Dzikir
adalah suatu aktivitas mengingat Allah dengan cara menyebut nama, memuji dan
mengagungkan kebesaran-Nya (tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dsb) secara
berulang-ulang yang dilakukan dengan penuh kesadaran.
Dzikir
bagi orang-orang barat dan agama selain Islam dikenal dengan istilah meditasi,
yaitu praktik relaksasi yang
melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun
mencemaskan dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan selama jangka waktu
tertentu.
Prinsip
dasar dzikir adalah pengulangan kata atau kalimat pujian terhadap kebesaran
Allah Swt. Dalam dunia psikologi dikenal
istilah Repetitive Magic Power (RMP), yaitu suatu tindakan atau perkataan yang
diulang terus-menerus akan menumbuhkan kekuatan batin yang luar biasa dan akan
menghasilkan perubahan karakter.
RMP ini merupakan suatu metode
pengulang-ulangan agar nilai-nilai kalimat atau tindakan masuk dalam pikiran
bawah sadar dan pada akhirnya membentuk karakter serta akan memunculkan
kekuatan spt yg kita diinginkan.
Banyak ayat dalam al-Qur’an maupun
hadis yang menganjurkan berdzikir untuk ketentraman hati dan kekuatan jiwa,
antara lain QS. Ar-Ra’du ayat 28 : “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah
hati menjadi tenteram.” Dan QS. Al Anfal ayat 45 : “Dan sebutlah olehmu akan Allah dengan sebutan yang banyak, supaya kamu
mendapat kemenangan”.
Dari sudut pandang fisiologis, meditasi atau
dzikir adalah metode anti-stres yang paling baik. Saat seseorang mengalami
kecemasan, maka denyut jantung dan tekanan darah meningkat, pernafasan menjadi
cepat dan pendek, dan kelenjar adrenalin memompa hormon kortisol (hormon
stres). Semakin banyak hormon kortisol
maka semakin tinggi tingkat stres seseorang.
Selama melakukan meditasi, pernapasan dan
konsumsi oksigen dalam tubuh manusia berkurang dalam kisaran antara 20 dan 30%,
sehingga pernapasan menjadi tenang, detak jantung melambat, tekanan darah
menjadi normal, dan tingkat produksi hormon stres menurun.
Keith Wallace, ahli fisiologi dari
UCLA, melakukan penelitian tentang kebiasaan umat beragama dalam melakukan
meditasi dan mengkaitkannya dengan kesehatan. Para relawan dipasangi
kabel-kabel elektromagnetik yang dihubungkan dengan monitor-monitor untuk
menguji fungsi-fungsi kritis pada tubuh mereka sewaktu meditasi. Keith menemukan ketenangan batin yang luar
biasa para relawan yang sedang bermeditasi.
Sebuah penelitian Universitas
Washington, yang dimuat dalam majalah Scientific American edisi Desember 1993,
menyebutkan bahwa berzikir bisa mengaktifkan syaraf-syaraf otak. Ketika seseorang berdzikir dengan mengulangi
kalimat-kalimat seperti subhanallah,
beberapa area otak yang terlibat bertambah aktif dan turut menambah energi
bio-elektrik. Lama-kelamaan kelompok saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi
kelompok saraf yang lain untuk turut sama aktif. Sebuah gambar yang ditangkap
melalui CT scan menunjukkan adanya aktivitas kerja otak yang sangat
menakjubkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar