S P I O N A S E
BAB-I
PENDAHULUAN
1. Umum. Kegiatan spionase sebenarnya sudah lama
dilakukan oleh manusia. Hal ini dapat dibuktikan bila kita membaca buku perjanjian lama. Pada suatu hari Joshua Putera Raja mengirim dua orang untuk memata-matai
pertahanan kota Jericho. Dengan demikian
spionase itu sama tuanya dengan asal
mula dari peperangan yang diorganisir dan prinsip-prinsip dasar mengenai
pengumpulan informasi rahasia hanya sedikit berubah sejak zaman Joshua tersebut diatas. Walaupun
demikian kemajuan pengetahuan militer telah memperbesar kerumitan tentang
sasaran-sasaran spionase dan peperangan telah meluas dari permusuhan yang
terbatas yang melibatkan angkatan
bersenjata saja menjadi peperangan yang sifatnya total menyangkut seluruh
bidang kehidupan bangsa.
Setiap negara yang berdaulat mempunyai banyak musuh baik
nyata maupun potensiil. Oleh sebab itu negara tersebut harus mengumpulkan
informasi tentang kemampuan negara musuhnya dalam bidang politik, ekonomi
militer dan sebagainya serta niat musuh agar pada setiap saat mampu memperkirakan
luasnya ancaman yang mungkin timbul terhadap keamanan dan integritas ataupun
kebijaksanaan politik yang dianut.
Banyak informasi tersebut dapat dikumpulkan secara terbuka oleh
pemerintah melalui saluran-saluran diplomasi internasional yang resmi,
melalui penelaahan yang
teliti terhadap sumber-sumber
informasi yang dipublikasikan
seperti pers dan radio melalui laporan dari orang-orang yang berkunjung ke
suatu negara, melalui kontak perdagangan dalam negeri dengan luar negeri dan
cara-cara terbuka lainnya. Tugas
pengumpulan, pengalokasian dan penginterprestasian informasi tersebut menjadi
tanggung jawab beberapa badan.
Penafsiran terakhir akan dilakukan oleh pemerintah pusat, tetapi penafsiran terhadap kejadian-kejadian dan niat tersebut dapat dikabulkan dengan sempurna dan teliti kalau pemerintah pusat mempunyai acces kepafa informasi yang menyangkut rahasia nasional dari negara sasaran. Informasi ini biasanya dibebankan kepada badan-badan intelijen yang melakukan kegiatan yang sifatnya rahasia. Tiga tugas pokok dari badan intelijen adalah spionase, sabotase dan subversi atau penggalangan disamping tugas pengamanan.
2.
Maksud
dan Tujuan. Bahan ajaran ini disusun dengan maksud untuk
memberikan pengetahuan tentang spionase
kepada para Siswa Sussarpa Intel dan bertujuan agar memahami tentang
spionase.
3. Ruang
Lingkup dan Tata Urut. Bahan
ajaran ini meliputi unsur-unsur dan rencana penyelenggaraan spionase, disusun
dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Organisasi
spionase.
c. Rencana
penyelenggaraan spionase.
d. Pelaksanaan operasi spionase.
e.
Penutup.
3.
Pengertian.
a. Spionase adalah kegiatan yang melawan kedaulatan suatu
negara atau bangsa dengan memata-matai menggunakan agen spionase atau melakukan
pengamatan rahasia secara sistematis terhadap informasi dan kegiatan pihak
lain.
b.
Spionase
adalah kegiatan tertutup (covert actuality) yang bertujuan mengumpulkan tanpa
hak terhadap informasi yang dilindungi dan mengandung pengertian yang
menggunakan agen-agen yang beberapa diantaranya mungkin mempunyai acces kepada
informasi yang mempunyai nilai kerahasiaan.
BAB
II
ORGANISASI SPIONASE
5. Organisasi
Spionase. Untuk memudahkan
pengawasan terhadap operasi spionase dapat digunakan dua macam sistem
organisasi yaitu bentuk jaring dan mudah dimengerti.
a. Sistem perorangan (agen sistem). Sistem ini merupakan sistem dasar dari operasi klandestin meskipun banyak
sekali contoh-contoh bersejarah tentang agen-agen spionase yang dapat bekerja
tanpa bantuan tetapi dalam spionase modern hal ini kurang tepat. Dalam
operasi spionase perorangan, berhasil tidaknya operasi tersebut terletak
dalam tangan satu orang saja. Dalam masa kini sangat sukar bagi seseorang agen
beroperasi sendirian dalam suatu daerah sasaran tanpa mendapat bantuan berupa
uang, komunikasi, dokumentasi dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Hal-hal
yang sangat dibutuhkan oleh seorang agen agar dia dapat beroperasi dengan baik
antara lain :
1) Pengenalan terhadap sasaran.
2) Cara
memasuki sasaran atau acces kepada sasaran.
3) Mempunyai
satu pangkalan operasi yang aman dan
kedok yang baik untuk dirinya dan kegiatannya.
4) Alat komunikasi yang dapat menghubungkan dia dengan
pangkalannya atau pengendaliannya.
5)
Keuangan
secukupnya dan fasilitas bantuan lainnya dalam rangka pelaksanaan operasinya.
6. Sistem jaringan (net system). Untuk yang umum dipakai dalam operasi
spionase modern adalah sistem jaringan yang terorganisir dengan rapi. Badan-badan intelijen biasanya mempunyai
bagian-bagian yang bertugas khusus mengawasi operasi jaringan tersebut. Jaringan ini biasanya mempunyai
hubungan fisik dengan
induk kesatuan,
sedangkan kedudukan dan kegiatan jaringan
selalu diberi kedok. Dalam pelaksanaan operasi, jaringan lebih
mengutamakan cara klandestin dari pada cara terbuka untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan. Induk kesatuan
jaringan biasanya beroperasi secara terbuka tetapi kegiatan spionase ditangani
oleh bagian khusus dari induk kesatuan tersebut, dan hubungan antara induk
kesatuan dengan bagian khusus tersebut dilakukan secara klandestin pula. Tugas bagian khusus atau bagian spionase ini
biasanya meliputi; memelihara; melatih dan mendidik personil, menentukan
sasaran dan tugas, mengawasi dan menghubungi agen-agen atau jaringan spionase didaerah
operasi.
7. Unsur-unsur
Organisasi Spionase. Unsur-unsur
organisasi spionase meliputi antara lain :
a. Sponsor. Sponsor
adalah pihak atau seseorang yang karena kedudukannya dalam organisasi mempunyai
hak meminta informasi yang dibutuhkannya tentang keadaan sasaran atau lawannya
misalnya dalam suatu organisasi negara maka sponsor biasanya adalah Kepala
Negara/Pemerintah. Ia adalah policy
maker (pembuat kebijaksanaan)sehingga dalam kedudukannya itu ia mempunyai
wewenang meminta informasi yang up to date (paling akhir) yang diperlukannya.
b. Sasaran. Sasaran
spionase adalah informasi yang meliputi daerah, orang atau benda.
1) Sasaran daerah. Karena
luasnya sasaran ini maka dengan
sendirinya luas pula informasi yang dipelukan. Aspek
daerah yang diperlukan biasanya meliputi aspek-aspek yang bersifat vital
misalnya geografi, sosial, ekonomi, militer, politik dan sebagainya.
a) Geografi. Meliputi
keadaan tanah, uraian tentang daratan, keadaan tumbuh-tumbuhan, penduduk dan
gambaran medan pada umumnya, keadaan cuaca
iklim dan sebagainya.
b) Sosial. Mengenai
jumlah dan macam penduduk,, adat istiadat dan kebiasaan penduduk, hubungan,
sifat, cita-cita dan anggapan dari masyarakat, perkembangan agama dan
sebagainya.
c) Ekonomi. Mengenai
produksi, konsumsi makanan dan pakaian penduduk, saluran telekomunikasi,
pertanian, perdagangan, pertambangan, perindustrian, kebijaksanaan perekonomian
dan sebagainya.
d) Militer. Mengenai
rencana struktur dan cara-cara operasi, kegiatan, kemampuan dan kelemahan,
susunan bertempur dan sebagainya.
e) Politik. Mengenai
susunan pemerintahan, organisasi
politik , dan kegiatannya , organisasi massa yang dapat menjadi kelompok
penekan (presure group), kebijaksanaan politik pemerintah dan sebagainya.
2) Sasaran orang. Sasaran
ini bersifat biografis dari tokoh-tokoh penting dalam bidang politik, militer,
sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berpengaruh pada saat itu,
tokoh-tokoh agama yang berpengaruh dan
sebagainya.
3) Sasaran benda. Sasaran
benda ini bersifat khusus dan terperinci yang meliptui kemampuan dan
kelemahannya. Benda-benda tersebut harus mempunyai arti strategis yang berhubungan dengan
produksi, transportasi, telekomunikasi, perbekalan, pertahanan dan sebagainya.
Selain itu benda-benda yang ada hubungannya
dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kemajuan industri yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
c. Induk kesatuan. Untuk melaksanakan dan memenuhi apa yang
diminta dan yang diperlukan oleh sponsor maka dibentuk suatu induk kesatuan atau markas yang akan merencanakan, menyusun dan
mengatur bagaimana caranya pengumpulan informasi yang dibutuhkan sponsor
tersebut. Didalam induk kesatuan ini terdapat satu
bagian khusus atau disebut juga bagian spionase yang mempunyai tugas mengatur
dan melaksanakan operasi spionase.
Kepala bagian khusus ini adalah seorang pejabat atau perwira ahli yang
telah memiliki pengetahuan tentang sasaran dan ia akan memimpin dan mengatur
operasi spionase apakah dengan sistem perorangan atau sistem jaringan, induk
kesatuan biasanya beroperasi secara terbuka, tetapi bagian spionase beroperasi
secara klandestin dan hubungan antara induk kesatuan dan bagian spionase
tersebut dilakukan secara klandestin
pula. Pemimpin jaringan sering juga
disebut pengendali agen (agent handler, case officer).
d. Agen
1) Pengertian agen. Dalam
masa perang mungkin mudah didapat
orang-orang yang mempunyai
keberanian dan kemampuan bahasa
untuk memasuki negara yang sedang bermusuhan dengan kita dan memberikan kedok
yang cukup baik yang mungkin mereka melakukan kegiatan spionase atas nama
negara mereka dengan motivasi cinta pada tanah air.
Dalam masa damai sistem
yang lebih disukai adalah merekrut warga negara dari negara sasaran yang
mempunyai acces kepada informasi atau material yang kita butuhkan dan yang rela
bertindak sebagai agen dari negara lain. Pengalaman menunjukkan bahwa
orang-orang tersebut diatas sudah diketemukan. Banyak movitasi yang mendorong
seseorang bekerja sebagai agen spionase. Alasan-alasan mereka mungkin karena
idiologi, diperas atau ingin mendapat uang yang banyak. Tugas dari orang yang mengadakan perekrutan seringkali
untuk menemukan orang-orang yang mempunyai acces yang diperlukan kepada
informasi yang kita butuhkan dan juga membujuk calon agen agar menanggalkan
kesetiaan mereka terhadap negara dan bangsa mereka. Jadi ada hubungan langsung
diantara subversi dan spionase.
2)
Motivasi
agen spionase. Meskipun terdapat banyak
macam-macam alasan yang dapat menyebabkan seseorang menjadi agen spionase,
tetapi pada prinsipnya hanya ada beberapa macam motivasi yang patriotik atau
cinta tanah air, demi idiologi, mengharap kanpembayaran dan sebagai
informan atau orang yang kerana
kerelaannya memberikan informasi.
a) Patriotik dan ideologi. Seorang
manusia pada umumnya mempunyai perasaan terikat pada tanah air atau tempat ia
dilahirkan dan dibesarkan. Ikatan semacam itu
adalah ikatan karena jiwa patriotik atau cinta kepada tanah air sehingga
sewaktu-waktu bila ia merasa apa yang dicintainya diganggu atau diancam oleh
pihak lain, maka dia merasa berkewajiban membelanya. Sifat
patriotik inilah yang menjadi motivasi
utama mengapa seseorang mau
menjadi agen spionase, demi kepentingan tanah airnya atau tempat ia dilahirkan
dan dibesarkan serta merasa berhutang budi kepadanya. Sama halnya dengan sifat
patriotik tersebut, persamaan ideologi atau agama memungkinkan seseorang
membantu pihak lain demi kepentingan ideologi atau agamanya. Dalam
golongan ini banyak terdapat petualang-petualang atau orang-orang yang
mempunyai banyak waktu lowong sehingga mempunyai cukup waktu berkeliling
kenegara-negara yang didatanginya, tetapi ia masih terikat erat pada negara
asalnya atau juga anggota-anggota pihak sendiri yang beridiologi sama tetapi
berbangsa lain. Meskipun mereka itu mungkin tidak banyak pengalaman atau
kemampuan, tetapi dapat pula merupakan bahaya. Misalnya orang yang berideologi komunis,
tidak mungkin mempunyai jiwa patriot karena ideologi komunis tersebut sifatnya
internasional atau ingin mengkomuniskan dunia.
b) Bayaran. Dari
sekian banyak agen spionase yang paling banyak berhubungan dengan operasi
intelijen klandestin adalah orang-orang yang mengharapkan pembayaran uang atau barang-barang terhadap jasa-jasa
mereka. Orang-orang bayaran yang berpengalaman ataupun orang yang oportunis
yang tidak dapat dipercaya atau yang tidak berpendirian bila mendapat bayaran
yang sepadan dapat memberikan informasi intelijen yang penting, teliti dan
bernilai. Oleh sebab itu dalam keadaan
tertentu mereka ini juga setia karena motivasi uang tersebut.
c) Informan. Pada
umumnya informan bukanlah agen spionase dalam arti sebenarnya. Informan adalah orang-orang dari daerah sasaran yang
mempunyai bermacam-macam cara hidup,
mulai dari pekerja rendah sampai pekerja yang mempunyai kedudukan tinggi yang
dapat memberikan informasi yang diperlukan.
3) Jenis-jenis agen. Terdapat
3 jenis agen dalam suatu jaringan yaitu
agen utama, agen pelaksana dan agen pembantu.
a)
Agen utama (principal Agent). Jaringan spionase pada
umumnya dipimpin oleh seorang
agen utama yang disebut juga resident director atau case officer yang
berkedudukan ditempat sekitar daerah jaringan itu beroperasi. Kedudukan yang
dimaksud ini bisa dinegara sasaran atau dinegara ketiga. Agen utama ini bisa dilakukan oleh anggota
dari induk kesatuan intelijen, yang dikirimkan kedaerah operasi dengan kedok
yang baik sekali ataupun bisa diambil dari orang-orang didaerah atau negara
sasaran itu sendiri atau dapat juga diambilkan dari orang-orang negara ketiga.
Penggunaan
agen utama ini dilakukan bila pengendali agen (agent
handler) dari bagian spionase. Induk kesatuan tidak dapat secara
langsung mengendalikan agen-agen pelaksana disebabkan oleh kesulitan bahasa,
warna kulit, kebudayaan, dan faktor-faktor penghalang lainnya. Selain
itu bila pihak oposisi aktif dalam kegiatannya efektif sekali, sehingga resiko tertangkapnya pengendali
agen besar sekali.
b) Agen pelaksana dan agen pembantu. Berhasil tidaknya suatu operasi dari suatu
jaringan sebagian besar tergantung pada agen-agen pelaksananya. Untuk melaksanakan tugas-tugas operasi ini
maka dalam suatu jaringan terdapat dua macam agen yaitu agen pelaksana dan agen
pembantu.
Kedua
macam agen inilah sebagai tenaga pelaksana dari jaringan yang didalam melaksanakan
tugasnya dikirim kedaerah sasaran atau karena kedudukannya didaearah sasaran
ditugaskan mengumpulkan informasi yang diperlukan.
(1) Agen pelaksana (Action agent). Agent pelaksana adalah petugas pokok dalam
oraganisasi yang melakukan pengumpulan informasi dengan segala kemampuan yang
dimilikinya.
Dari jenis agen pelaksana ini
terdapat beberapa macam agen yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan sifat
tugasnya tersebut.
(a)
Agen
pengembara berkeliling (Roving Agent).
Agen pengembara adalah petugas tetap. Agen ini melaksanakan tugasnya
berdasarkan instruksi yang telah diberikan. Dia tidak boleh menyimpang dari
route perjalanan yang telah ditentukan. Dia berfungsi sebagai pengontrol
terhadap suatu jaringan yang sedang beroperasi di suatu daerah.
Kadang-kadang agen ini berkeliling untuk
mengenal suatu daerah dalam rangka
menggantikan pimpinan jaringan bila ternyata pimpinan jaringan yang sebenarnya
tidak dapat berfungsi lagi. Dia mungkin juga dibebani tugas mengadakan
perekrutan. Disamping tugas mengumpul kan informasi mungkin juga ia
mempertinggi moril dari anggota-anggota jaringan.
Agen
keliling/pengembara hendaknya terlatih baik dalam tehnik observasi dan
mempunyai ingatan yang tajam karena ia harus melakukan tugasnya dalam waktu
yang sangat terbatas.
(b) Agen penduduk setempat (Resident Agent). Agen penduduk setempat adalah seorang agen
yang telah berdiam atau yang sengaja diutus untuk bertempat tinggal disuatu
daerah yang diawasi lawan atau yang letaknya berdekatan dengan sasaran itu
secara efektif atau pada tempat yang paling efektif pada garis komunikasi
klandestin. Agen ini harus
mempunyai akses kepada informasi yang kita butuhkan didaerah sasaran. Oleh sebab itu agen penduduk setempat
yang akan kita rekrut adalah seseorang yang bertempat tinggal didekat sasaran
yang menjadi perhatian kita atau seseorang yang berdasarkan latar belakang yang
dimilikinya dapat memasuki daerah sasaran dan bertempat tinggal disana sebagai
penduduk dengan tidak menimbulkan kecurigaan sama sekali dari pihak orang-orang
yang telah berdiam ditempat itu.
Sebagai
penduduk yang berdiam didaerah sasaran dia mempunyai bukti-bukti lengkap untuk
membenarkan dia tinggal didaerah itu sehingga tidak diperlukan dokumen-dokumen
palsu. Dia mempunyai penempatan yang wajar dan akses alamiah. Biasanya agen
sudah mempunyai sumber penghasilan yang
tetap dan kita hanya memberi bantuan
saja. Agen ini mampu memberikan informasi yang
bernilai bagi kepentingan
operasi seperti informasi mengenai peraturan lalu lintas, dokumen-dokumen,
daerah terlarang dan sebagainya.
Tetapi
penggunaan agen ini dapat menimbulkan permasalahan yaitu kita tidak dapat
mengadakan pengawasan yang sempurna dan kontak
dengan agen ini hanya dapat dilakukan melalui perantaraan orang ketiga
dengan mempergunakan orang ketiga tersebut adakalanya menyebabkan biaya operasi
menjadi mahal. Selain itu tidak mustahil agen ini dijadikan musuh sebagai agen
kembar/rangkap, masalah lain yang timbul adalah bila tugas agen selesai dan dia
harus diberhentikan dan pemberhentian ini mungkin membocorkan rahasia operasi
yang sedang berjalan dan metode operasi yang kita gunakan dapat diketahui lawan
karena agen tersebut mungkin bekerjasama dengan oposisi aktif.
(b)
Agen
yang ditanamkan (insert Agent). Agen dimasukkan kedalam daerah sasaran dan
ditanamkan.
Hal ini memerlukan waktu yang lama karena agen
ditanamkan jauh sebelum operasi sebenarnya dilakukan.
Agen ini mirip dengan agen tidur (dormant
agent) yang akan aktif bila timbul kebutuhan akan informasi.
(d) Agen infiltrasi (Infiltration Agent). Agen kita dimasukkan kedalam daerah sasaran
untuk mempengaruhi orang didaerah sasaran, kemudian merekrutnya dan selanjutnya
agen keluar dari daerah sasaran. Orang yang telah direkrut tadi yang akan
mengadakan penerobosan kepada sasaran yang kita inginkan. Resiko tidak begitu
besar bagi agen kita karena
sewaktu-waktu dapat kita lepaskan hubungannya dengan sasaran tanpa menimbulkan
kecurigaan.
(e)
Agen
Penetrasi (Penetration Agent). Agen ini
sering juga disebut inside agent. Agen
penetrasi adalah seorang agen yang mempunyai tempat dan akses yang dinginkan
untuk mencapai sasaran.
Dia adalah agen kita sendiri yang dimasukkan
kedalam sasaran dan tetap berada didalam sasaran. Dia akan berusaha terus untuk
mendapatkan kedudukan dan akses yang paling baik kepada informasi yang kita
butuhkan.
Agen
penetrasi biasanya digunakan pada sasaran yang peka. Dalam memilih seorang agen penetrasi harus
terlebih dahulu diadakan analisa sasaran untuk menentukan tempat penetrasi yang
paling efektif. Selain itu agen utama harus
yakin bahwa agen dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
Agen penetrasi ini biasanya merupakan proyek jangka
panjang. Jikalau agen memiliki sifat
kepemimpinan dan mampu mengendalikan atau setidak-tidaknya mempengaruhi politik
sasaran maka tercapailah hasil maksimal dalam penetrasi tersebut. Dengan jalan
demikian kita tidak hanya mengetahui gerakan lawan tetapi dapat pula
mengawasinya untuk kepentingan kita.
Permasalahan
yang timbul, dalam penggunaan agen penetrasi adalah sukar diadakan pengrekrutan
dan sulit sekali memelihara dan membayar upah agen tersebut mengingat
penempatannya pada kedudukan yang peka yang menuntut adanya tindakan security
yang sangat sensitif. Oleh sebab itu bila seseorang telah dipilih sebagai agen
penetrasi harus dilindungi sekurity agen
sekurity operasi dengan menentukan metoda dan waktu yang tepat untuk
mengadakan kontak dengan agen penetrasi tersebut, menjamin sekurity agen
diwaktu pertemuan pribadi dilakukan dan menentukan metode operasi yang aman
untuk menjamin agar tugasnya jangan sampai diketahui lawan. Agen penetrasi ini
akan membaurkan diri dengan sasaran, oleh sebab itu dia sukar ditarik karena
akan menimbulkan kecurigaan. Kalau dia tercium oleh pihak oposisi aktif maka
sukar sekali bagi kita untuk memperingatkan tentang bahaya yang mengancam.
Oleh sebab itu harus direkrut orang-orang yang
mempunyai ketrampilan tertentu dan emosinya yang stabil serta motivasi yang
paling baik.
(f) Agen
yang ditinggalkan (Stay Behind Agent). Agen yang ditinggalkan adalah seorang
agen yang mempunyai persyaratan dan motif untuk tinggal didaerah yang baru
diduduki musuh dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
Agen
yang ditinggalkan ini juga dikenal dengan nama agen tidur (Sleep, dormant
agent). Dalam waktu musuh berhasil
memasuki daerah kita dan berhasil mengadakan penetrasi didaerah yang luas, kita
membutuhkan data mengenai keadaan musuh tersebut dalam rangka memukul mundur
pasukan musuh. Pada saat inilah agen tidur tadi bangun dan mengumpulkan
informasi yang kita butuhkan tersebut.
Operasi agen yang ditinggalkan sangat
dirahasiakan. Hanya pejabat-pejabat penting saja yang boleh mengetahui baik operasinya maupun data hasil
operasi.
Untuk dapat menentukan sasaran dimasa yang akan
datang, maka kita harus memandang daerah
sasaran dari sudut pemikiran musuh dan memproyeksikan pemikiran ini untuk masa
yang akan datang.
Walaupun kita tidak akan mampu
melakukan itu secara sempurna tetapi setidak-tidaknya dapat menentukan hal-hal
apa saja yang menjadi penting bagi musuh, misalnya pabrik mesiu, pos militer,
daerah industri, persimpangan jalan yang strategis dan sebagainya. Kita akan berusaha merekrut orang-orang yang
berdiam didaerah atau disekitar sasaran ini dengan persyaratan mereka mempunyai
penempatan dan akses kepada informasi yang kita butuhkan, bersimpati dan
berkeinginan kuat untuk membantu kita tetapi tidak dinyatakan kepada umum, mempunyai motivasi yang kuat, loyal, tidak
banyak bicara dan teliti. Motivasi yang ideal adalah motivasi ideologi dan
patriotik. Pilihlah calon agen yang mempunyai dendam yang dipendam terhadap
musuh
dan mempunyai kemungkinan untuk tetap tinggal
didaerah sasaran. Hendaknya calon agen berpolitik netral dengan pengetian
jangan dikenal sebagai orang yang sangat membenci musuh atau orang yang sangat
pro kepada kita. Orang-orang yang sesuai sebagai agen yang ditinggalkan antara
lain dokter, jururawat, guru sekolah, pegawai yang melayani kepentingan
masyarakat misalnya pegawai pembangkit tenaga listrik, penerangan, air minum,
supir bus,pelayan kereta api atau trem, pemilik dan pegawai toko makanan.
(2) Agen pembantu (Support agent).
Agen pembantu adalah agen yang dalam tugasnya membantu agen pelaksana
dengan memberikan bantuan yang bersifat teknis ataupun tenaga, dari jenis agen
pembantu ini terdapat bermacam-macam agen yang melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kebutuhan operasi.
(a) Kurir. Kurir adalah agen
pembantu yang menyambungkan pengendali
agen dengan agen pelaksana atau seseorang yang menghubungkan berbagai
jenis agen.
Ada dua jenis kurir yaitu
kurir yang sadar yang mengetahui apa yang dilakukannya dan sadar akan tugasnya
sebagai kurir dan kurir yang tidak sadar yang hanya mengetahui bahwa ia harus
melakukan sesuatu tetapi tidak mengetahui sifat sebenarnya dari kegiatan yang
sedang dilakukannya. Selain itu kurir dapat juga bertugas sebagai pengawal dan
mengamankan agen pelaksana.
(c)
Perantara
(Intermediary). Perantara dapat terdiri
dari pengantar berita. Tugas dapat diberikan kepadanya adalah menghubungi atau
mendekati calon agen penduduk setempat atau calon agen pengembara, mengadakan
interview terhadap orang-orang yang baru datang seperti pengungsi, mencari dan
memberi laporan tentang orang-orang yang diingini oleh pengendali agen dan
dapat juga melatih agen-agen baru. Dimana saja perantara digunakan dan
tetap menjalankan fungsi sebagai
perantara antara dua kegiatan operasi, dia dapat jadi perantara dua orang agen atau antara pengendali agen dan agen pelaksana tetapi sebenarnya dia
juga berfungsi sebagai alat untuk memisahkan dua golongan dalam operasi
spionase.
(d)
Tempat
penitipan yang sifatnya hidup (life drop). Tempat penitipan yang sifatnya hidup
adalah agen pembantu yang menerima surat dan berkewajiban menyimpannya dan
menyampaikannya kepada kurir atau agen pembantu lainnya ataupun meneruskan
surat itu melalui pos kealamat yang telah ditentukan sebelumnya.
Selain
itu dapat juga digunakan sebagai unsur pembantu untuk menerima dan menyampaikan
perlengkapan-perlengkapan untuk keperluan operasi.
Tempat
penitipan yang sifatnya hidup merupakan perantara antara pengirim dan penerima
serta merupakan juga tabir yang menyelubungi identitas kedua belah pihak yang
terlibat dalam operasi spionase.
(d) Tempat penampungan alamat (accomodation address). Fungsinya
sama dengan tempat penitipan yang
sifatnya hidup diatas. Cuma dia menerima dan meneruskan surat-surat melalui
pos. Alamat yang telah ditentukan
biasanya dipergunakan sebagai alamat darurat untuk operasi yang peka atau
sebagai kantor pos pembantu operasi klandestin. Sama halnya dengan tempat penitipan yang
sifatnya hidup maka tempat penampungan alamat juga sebagai perantara dan
sekaligus memisahkan dua belah pihak yang terlibat dalam operasi spionase. Cara
ini lebih menjamin baik sekurity agen maupun sekurity operasi.
(e)
Pelayan
tempat aman (safehouse operator).
Pelayan tempat aman merupakan agen pembantu dalam arti kata yang
sebenarnya dengan jalan sebagai berikut :
-
Dia
menyediakan tempat penyimpanan perbekalan (suplly) bagi agen-agen yang sedang
beroperasi.
- Dia menyediakan tempat yang aman bagi
pengendali agen dan agen mengadakan pertemuan dan dapat juga menyediakan tempat
untuk melatih agen.
- Dia menyediakan tempat aman untuk tempat
persembunyian agen dalam jangka waktu tertentu.
Agen pembantu jenis ini sangat penting dan merupakan hal
pokok dalam operasi spionase.
(f) Agen pembantu teknis.
Agen pembantu teknis ini terdiri dari antara lain :
- Agen yang melayani radio klandestin dan
perlengkapan komunikasi lainnya.
- Agen yang melatih agen lainnya dalam
menggunakan perlengkapan teknis.
- Agen yang menyelenggarakan bengkel-bengkel
reparasi.
- Agen yang menentukan dan menguji
perlengkapan baru yang dapat digunakan dalam operasi baik untuk waktu sekarang
maupun untuk waktu yang akan datang.
- Agen yang bertugas sebagai juru potret.
- Agen yang menyadap pembicaraan telepon dan
radio.
- Agen yang memalsukan surat-surat dan
dokumen-dokumen.
(g) Agen
Penjaga. Agen penjaga bertugas memperingatkan
pengendali agen. Jikalau terjadi sesuatu atau ada sesuatu yang akan terjadi
terhadap agen pelaksana. Dia bertindak sebagai perantara dan sangat berguna
dalam operasi jaring spionase. Sebagai sistem yang memperingatkan bahaya, dia
mengancam diri agen pelaksana tetapi juga dapat mencegah kebocoran seluruh
jaringan.
e.
Kedok. Untuk dapat mendeteksi
atau berhubungan dengan sasaran maka agen harus memiliki kedok yang dapat
menutupi alasan-alasan dan tujuannya yang sebenarnya. Oleh karena itu seorang
agen harus menyiapkan dirinya dengan bantuan atasannya menyusun suatu cerita
sebagai kedok yang sangat diperlukan pada saat-saat yang sangat kritis.
Macam-macam kedok yang dapat dipakai dalam operasi spionase adalah kedok bagi
organisasi dan kedok untuk perorangan atau pribadi.
1) Kedok bagi organisasi.
Kedok bagi organisasi ini dibuat
dengan tujuan untuk mengamankan seluruh organisasi beserta kegiatan-kegiatannya
dan juga anggota-anggotanya.
Pemilihan kedok yang tepat dan teliti akan menjamin pelaksanaan operasi
yang lebih aman dan dapat melindungi anggota-anggotanya.
Contoh klasik dari kedok bagi organisasi adalah
perusahaan-perusahaan dagang, industri, perusahaan perorangan seperti warung,
toko dan sebagainya.
2) Kedok bagi perorangan/pribadi. Bagi agen yang akan beroperasi wajib memiliki :
a)
Kedok
bagi diri agen. Kedok bagi diri agen diperlukan
untuk menutupi latar belakang yang
sesungguhnya dari agen tersebut. Oleh karena itu untuk memperkuat kedok bagi
diri agen ini diperlukanlah perlengkapan dokumen-dokumen kedok (palsu) yang
dapat
meyakinkan bahwa kedok itu
seolah-olah seperti keadaan yang sesungguhnya.
b)
Kedok
bagi kegiatan agen. Kedok bagi kegiatan agen dipakai untuk menutupi kegiatan
operasi yang sebenarnya. Selain dari
cerita sebagai kedok harus dimiliki dan siap untuk digunakan maka agen juga
perlu diperlengkapi dengan dokumen-dokumen sebagai kedok.
c)
Kedok
berlapis (cover within a cover). Kedok berlapis adalah dua macam kedok yang
bergabung antara satu dengan yang lainnya, dan dipakai dengan maksud apabila
kedok pertama tidak dapat dipakai maka dikeluarkan kedok yang kedua. Tujuan dari kedok berlapis ini adalah untuk
mengurangi besarnya tuntutan hukuman karena tindakan agen dalam operasi spionase dan
mengalihkannya kepada tuntutan hukuman kriminal sehingga dituntut sebagai
pencuri, penyelundupan, pedagang gelap dan sebagainya.
Contohnya : Seorang agen spionase yang sedang mencuri
dokumen sebaiknya mengambil juga tas uang, pakaian dan lain-lainnya dari rumah
sasaran.
Dengan demikian apabila ia tertangkap dapat
mengaku sebagai pencuri. Kalau dia tidak
mencuri uang ataupun barang-barang maka pasti dituduh bahwa ia melakukan
pencurian dokumen atau melakukan kegiatan spionase.
f. Komunikasi
klandestin. Macam alat komunikasi
yang dipakai dalam organisasi spionase banyak sekali tetapi dari semuanya itu
dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu alat komunikasi yang sifatnya hidup dan
alat komunikasi mekanik serta alat komunikasi khusus.
1)
Alat
komunikasi yang sifatnya hidup.
Termasuk dalam golongan ini caraka dan burung merpati, yang dimaksudkan
dalam golongan ini alat komunikasi yang menghubungi agen ataupun pengendali
agen dan sebagainya. Jadi alat komunikasi sifatnya aktif.
2) Alat komunikasi yang sifatnya mekanik. Termasuk dalam golongan ini pesawat radio,
telepon dan telegraf umum, pos umum dan beberapa macam alat optik lainnya. Bagi
operasi spionase jangka panjang diluar negeri kebutuhan pesawat radio
pemancar/penerima klandestin bergelombang pendek merupakan kebutuhan yang
mendesak karena jaringan beroperasi jauh dari negara sponsor.
3) Alat
komunikasi yang sifatnya khusus.
Termasuk dalam golongan ini tempat penitipan yang sifatnya mati (dead
letter drops), tempat penitipan yang sifatnya hidup (live letter drops)
perantara (cut out), tempat aman (safe house/sites), tempat penampungan alamat
(accomodation address), dan tanda-tanda isyarat (message code). Semua
alat komunikasi yang sifatnya khusus ini merupakan alat komunikasi yang pasif
dengan kata lain agenlah yang menitipkan surat/perbekalan kemudian diambil oleh
agen lainnya. cara pelaksanaannya diatur dan direncanakan dengan teliti supaya
tidak timbul hal-hal yang mencurigakan.
g. Oposisi. Oposisi
adalah salah satu unsur dari organisasi klandestin yang dapat menjadi
penghasilan yang terbesar dalam kelancaran operasi klandestin.
Oposisi
ini dapat berwujud rintangan-rintangan alam, rintangan-rintangan yang timbul
dari pihak agen sendiri atau tindakan-tindakan dari pihak lawan apakah yang
bersifat aktif atau yang pasif.
1) Rintangan alam. Rintangan
yang disebabkan karena alam dapat berwujud medan, cuaca, jarak dan sebagainya.
Oleh sebab itu setiap agen harus mengenal betul daerah operasi yang meliputi
keadaan geografi, demografi dan kondisi sosial.
2)
Rintangan
dari diri sendiri. Dapat berupa
rintangan yang disebabkan oleh penguasaan kedok dan cerita sebagai kedok kurang
sempurna, perasaan diri selain dihadapkan kepada bahaya sehingga timbul stress
(tekanan) jiwa dan juga mungkin disebabkan oraganisasi sehingga kurang percaya
pada diri sendiri karena fasilitas komunikasi, bantuan dan latihan yang kurang
sempurna.
3) Rintangan dari pihak lawan. Rintangan
ini dapat bersifat aktif berupa oposisi aktif yang dilakukan oleh badan kontra
spionase lawan yang tugasnya mengusut, menggulung dan menghancurkan operasi
yang sedang kita lakukan. Karena cara bekerjanya sistimatis maka oposisi aktif
ini merupakan rintangan yang paling berpengaruh sekali terhadap berhasil
tidaknya operasi spionase. Selain itu terdapat juga oposisi pasif yang
dilakukan oleh anggota masyarakat yang sudah tinggi kesadaran sekurity dan
kesadaran intelijennya, yang dilaporkan hal-hal yang mencurigakan dan asing
bagi mereka kepada badan kontra spionase lawan. Hal ini juga dapat mempercepat
tergulungnya suatu jaringan spionase.
BAB-III.
RENCANA PENYELENGGARAAN
OPERASI SPIONASE.
8. Perencanaan. Agar para petugas lapangan mempunyai
pedoman dalam melaksanakan kegiatan spionase, maka perlu adanya tahap
perencanaan operasi yang meliputi antara lain :
a. Organisasi memberikan tugas dan tanggung jawab kepada
masing-masing anggota sehingga tiap anggota mengerti akan tugas dan tanggung
jawab yang akan dikerjakan.
b. Pembagian waktu, dalam kegiatan spionase diperlukan alat
kendali yang berupa pembagian waktu, sehingga dalam pelaksanaan dilapangan
tidak menyimpang dari ketentuan dan memperoleh hasil yang optimal.
c. Pemilihan kedok, penggunaan kedok bagi petugas dilapangan
harus disesuaikan dengan sasaran serta tugas yang akan dihadapi oleh karenanya
dalam pemilihan kedok perlu diperhatikan data atau informasi yang sudah ada
atau dengan cara melakukan pengamatan terhadap sasaran secara seksama terlebih
dahulu.
d. Matsus yang digunakan, matsus intel yang akan digunakan
disiapkan dengan baik, sehingga akan sangat mendukung pelaksanaan tugas
dilapangan.
e. Lain-lain misalnya :
1) Bantuan tenaga. Yang dimaksud dengan bantuan tenaga terutama adalah tenaga
sebagai perantara, kurir, personil teknik dan tata usaha.
2) Bantuan perbekalan (supply).
Permasalahan besar bagi operasi spionase yang terorganisir adalah perbekalan
bagi agen-agen teknik dan perlengkapan
komunikasi, pakaian, dokumen sebagai kedok, dan hal-hal lainnya yang diperlukan agar tugas dapat
dilaksanakan secara efektif. Operasi
perbekalan ini merupakan titik rawan dalam sekurity organisasi terutama bila
perbekalan yang dibutuhkan merupakan perbekalan yang sifatnya ilegal atau tidak
umum.
3)
Bantuan
keuangan. Uang diperlukan untuk membeli informasi, perlengkapan, pembuatan
dokumen sebagai kedok, pakaian, biaya perjalanan dan biaya hidup sebenarnya
dari agen yang mencurahkan seluruh tenaganya untuk melakukan kegiatan spionase.
Kadang-kadang ditempuh
usaha perdagangan apakah itu ilegal atau legal untuk membiayai operasi spionase
dan pekerjaan setiap agen menjadi landasan pemberian biaya hidup dan biaya
operasi.
4) Komunikasi. Semakin banyak diadakan komunikasi dengan
agen-agen, pihak atasan dan markas yang lebih tinggi, semakin rawan suatu
jaringan akan dibongkar oleh pihak oposisi aktif.
BAB-
IV
PELAKSANAAN
OPERASI SPIONASE
9.
Jaringan
Spionase. Dalam jaringan spionase dilakukan dengan
pembentukan jaringan legal dan jaringan ilegal.
a. Jaringan
legal. Jaringan ini dikontrol
oleh seorang perwira intelijen yang berdomisili secara resmi dinegara sasaran
sebagai anggota kedutaan atau konsulat ataupun organisasi resmi yang sederajat,
dia mempunyai kedok resmi bagi kegiatannya dan dapat menggunakan komunikasi
yang aman dan fasilitas lainnya didalam kedutaan atau konsulat, serta mempunyai
kekebalan diplomatik sehingga ia tidak dapat ditangkap walaupun dia diketahui
melakukan kegiatan spionase.
b. Jaringan
ilegal. Jaringan ini dikontrol oleh
perwira intel yang mempunyai sedikit atau tidak mempunyai hubungan sama sekali
dengan negara sasaran dan dia menggunakan kedok untuk menutupi sifat
kegiatannya dan identitasnya yang sebenarnya.
Misalnya : Dalam kasus LONSDALE yang
menjadi anggota dinas Intel Rusia berperan sebagai warganegara Kanada yang
kemudian berdiam di Inggris sebagai Direktur Perusahaan. Setiap
jaringan mempunyai keuntungan dan kerugian tertentu. Jaringan legal mendapatkan
kekebalan dari penangkapan polisi terhadap pimpinan jaringan dan dapat
menggunakan komunikasi melalui kedutaan secara cepat dan aman. Sebaliknya apabila anggota kedutaan
diketahui sebagai pimpinan jaringan legal maka ia akan terus dijejaki bila
berada diluar kedutaannya dan bila dia terbukti melakukan kegiatan spioanse
dapat menyebabkan retaknya bahkan putusnya hubungan diplomatik. Jaringan Illegal dapat menggunakan
kedok yang sesuai dan
bila terbongkar tidak menyebabkan putusnya hubungan diplomatik, tetapi jaringan
ini mempunyai problem tentang alat komunikasinya dan bila alat ini
diketemukan berarti melanggar hukum yang
berlaku sehingga dia dapat ditangkap dan diajukan kedepan sidang pengadilan.
c. Struktur
Jaringan. Suatu jaringan yang baik
mempunyai unsur-unsur pimpinan, agen kepala, agen dan komunikasi.
1) Pimpinan jaringan (Resident
Direktory). Pimpinan ini biasanya
anggota biasa/reguler dari Dinas Intelijen yang berkedudukan dinegara sasaran
atau dinegara tetangga tergantung pada tersedianya sekurity dan kebebasan
bergerak.
Dia bertanggung jawab
kepada markas besarnya atau sering juga disebut Pusat (Centre) untuk mengontrol
satu atau lebih jaringan atau agen perorangan. Dia juga melakukan pengrekrutan,
melatih agen bila perlu, mengarahkan, mendukung/membantu dan membayar upah agen
demikian juga mengendalikan komunikasi dan fasilitas khusus lainnya. Bila pimpinan jaringan legal maka dia akan
diperbantukan kepada kedutaannya atau organisasi yang sederajat yang memberikan
kepadanya status diplomatik dan beroperasi dengan menggunakan kedok sebagai
atase perdagangan atau sekretaris dua.
Bila pimpinan jaringan ilegal maka dia
membentuk kedoknya sendiri dengan
memilih kedok yang memberikan legitimasi pengesahan sehingga dia
mempunyai kebebasan bergerak didalam negara sasaran dan dapat memelihara
lingkaran kontak yang luas. Komunikasi dengan pusatnya (Moskow) adalah langsung
dengan secara klandestin dan
dia dikontrol secara ketat oleh
pusat (Moskow) dalam semua aspek kegiatannya.
2) Agen Kepala (Head Agent). Bilamana dalam jaringan terdapat sejumlah
agen tingkat rendah maka pimpinan jaringan dapat menggunakan agen yang sudah
berpengalaman, dan dapat dipercaya untuk mengambil alih pengkontrolan terhadap
jaringan yang lebih kecil. Untuk mencapai tingkat sekurity yang lebih tinggi dibatasi lingkaran kontak yang
harus dilakukan oleh agen kepala.
3) Agen.
Seseorang yang memperoleh, mencatat atau menyampaikan informasi yang dibutuhkan
atau melaksanakan tugas-tugas lainnya
atas nama dinas intelijen adalah seorang agen.
Seorang
agen tingkat tinggi adalah seseorang yang diri untuk memperoleh informasi
rahasia dan terlatih dalam menggunakan metode atau perlengkapan hanya untuk
suatu tugas atau perlengkapan hanya untuk suatu tugas tertentu. Seorang agen tingkat tinggi kerapkali adalah
anggota biasa/reguler dari dinas intelijen yang dilatih secara khusus dan
berpengalaman sehingga dia cocok untuk melakukan tugas yang sangat sulit atau
penting. Didalam suatu dinas intelijen, agen-agennya sering juga dinyatakan
sebagai sumber, dan seorang sumber dapat menggunakan sumber pembantu. Bila
seorang sumber pembantu memberikan informasi itu kepada suatu jaringan spionase
maka dia tersebut disebut sumber yang tidak sadar. Semua kewaspadaan yang mungkin dilakukan
diadakan untuk menjamin bahwa seseorang yang menjadi anggota jaringan lainnya
menyadari peranan atau identitas dari anggota jaringan lainnya sehingga bila
seorang agen diketahui pihak oposisi aktif hanya memberikan kehancuran yang
sedikit bagi jaringan.
4) Komunikasi. Dalam suatu jaringan legal separuhnya dapat
digunakan pemancar radio kedutaan atau saluran kabel dengan menggunakan
persandian tingkat tinggi atau melalui kantong diplomatik dalam berkomunikasi
dengan Pusat dalam suatu jaringan ilegal keadaannya lebih sulit dan satu atau
lebih dengan cara-cara sebagai berikut :
a)
Radio
klandestin. Metode modern dari pengiriman khusus yang tinggi cenderung memenuhi
faktor sekurity dan efisiensi tatapi cara ini tidak cocok untuk pengiriman
secara tertulis atau foto-foto.
b)
Kurir. Sekurity tergantung pada tanggung jawab kurir
dan keefektifan dari kedok yang digunakannya. Tetap ada resiko dalam penggunaan
kurir ini. Oleh sebab itu penggunaannya dibatasi pada penyampaian hal-hal yang
penting saja yang tidak dapat disampaikan melalui cara lain.
c) Tulisan rahasia. Banyak
ragamnya tinta tulisan rahasia yang tersedia dan tinta tulisan rahasia yang
mudah dibuat sendiri. Tulisan rahasia tidaklah sulit diketahui kalau telah
timbul suatu kecurigaan. Tulisan rahasia senantiasa dituliskan dalam material
yang tidak mencurigakan.
d) Mikrofotografi.
Perkembangan modern dari mikrofotografi menyebabkan penggunaan cara ini
lebih disenangi dari pada penggunaan
tulisan rahasia. Walaupun text atau gambar dapat diperkecil sampai sebesar
tanda titik dalam ketikan yang disebut microdot, tetapi teknik ini menuntut
suatu ketrampilan dan perlengkapan khusus.
e) Cara tertutup lainnya.
Banyak cara lainnya untuk menyampaikan informasi dengan menggunakan
samaran dari material yang tidak mencurigakan seperti pamflet perdagangan atau
surat-surat firma sebagai kedok dan lebih cocok bagi komunikasi dengan pimpinan
jaringan yang berkedudukan diluar negara sasaran daripada bagi suatu hubungan
langsung dengan Pusat (Moskow). Barang-barang atau barang kebutuhan sehari-hari
yang dimodifikasi secara khusus sehingga
dapat digunakan untuk menyembunyikan foto-foto atau dokumen-dokumen.
4) Cara
spionase. Prinsip sekurity “Hanya orang
yang berhak saja yang boleh mengetahui”
(The Need to Know Principle) sangat keras sekali diterapkan dalam
jaringan spionase. Keperluan membatasi pengetahuan dari
masing-masing anggota menimbulkan kesulitan dalam memelihara kontak dan
pengontrolan secara efisien. Agar dapat mengatasi kesulitan ini, setiap jaringan harus
menggunakan prosedure atau alat berikut ini.
a)
Nama
panggilan dan nama alias. Seorang agen akan menggunakan nama panggilan yang
tidak menonjol misalnya “claude”, “Ben” atau “Joe”, dan dalam surat menyurat
diantara pimpinan jaringan (Resident) dan Pusat (Moskow) disebut sebagai turist
dan majikan dan sebagainya.
b) Perantara (Cut Out). Pada dasarnya seorang perantara adalah
seorang yang menjadi perantara dalam saluran komunikasi manusia agar dapat
memisahkan hubungan identitas diantara satu anggota jaringan dengan anggota
lainnya.
Misalnya
agen A mengadakan kontak dengan perantara X yang dalam waktu, tempat dan
identitas yang berbeda mengadakan kontak pula dengan agen B.
c) Kurir. Fungsi kurir
adalah penyampaian informasi dengan tangan didalam suatu jaringan. Bila seorang
kurir ditahan oleh pihak oposisi aktif maka informasi yang dapat dikorek
daripadanya harus terbatas. Dia mungkin
mengetahui informasi mengenai seluruh orang yang dapat memegang teguh
kerahasiaan jaringan, seorang kurir dapat juga berfungsi sebagai perantara.
d)
Tempat
penitipan surat yang sifatnya mati (dead letter boxes). Sebagai bantuan
tambahan bagi kerahasiaan dalam saling berkomunikasi dapat digunakan tempat
penitipan surat yang sifatnya mati.
Tempat ini dibuat sedemikian rupa bentuknya
sehingga cocok bagi tempat penitipan surat atau material seperti lobang alamiah
dalam batuatau dalam tembok yang dibuat dari batu bata lobang dalam pohon kayu,
dibawah batu karang atau dalam logam yang dibentuk secara khusus sehingga dapat
ditanam dalam tanah atau diletakkan dipermukaan tanah. Sebuah tanda isyarat yang ditentukan
sebelumnya harus menunjukkan bahwa
tempat penitipan itu telah diisi dan berita sedang menunggu pengambilannya.
e)
Tempat
umum. Sebuah tempat aman adalah sebuah rumah atau flat yang memberikan kedok
yang cocok dan digunakan jaringan sebagai tempat pertemuan-pertemuan rahasia
atau tempat menginap sementara dari seorang agen agar dia selamat. Sukarlah
memelihara sebuah tempat aman yang berada didalam suatu negara sasaran
disebabkan oleh kepekaannya terhadap penjejakan dari organisasi kontra
intelijen negara tersebut.
f) Tanda isyarat pengenalan. Sering
terjadi bahwa seorang agen secara pribadi tidak mengenal orang yang harus
dihubunginya atau seorang perantara dan masing-masing harus menyatakan beberapa
tanda isyarat pengenalan untuik maksud pertemuan. Tanda isyarat itu tidak boleh menimbulkan
kecurigaan dan tidak boleh menimbulkan kecurigaan dan tidak janggal. Agar dapat
memenuhi kedua hal tersebut bia-sanya dikombinasikan antara dua atau lebih
tanda isyarat yang akan menjamin identifikasi. Sebuah majalah tertentu dibawa
dalam cara tertentu atau dari warna tertentu, pakaian atau topi yang dipakai
dapat digunakan sebagai tanda isyarat pengenalan.
Identifikasi harus di buktikan
dengan mengajukan pertanyaan yang telah di tentukan sebelumnya yang tidak
menimbulkan kecuriga- an dan harus dijawab dengan jawaban yang juga sudah
ditentukan sebelumnya. Bila tanda fisik dan ucapan cocok dengan perjanjian
berubah diadakan kontak.
g) Code dan Persandian. Code
yang digunakan untuk menyampaikan arti yang lain dari apa yang dinyatakan,
sedangkan persandian biasanya adalah penyusunan huruf-huruf yang tidak
mempunyai arti atau angka-angka yang
artinya hanya diketahui oleh orang-orang yang mempunyai kuncinya. Code yang tidak dapat diketahui dengan
segera dapat diketahui
dengan segera dapat digunakan bagi komunikasi tertutup
didalam suatu jaringan persandian digunakan
lebih sering untuk lalu lintas berita melalui radio
klandestin atau melalui saluran komunikasi kedutaan.
d. Jaringan Intelijen Barat. Pada
prinsipnya sama dengan Dinas Intel Rusia tetapi terdapat perbedaan pokok
tentang penggunaan pimpinan jaringan. Disetiap kedutaan Rusia sekitar 70% dari personil kedutaan adalah
orang-orang intelijen baik dari KGB maupun GRU. Tetapi dikedutaan intelijen
barat hanya sekitar 30% saja dari personil kedutaan terdiri dari orang-orang intelijen. Amerika serikat terutama tidak ingin melibatkan kedutaannya dalam
kegiatan-kegiatan spionase. Oleh sebab itu banyak sekali personil kedutaan
Rusia yang terungkap melakukan kegiatan spionase yang kemudian
dipersona non-gratakan. Pimpinan jaringan sering disebut pengendali agen (agent handler atau case
officer) dan agen kepala disebut dengan agen utama serta petugas pokok
adalah agen pelaksana yang dibantu oleh
agen pembantu.
e. Jaringan Intel Indonesia. Dalam
taktik pengembangan sistem jaringan bagi operasi intelijen penyelidikan yang
digunakan sebagai dasar pertimbangan ialah letak, sifat, sifat sasaran, arah
dan jalan pendekat yang mungkin akan ditempuh atau digunakan untuk melakukan
operasi intelijen penyelidikan dalam sistem tersebut diatas akan berbentuk
jaringan infiltrasi/penetrasi, jaringan observasi dan jaringan penelitian.
1)
Jaringan
Observasi. Type jaringan ini digunakan untuk mencari informasi dengan melakukan
infiltrasi/penetrasi kedalam sasaran atau dengan melakukan operasi garis dalam
secara tertutup. Sasaran bagi type jaringan ini ialah sasaran dimana
subversi, infiltrasi, dan pemberontakan berpangkalan, baik yang diluar negeri
maupun didalam negeri. Agen-agen yang
digunakan bagi jaringan infiltrasi adalah orang-orang dari dalam sasaran itu
sendiri terutama dari kalangan yang tidak puas terhadap sasaran ataupun dengan
menggunakan sasaran antara yang mempunyai fasilitas dan legalitas untuk
memasuki sasaran. Mereka ini
dipengaruhi oleh agen kita yang berfungsi sebagai agen utama dan setelah
direkrut maka agen utama tersebut kemudian keluar dari sasaran atau agen utama
itu berada diluar sasaran. Agen-agen
yang digunakan bagi jaringan penetrasi adalah agen kita sendiri yang melakukan
penetrasi langsung kedalam sasaran. Dia berada terus didalam sasaran dan berusaha
menduduki posisi penting yang memungkinkan dia mempunyai acces secara langsung
kepada informasi yang kita butuhkan. Bagi agen infiltrasi dapat kita
lepaskan dia dari sasaran tanpa mencurigakan tetapi tidak demikian halnya bagi
agen penetrasi yang tidak mungkin melepaskan diri dari sasaran karena dia
membaurkan diri dalam sasaran resiko bagi agen penetrasi jauh lebih besar dari
pada agen infiltrasi.
2) Jaringan Observasi. Type
jaringan observasi ini digunakan untuk mencari
dan mengumpulkan informasi
baik dengan jalan melakukan observasi terus menerus maupun insidentil
terhadap sasaran secara terbuka.
Type jaringan observasi bergerak dalam
garis luar dan disusun secara belapis. Jaringan ini sering juga disebut
melakukan operasi garis luar. Type
jaringan observasi disusun dengan cara mengadakan sistem pembendungan terhadap
sasaran-sasaran yang didasarkan pada arah sasaran, jalan pendekat sasaran dan
titik-titik yang akan menjadi titik pertemuan. Hal ini dapat dilakukan dengan
adanya informasi yang diberikan atau dihasilkan oleh operasi garis dalam.
Dengan demikian sasaran dapat diamati dan dijejaki secara terus menerus dan
bila perlu diadakan penangkapan/penggulungan maka dapat dilakukan oleh operasi
garis luar ini sehingga kedudukan agen-agen dalam operasi garis dalam tidak
berpengaruh karena penangkapan tersebut.
Jaringan observasi menggunakan agen-agen dan badan-badan pengumpul yang
terlatih atau yang hanya diarahkan untuk operasi intelijen. Sumber-sumber dari
agen-agen dan badan-badan pengumpul diambilkan dari alat-alat pemerintah, semi
pemerintah, swasta, golongan karya, golongan cendikiawan, aparat yang termasuk
dalam sistem pertahanan dan keamanan nasional, perorangan dan lain-lain.
3) Jaringan
penelitian. Type jaringan ini dipergunakan untuk mencari dan mengumpulkan
informasi dengan jalan melakukan penelitian baik secara terus menerus maupun
insidentil secara terbuka. Type jaringan penelitian ini bergerak dalam lapangan
penelitian dan pengembangan, baik yang dilakukan dalam tingkat internasional
maupun nasional. Type jaringan penelitian bergerak atas dasar kesempatan yang
ada baik datangnya dari laur maupun dari dalam negeri atau atas dasar
kesempatan yang kita ciptakan.
BAB
– V
PENUTUP
10. Demikian
bahan ajaran ini disusun untuk dapatnya digunakan sebagai pedoman dalam
menyampaikan materi pelajaran sehingga kegiatan proses belajar mengajar dapat
tercapai sesuai dengan tujuan kurikuler dan tujuan pendidikan. Dalam aplikasinya masih diperlukan kreasi
sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar