan secara tertutup atau rahasia, dengan tujuan agar informasi dapat disampaikan secara aman, tanpa diketahui oleh pihak lain yang tidak berwenang.

20.   Surveilans adalah kegiatan pengawasan, pengamatan, atau pemantauan yang dilakukan secara mendalam terhadap suatu objek, dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan ancaman potensial terhadap stabilitas dan keamanan. Objek dari kegiatan surveilans bisa berupa manusia, benda, kegiatan, instalasi, atau suatu wilayah.

21.   Cut Out adalah metode dalam komunikasi agen intelijen yang dilakukan secara tidak langsung, yaitu menggunakan sistem pemutus (cut out) yang melibatkan pihak ketiga sebagai perantara. Tujuan utama penggunaan metode ini adalah untuk meminimalisir risiko terungkapnya identitas agen atau jaringan intelijen. Metode komunikasi cut out antara lain: kurir, live drop, dead drop, kotak surat, dan iklan.

22.   Personal Meeting (PM) adalah kegiatan pertemuan antara dua individu atau lebih, yang dilakukan secara rahasia di suatu wilayah yang rawan oposisi. Pertemuan rahasia ini dilakukan untuk berbagai kegiatan, seperti briefing, laporan, serah terima dokumen, kartu kredit, atau material penting lain semisal senjata atau kunci.

23.   Initial Contact (IC) atau kontak pengenalan, adalah kegiatan untuk menemukan seorang agen yang akan melaksanakan personal meeting dengan dirinya. Initial contact (IC) merupakan kegiatan pendahuluan menjelang personal meeting (PM). Komunikasi dalam kegiatan IC menggunakan komunikasi isyarat, berupa: tanda visual, bahasa tubuh, dan kode isyarat lainnya. Biasanya IC dilakukan dengan dua atau tiga kode isyarat, yaitu password, autentikasi dan bonaviditas.

24. Live Drop adalah suatu teknik dalam komunikasi klandestin, dengan memanfaatkan seseorang sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dari seorang agen intelijen kepada agen lainnya.

25.  Dead Drop adalah tempat persembunyian rahasia yang digunakan untuk menyimpan atau menitipkan sementara sebuah pesan, dokumen, atau benda-benda kecil lainnya kepada seseorang tanpa harus bertemu langsung secara fisik. Cara kerja metode dead drop: salah satu agen menyembunyikan suatu benda di lokasi yang telah disepakati, lalu pihak lain mengambilnya.

26.  Casing adalah kegiatan pengamatan visual terhadap suatu obyek atau tempat untuk mendapatkan fakta operasional, dalam rangka penyiapan kegiatan klandestin, seperti safe house, personal meeting, brief contact, atau dead drop. Hasil casing dituangkan dalam dokumen berisi sket ABC berikut penjelasan situasinya. 

27.  Elisitasi adalah adalah sebuah teknik komunikasi verbal untuk menggali informasi dari seseorang, tanpa membuatnya menyadari bahwa ia sedang memberikan keterangan penting. Tujuannya agar target memberikan informasi secara spontan tanpa merasa terancam, sehingga informasi yang diperoleh lebih obyektif dan akurat.   Elisitasi merupakan komunikasi yang sangat berbeda dengan wawancara ataupun interogasi. Elisitasi (oleh agen intelijen) suasananya relatif nyaman dan informal. Sedangkan wawancara (oleh wartawan atau dokter) suasananya formal, dimana pihak yang ditanya menyadari bahwa dirinya sedang memberi keterangan. Sementara interogasi (oleh aparat keamanan) suasananya cenderung tegang karena tekanan psikologis.

28.  Informasi adalah kabar atau berita tentang suatu hal atau peristiwa (definisi KBBI). Dalam dunia intelijen, informasi bernilai intelijen harus mampu menjawab lima pertanyaan mendasar (4W+1H), yaitu: Apa (what), Dimana (where), Kapan (when), Siapa (who), dan Bagaimana (how). Sedangkan pertanyaan "Mengapa" (why), yang mengungkap motif atau alasan di balik suatu peristiwa, merupakan tujuan utama analisis intelijen.

29.   Fakta adalah suatu hal atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan mengandung suatu yang dapat diamati, diukur, dan didokumentasikan secara independent. Fakta bersifat universal, artinya berlaku untuk semua orang di mana pun dan kapan pun, serta objektif, tidak dipengaruhi oleh opini atau perasaan pribadi.

30. Data adalah sekumpulan informasi atau fakta mentah yang diperoleh melalui pengamatan, pengukuran, atau pencarian dari sumber-sumber tertentu. Data dapat berupa angka, teks, gambar, audio, video, atau kombinasi dari semuanya. Data mentah ini belum terolah dan belum memiliki makna yang jelas sampai diorganisasikan dan diinterpretasikan.

31.   Indikasi adalah sebuah tanda, petunjuk, atau gejala yang tentang adanya suatu aktivitas, peristiwa, atau kondisi tertentu yang relevan. Indikasi ini bisa berupa informasi yang terlihat jelas maupun tersembunyi, yang memerlukan analisis mendalam untuk diinterpretasikan. Contoh indikasi terorisme: Adanya peningkatan aktivitas di forum-forum online radikal, pembelian bahan kimia berbahaya, atau pergerakan individu yang terkait dengan kelompok teroris.

32.  Clue (petunjuk atau isyarat) adalah suatu fakta yang mengarah kepada indikasi yang lebih jelas tentang keterlibatan seseorang terhadap suatu peristiwa, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan untuk dilakukannya investigasi. Contoh clue: Seorang karyawan baru, yang memiliki hubungan dekat dengan pesaing perusahaan terlihat sering bekerja lembur sendirian.

33.   Ancaman adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kerugian, bahaya, atau kerusakan pada individu, kelompok, maupun negara. Ancaman tidak selalu merujuk pada bahaya fisik, melainkan juga pada hal-hal yang dapat menghambat atau merusak berbagai aspek kehidupan, yakni ekonomi, politik, hingga ancaman terhadap nilai-nilai dan identitas suatu bangsa. Secara umum, ancaman terhadap bangsa dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: ancaman militer, ancaman non-militer dan ancaman kejahatan transnasional.

34. Deteksi dini (Deni) adalah suatu upaya sistematis untuk menemukan dan meng-identifikasi tanda-tanda awal adanya potensi ancaman yang dapat mengganggu atau membahayakan stabilitas keamanan.

35.   Peringatan dini (Peni) adalah tindakan pemberitahuan tentang adanya masalah, setelah menemukan tanda-tanda awal potensi ancaman. Peringatan ini berisi informasi spesifik tentang ancaman dan antisipasi, berikut rekomendasi tindakan pen-cegahannya.

36.  Cegah dini (Ceni) merupakan langkah preventif untuk mencegah ancaman agar tidak menjadi bahaya atau meminimalkan dampaknya. Tindakan cegahan dini dapat berupa tindakan intelijen, operasi keamanan, kebijakan publik, atau kampanye sosialisasi.

37.  Investigasi (pengusutan) adalah suatu kegiatan sistematis yang melibatkan pencarian fakta yang akurat dan obyektif untuk  mengungkap kebenaran di balik suatu peristiwa atau situasi. Proses investigasi umumnya melibatkan langkah-langkah seperti identifikasi masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan bukti, wawancara saksi, dan analisis.

38. Eksploitasi adalah tindakan memanfaatkan agen intelijen lawan, baik agen ganda maupun agen yang tertangkap. Tujuan eksploitasi adalah untuk mendapatkan informasi rahasia lawan, identitas agen lawan, atau menyebarkan informasi palsu yang menyesatkan pihak lawan.

39.  Negasi secara sederhana berarti penyangkalan, penggagalan, atau peniadaan. Dalam konteks intelijen, negasi memiliki arti yang sangat spesifik yaitu tindakan aktif untuk mencegah, menggagalkan, atau meniadakan keberadaan individu, dengan tujuan mencegah terjadinya kerugian atau bahaya akibat aktivitas individu tersebut. Tindakan negasi bisa dilakukan secara legal (diadili atau black list) ataupun ekstra legal (dibunuh atau ditahan secara rahasia)

40.   Kontra intelijen adalah serangkaian kegiatan sistematis yang dilakukan secara aktif dan proaktif untuk mendeteksi, mencegah, dan membongkar kegiatan atau operasi intelijen yang dilakukan oleh badan intelijen lawan.  Kegiatan ini bertujuan untuk melindungi kepentingan nasional dari berbagai ancaman, seperti spionase, sabotase, subversi, dan propaganda musuh.

41. Spionase adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan rahasia untuk mencari dan mengumpulkan informasi penting dari suatu individu, organisasi, atau negara, dilakukan dengan cara antara lain menyusupkan agen intelijen, intersep komunikasi, pencitraan satelit, atau hacking sistem komputer.

42.   Sabotase adalah suatu tindakan pengrusakan atau penghancuran yang dilakukan secara tersembunyi terhadap peralatan, personel, atau aktivitas target, dengan tujuan untuk mengganggu, menghambat, atau melumpuhkan kemampuan suatu sistem, proses, atau aktivitas tertentu. Tindakan ini seringkali dilakukan karena motif ideologi, politik, ekonomi, atau pribadi.

43.   Teror adalah suatu tindakan atau ancaman kekerasan yang bertujuan untuk menimbulkan ketakutan pada individua tau kelompok tertentu. Sedangkan terorisme merupakan tindakan teror yang dilakukan secara sistematis dan terorganisir, dengan tujuan yang lebih luas, yaitu menciptakan ketakutan massal untuk mencapai tujuan politik atau ideologi tertentu. Tindakan ini seringkali dilakukan karena motif politik atau ideologi, untuk memaksa pihak tertentu agar tunduk pada kehendak pelaku. 

44. Subversi adalah serangkaian tindakan sistematis untuk menggulingkan penguasa pemerintahan atau merusak suatu sistem yang sudah ada, yang dilakukan secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Dalam pelaksanaannya subversi dilakukan dengan cara propaganda, penyebaran rumor, demonstrasi, pemberontakan, atau bahkan tindakan kekerasan. Tindakan subversi seringkali didorong oleh ideologi atau keyakinan tertentu yang berbeda dengan ideologi yang dianut oleh pemerintah.

45.   Kemampuan Intelijen adalah kesanggupan suatu institusi intelijen untuk melaksana-kan deteklsi dini, peringatan dini, dan cegah dini terhadap setiap gejala atau ancaman potensial, serta kemampuan menganalisis perkembangan lingkungan strategis. 

 

*****



 

 

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar