Jumat, 11 Agustus 2017

Simpan Hartamu Di Langit

Hati gelisah bila meninggalkan kendaraan mewah. Resah bila rumah megah dimasuki orang tak dikenal. Khawatir bila rekening tabungan dibobol orang. Bahkan shalat pun kehilangan khusyu' karena mencemaskan harta ...
Sebaiknya simpan (sebagian besar) hartamu di langit agar hati jadi tenang. Karena disana ia tak akan pernah hilang atau berkurang, bahkan akan engkau petik hasilnya di akhirat kelak. InsyaAllah.
Seorang sahabat mulia, Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu pernah berkata:
"Barangsiapa mampu meletakkan harta simpanannya di langit, yang tidak akan bisa dimakan oleh rayap dan tidak pula bisa disentuh para pencuri, maka hatinya akan tenang. Karena *hati seseorang cenderung bersama harta simpanannya* "
(Fawaidul Fawaid)
KH. Abdullah Gymnastiar menuturkan, ada 4 cara orang memperlakukan harta: 1) *dimakan* akan jadi kotoran, 2) *digunakan* akan habis atau rusak, 3) *disimpan* akan ditinggalkan dan jadi warisan atau rebutan, dan 4) *disedekahkan* akan jadi tabungan berlipat di akhirat.
Allah akan *melipatgandakan* (ganjaran) bagi siapa orang yang menginfakkan hartanya, bagaikan ia menanam sebutir biji kemudian biji itu menumbuhkan tujuh tangkai dan pada setiap tangkai tumbuh pula seratus biji. (QS. Al-Baqarah 261)
Orang menjadi bahagia *bukan karena mampu mengumpulkan harta*, tapi justru bila mampu *membaginya* kepada mereka yang kurang mampu.
Yusuf Hamka, pengusaha sukses yg dermawan membagi pengelolaan hartanya dalam 3 bagian, yaitu: 1/3 *diputar* untuk usaha, 1/3 *disimpan* sbg cadangan, dan 1/3 *disedekahkan*.
Maka simpanlah hartamu di langit agar tak ada lagi pertanyaan dari malaikat, *"dari mana engkau dapatkan dan bagaimana engkau menggunakan."* Karena setiap sen harta yg kita punya akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat.
Mari kita simpan harta di langit melalui *sedekah*
Nabi SAW bersabda, “Harta sama sekali tidak berkurang karena disedekahkan.” (HR. Muslim).
Berbagi dengan orang lain, tidak cuma membahagiakan orang lain, tapi juga membahagiakan diri sendiri.
*****




Tidak ada komentar:

Posting Komentar