5.1. URGENSI SISTEM PENGAMANAN
Secara umum, pengamanan (security) dapat diartikan sebagai keadaan bebas dari bahaya, ancaman, atau risiko. Pengamanan juga merujuk pada perlindungan terhadap sesuatu yang berharga, seperti harta benda, nyawa manusia, atau informasi. Sistem pengamanan adalah rangkaian komponen atau prosedur yang dirancang untuk melindungi aset atau individu dari berbagai ancaman. Sistem pengamanan dapat berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), atau kombinasi keduanya.
Pengamanan dan sistem pengamanan merupakan hal yang saling terkait. Apabila pengamanan adalah tujuan yang ingin dicapai, maka sistem pengamanan adalah alat untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan memahami konsep pengamanan dan sistem pengamanan, kita dapat lebih baik dalam melindungi diri sendiri, aset, atau informasi dari berbagai ancaman.
Keamanan bagi agen klandestin adalah prioritas utama, karena ia beroperasi dalam lingkungan yang penuh risiko. Operasi rahasia menuntut perlindungan maksimal terhadap identitas, misi, dan organisasi. Oleh karena itu, sistem keamanan yang komprehensif bukan hanya sekedar pilihan, tetapi merupakan kebutuhan vital untuk menghadapi berbagai ancaman.
Bab ini akan membahas secara mendalam berbagai komponen sistem keamanan yang ideal untuk agen klandestin, mulai dari teknik penyamaran hingga persandian.
5.2. TUJUAN SISTEM PENGAMANAN
Tujuan pokok diterapkannya sistem pengamanan agen klandestin adalah untuk melindungi agen dan kegiatannya dari hambatan dari oposisi, atau ancaman penangkapan pihak keamanan lawan.
* Melindungi agen, yaitu mencegah agen teridentifikasi dan ditangkap oleh aparat keamanan lawan.
* Menjaga kerahasiaan operasi, yaitu mencegah kebocoran informasi yang dapat menggagalkan operasi, dan terbongkarnya identitas badan intelijen serta sponsor.
* Mencegah kegagalan misi akibat kecerobohan agen lapangan, sehingga teridentifikasi oleh aparat keamanan lawan.
5.3. ASPEK SISTEM PENGAMANAN
Dalam dunia intelijen dikenal sebuah prinsip pengamanan "the need to know principle," yang maksudnya "hanya orang yang berhak saja yang boleh mengetahui. Prinsip ini sangat keras sekali diterapkan dalam jaringan klandestin, tujuannya untuk membatasi pengetahuan dari masing-masing anggota agen. Namun prinsip ini juga menimbulkan kesulitan dalam memelihara kontak dan pengontrolan secara efisien. Untuk mengatasi persoalan ini, dibuatlah prosedur pengamanan operasional sebagai aturan bagi seluruh jaringan agen dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
Semua kegiatan dilakukan secara tertutup atau rahasia, dengan perencanaan yang detail, termasuk rencana darurat jika terjadi kegagalan. Agen dilatih untuk mengenali dan menghindari tindakan kontra intelijen dari pihak lawan. Berikut adalah beberapa aspek penting dari sistem pengamanan:
5.3.1. Penyamaran
* Agen harus memiliki beberapa identitas palsu, untuk mengaburkan jejak mereka. Identitas palsu itu berupa dokumen, antara lain: KTP, SIM, pasor, dan dokumen resmi lainnya yang dipalsukan.
* Agen harus memiliki cerita latar belakang karangan, yang dibuat untuk menjelaskan keberadaan agen di lokasi sasaran.
* Agen harus memiliki kegiatan penyamaran, untuk membuat akses mendekati sasaran dan mendukung aksinya untuk mendapatkan informasi.
5.3.2. Komunikasi yang Aman
* Jaringan agen harus menggunakan komunikasi tersandi dengan kode-kode rahasia.
* Pesan-pesan rahasia harus dienkripsi untuk mencegah penyadapan.
* Penyampaian pesan secara langsung dilakukan melalui pertemuan yang diatur dengan sangat hati-hati untuk menghindari pengawasan.
* Penyampaian pesan secara tidak langsung dilakukan melalui tempat persembunyian yang aman untuk meninggalkan pesan atau barang.
5.3.3. Perlindungan terhadap Penangkapan
* Dalam berkomunikasi agen harus menghindari jaringan publik yang mudah dipantau dan disadap.
* Penggunaan kendaraan umum lebih memudahkan manover di lapangan, dan menyulitkan pantauan pihak lawan.
* Penggunaan beberapa rute alterrnatif perjalanan untuk menghindari pantauan.
* Bila diperlukan, agen mengubah penampilan fisik, seperti gaya rambut, warna rambut, dan bahkan operasi plastik untuk menghindari pelacakan dan penangkapan oleh aparat keamanan lawan.
5.4. SISTEM SEKURITI KLANDESTIN
Kelangsungan operasi klandestin sangat bergantung pada sistem keamanan
bagi agen di lapangan. Sistem sekuriti klandestin adalah sistem keamanan khusus yang dirancang untuk melindungi operasi agen rahasia. Sistem sekuriti ini terdiri dari empat elemen sekuriti klandestin, yang sering disebut dengan "Sekuriti K4", singkatan dari: kedok, konselmen, kompartementasi, dan komunikasi.
Kedok berkaitan dengan penyamaran identitas, konselmen mengacu pada penyembunyian asset dan sumber daya rahasia, kompartementasi mengatur pemisahan
kegiatan dan tanggung jawab secara terbatas, sedangkan komunikasi menyangkut
metode-metode aman untuk bertukar pesan. Masing-masing elemen ini memiliki peran krusial dalam menjaga kerahasiaan identitas dan misi agen di lapangan.
5.4.1. Kedok
Kedok atau penyamaran, dalam bahasa Inggris disebut dengan cover (penutup), adalah keadaan palsu yang digunakan oleh seorang agen intelijen untuk menyembunyikan keadaan aslinya terhadap pihak-pihak diluar lingkungannya, terutama petugas keamanan lawan.
Terdapat tiga jenis kedok sebagai teknik perlindungan keamanan agen terhadap oposisi dalam pelaksanaan tugas klandestin di lapangan, yaitu kedok identitas (cover document), kedok aktivitas (cover action), dan kedok legenda (cover story).
Tujuan utama dari kedok adalah memungkinkan agen untuk beroperasi di lingkungan lawan tanpa terdeteksi, memudahkan infiltrasi, menjaga pengamanan operasi, dan meminimalkan risiko tertangkap. Dengan menggunakan kedok yang sesuai dengan sasaran maka dapat menghindari kecurigaan dan pendeteksian pihak lawan.
Kedok bukan hanya digunakan untuk kepentingan pengamanan, tetapi juga berfungsi untuk memberikan akses informasi kepada orang-orang yang menggunakan kedok. Penggunaan kedok yang sesuai dengan pelaksanaan tugas dihadapkan pada kondisi sasaran secara langsung akan mempermudah bagi petugas intelijen untuk masuk ke sasaran.
5.4.2. Konselmen
Konselmen, dalam bahasa Inggris adalah concealment (penyembunyian) mengacu pada tindakan menyembunyikan atau melindungi keberadaan sesuatu, baik orang, benda, atau tempat dari pantauan / pengetahuan pihak-pihak diluar lingkungannya.
Dalam konteks operasi klandestin, konselmen dimaksudkan sebagai kegiatan menyembunyikan atau menutupi keberadaan suatu benda, yang disesuaikan dengan kedok dan kegiatan agen klandestin dalam upaya untuk menghadapi pemeriksaan atau penggeledahan dari pihak oposisi, terutama aparat keamanan lawan.
Penyembunyian bisa dilakukan pada tubuh, benda, atau bagian dari kendaraan. Contoh, agen menyembunyikan perangkat penyadapan di dalam benda sehari-hari yang tidak mencurigakan, seperti pena, jam tangan, atau bahkan dalam pakaian.
5.4.3. Kompartementasi
Kompartementasi, dalam bahasa Inggris adalah compartementation (pemisahan) adalah tindakan memisahkan kegiatan, komunikasi, atau informasi ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah (kompartemen), sehingga setiap anggota yang terlibat dalam kegiatan tersebut hanya tahu apa yang perlu diketahui sesuai tugasnya dan tanggung jawabnya.
Tujuan utama dari kompartementasi adalah untuk menjamin pengamanan masing-masing agen, kelompok, maupun bagian komponen dari organisasi klandestin dengan cara memisahkan kegiatan sesuai kepentingan. Kompartementasi juga untuk melindungi eselon yang lebih tinggi dari yang lebih rendah. Pemisahan secara vertikal akan membatasi eselon bawahan hanya boleh mengetahui apa yang mereka perlukan untuk pelaksanaan tugas mereka.
5.4.4. Komunikasi
Komunikasi dalam kegiatan intelijen sangatlah penting, namun juga sangat sensitif dan riskan kebocoran. Komunikasi intelijen adalah metode yang digunakan pada kegiatan komunikasi antar agen klandestin untuk menjamin pengamanan kegiatan dan kerahasiaan informasi dari pantauan pihak aparat keamanan lawan.
Metode Komunikasi ini ada dua pola, yaitu kontak langsung dan sistem pemutus atau perantara. Pola komunikasi kontak langsung dapat berupa personal meeting (pertemuan pribadi), dan brush contact (kontak singkat.) Sedangkan sistem terputus (perantara) dapat berupa kurir, live drop, dead drop, layanan pos, iklan, radio, dan sebagainya.
5.4.5. Hubungan Elemen Dalam Sistem Pengamanan Intelijen.
Sistem pengamanan dalam intelijen bekerja secara kompleks dan saling terkait. Keempat elemen ini saling terkait dan bekerja sama untuk menjaga pengamanan operasi intelijen. Misalnya, kedok yang baik memungkinkan agen untuk berkomunikasi secara lebih aman, sementara kompartementasi memastikan bahwa informasi yang dikomunikasikan hanya diketahui oleh pihak yang berwenang. Dengan memahami elemen-elemen kunci dan tantangan yang dihadapi, kita dapat menghargai kompleksitas dan pentingnya sistem ini dalam menjaga pengamanan negara.
5.5. KODE DAN PERSANDIAN
Kode dan persandian merupakan teknik yang digunakan untuk mengamankan informasi dengan cara mengubah pesan asli menjadi bentuk yang sulit dipahami oleh pihak yang tidak berwenang. Kedua teknik ini memiliki perbedaan mendasar, namun seringkali digunakan secara bersamaan untuk meningkatkan tingkat keamanan.
5.5.1. Pengertian Kode dan Persandian
Kode:
Kode atau kode isyarat adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan simbol, angka, suara, atau gerakan tertentu, yang telah disepakati sebelumnya untuk menyampaikan pesan. Kode sering digunakan dalam situasi di mana komunikasi verbal tidak aman atau tidak memungkinkan.
Contoh sederhana, kata "serangan" bisa diganti dengan kode "joget". Keuntungan dari kode adalah mudah dibuat dan digunakan, namun kelemahannya adalah mudah dipecahkan jika kamus kodenya berhasil didapatkan oleh pihak lawan.
Persandian:
Persandian merupakan proses mengubah pesan asli menjadi bentuk yang tidak dapat dipahami oleh pihak yang tidak memiliki kunci. Tujuannya adalah untuk menjaga kerahasiaan informasi agar tidak diketahui oleh pihak yang tidak berwenang.
Proses ini melibatkan algoritma matematika yang rumit dan kunci enkripsi. Kunci enkripsi ini adalah informasi rahasia yang digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi pesan.
Keuntungan dari persandian adalah tingkat keamanannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kode, terutama jika menggunakan algoritma enkripsi yang kuat dan kunci enkripsi yang panjang dan acak. Kelemahannya adalah proses enkripsi dan dekripsi membutuhkan waktu yang lebih lama dan memerlukan pengetahuan yang lebih mendalam tentang kriptografi.
5.5.2. Tujuan dan Contoh Penggunaan
Maksud penggunaan kode dan persandian dalam komunikasi intelijen adalah untuk memastikan bahwa hanya pihak yang berwenang yang dapat memahami pesan yang dikirimkan, dengan tujuan utama:
• Kerahasiaan: Mencegah kebocoran informasi yang dapat membahayakan operasi intelijen atau negara.
• Keamanan: Melindungi identitas agen intelijen dan sumber informasi.
• Efisiensi: Mengirimkan pesan yang Panjang dan kompleks dalam bentuk yang lebih singkat dan aman.
Contoh Penggunaan
Contoh penggunaan kode dan persandian dalam Intelijen sebagai berikut:
• Komunikasi radio: Pesan yang dikirimkan melalui radio dienkripsi untuk mencegah penyadapan.
• Dokumen rahasia: Dokumen penting dienkripsi untuk melindungi informasi yang terkandung di dalamnya.
• Jaringan komunikasi: Jaringan komunikasi yang digunakan oleh lembaga intelijen dilengkapi dengan sistem pengamanan yang kuat, termasuk enkripsi.
5.5.3. Tantangan dalam Penggunaan Kode dan Persandian
• Kerumitan: Semakin kompleks suatu kode, semakin sulit untuk dipecahkan, tetapi juga semakin sulit untuk diingat dan digunakan.
• Perkembangan teknologi: Munculnya teknologi baru seperti komputer dan kriptografi membuat proses pemecahan kode semakin mudah.
• Ancaman manusia: Faktor manusia seperti kesalahan dalam penggunaan kode atau pengkhianatan dapat menyebabkan kebocoran informasi.
#####
5. 5. PROSEDUR PENGAMANAN
5.6. ALAT COD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar