Jumat, 26 Oktober 2018

Filosofi Hidup Orang Jawa


DALAM berfilosofi, orang Jawa seringkali menggunakan unen-unen untuk menata hidup manusia. Makna dari ungkapan-ungkapan Jawa ini seringkali tidak dipahami oleh sebagian besar keturunan etnis Jawa di era modern ini. Maka tidak salah, jika muncul sebutan, “Wong Jowo sing ora njawani”.
Filosofi Jawa dinilai sebagai hal yang kuno dan ketinggalan jaman. Padahal, filosofi leluhur tersebut berlaku terus sepanjang hidup. Warisan budaya pemikiran orang Jawa ini bahkan mampu menambah wawasan kebijaksanaan.
Berikut 25 dari sekian banyak falsafah yang menjadi pedoman hidup orang Jawa:

1
Urip Iku Urup
Hidup itu Nyala, Hidup itu haruslah menerangi bagaikan lentera. Maknanya hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik.

2
Ngunduh wohing pakarti
Mendapatkan hasil dari setiap perbuatan.  Maknanya semua orang akan mendapatkan akibat dari segala perilakunya sendiri. Jadi, kita tidak perlu menyalahkan dan mencari kesalahan orang lain karena bisa saja itu adalah akibat dari apa yang kita lakukan sendiri. Jadi, kita harus ingat untuk berhati-hati dalam betindak.

3
Ajining raga saka busana, Ajining diri saka lathi lan budi.
Kehormatan raga berasal dari pakaian. Sedangkan kehormatan diri berasal dari lisan dan akhlak. Bagi orang Jawa cara berpakaian itu menentukan kehormatan raga dan cara berbicara menunjukkan kehormatan diri seseorang. Penampilan dan ucapan kita mempengaruhi bagaimana orang bereaksi dan menghargai kita. Sedangkan kehormatan diri ditentukan oleh bagaimana seseorang berucap dan budi pekertinya.

4
Sepi ing pamrih rame ing gawe, memayu hayuning bawana
Giat bekerja dengan ikhlas tanpa pamrih, memelihara kedamaian alam semesta.

5
 Nerima ing pandum
Menerima segala pemberian. Mengandung makna ikhlas dengan segala keadaan atau hasil, meskipun sudah berupaya semaksimal mungkin. Sebab manusia hanyalah berkewajiban untuk berusaha, namun hasilnya Tuhanlah yang berkuasa menentukan .

6
Sapa nandur, bakalan ngunduh
Siapa yang menanam bakal menuai hasilnya. Maksudnya barang siapa yang menanam kebaikan maka suatu saat akan mendapatkan hasilnya. Kita diajarkan untuk berlomba menanam kebaikan dimanapun kita berada. Ini juga bermakna kerja keras kita yang akan berhasil kelak.

7
Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara
Manusia hidup di dunia harus
memelihara kedamaian alam semesta; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.

8
Becik kethitik ala ketara
Kebaikan akan terlihat dan kejahatan juga akan nampak. Semua perbuatan akan nampak tidak peduli itu baik maupun buruk. Ini adalah ajaran untuk kita agar memperbanyak perbuatan yang baik. Jika berbuat buruk dan disembunyikan, maka suatu saat perbuatan itu juga akan terbongkar.

9
Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha
Menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan, menjadi sakti tanpa ajian, menjadi kaya tanpa harta kekayaan.

10
Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri. Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

11
Cakra manggilingan. 
Kehidupan manusia akan seperti roda yang selalu berputar, kadang di bawah kadang di atas. Hukum sebab akibat dan memungkinkan terjadi penitisan.

12
Jer basuki mawa beya 
Setiap kesuksesan/kebahagiaan memerlukan biaya atau usaha yang keras.

13
Aja Gumunan, Aja Kagetan, Aja Getunan, Aja Aleman.
Jangan mudah terheran-heran, Jangan mudah terkejut-kejut, Jangan mudah menyesal, Jangan manja dan mudah ngambeg.

14
Aja Adigang, Adigung, Adiguna
Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti. Maksudnya adalah Jaga kelakuan / tatakrama, jangan sombong dengan kekuatan, kedudukan, ataupun latarbelakangmu.

15
Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah. Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

16
Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

17
Alon-alon waton kelakon
Pelan-pelan asal selamat. Kedengarannya simpel ya tetapi sebenarnya filosofi ini memiliki makna yang mendalam. Disini kita diajak untuk selalu berhati-hati, ulet, waspada, dan berusaha dalam menjalani hidup.

18
Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.

19
Sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha
Menjadi sakti tanpa ajian, menjadi kaya tanpa harta kekayaan.

20
Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.

21
Sing sapa temen tinemu 
Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil

22
Andhap asor.  
Bersikap sopan dan santun

23
Ala ketara becik ketitik. 
Yang jahat maupun yang baik pasti akan terungkap juga

24
Mulat salira, tansah eling kalawan waspada
Jadi orang harus selalu mawas diri, eling dan waspadha

25
Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake. 
Menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar