DALAM
berfilosofi, orang Jawa seringkali menggunakan unen-unen untuk menata hidup
manusia. Makna dari ungkapan-ungkapan Jawa ini seringkali tidak dipahami oleh
sebagian besar keturunan etnis Jawa di era modern ini. Maka tidak salah, jika
muncul sebutan, “Wong Jowo sing ora njawani”.
Filosofi
Jawa dinilai sebagai hal yang kuno dan ketinggalan jaman. Padahal, filosofi
leluhur tersebut berlaku terus sepanjang hidup. Warisan budaya pemikiran orang
Jawa ini bahkan mampu menambah wawasan kebijaksanaan.
Berikut
25 dari sekian banyak falsafah yang menjadi pedoman hidup orang Jawa:
1
|
Urip Iku Urup
Hidup itu Nyala, Hidup itu haruslah menerangi bagaikan
lentera. Maknanya hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain
disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih
baik.
|
2
|
Ngunduh wohing
pakarti
Mendapatkan hasil dari
setiap perbuatan. Maknanya semua orang
akan mendapatkan akibat dari segala perilakunya sendiri. Jadi, kita tidak
perlu menyalahkan dan mencari kesalahan orang lain karena bisa saja itu
adalah akibat dari apa yang kita lakukan sendiri. Jadi, kita harus ingat
untuk berhati-hati dalam betindak.
|
3
|
Ajining raga
saka busana, Ajining diri saka lathi lan budi.
Kehormatan raga
berasal dari pakaian. Sedangkan kehormatan diri berasal dari lisan dan akhlak.
Bagi orang Jawa cara berpakaian itu menentukan kehormatan raga dan cara
berbicara menunjukkan kehormatan diri seseorang. Penampilan dan ucapan kita
mempengaruhi bagaimana orang bereaksi dan menghargai kita. Sedangkan
kehormatan diri ditentukan oleh bagaimana seseorang berucap dan budi
pekertinya.
|
4
|
Sepi ing pamrih rame ing gawe, memayu
hayuning bawana.
Giat bekerja dengan ikhlas tanpa pamrih,
memelihara kedamaian alam semesta.
|
5
|
Nerima ing pandum
Menerima
segala pemberian. Mengandung makna ikhlas dengan segala keadaan atau hasil,
meskipun sudah berupaya semaksimal mungkin. Sebab manusia hanyalah
berkewajiban untuk berusaha, namun hasilnya Tuhanlah yang berkuasa menentukan
.
|
6
|
Sapa nandur,
bakalan ngunduh
Siapa yang menanam
bakal menuai hasilnya. Maksudnya barang siapa yang menanam kebaikan maka
suatu saat akan mendapatkan hasilnya. Kita diajarkan untuk berlomba menanam
kebaikan dimanapun kita berada. Ini juga bermakna kerja keras kita yang akan
berhasil kelak.
|
7
|
Memayu Hayuning Bawana,
Ambrasta dur Hangkara
Manusia hidup di dunia harus memelihara kedamaian alam semesta; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak. |
8
|
Becik kethitik
ala ketara
Kebaikan akan terlihat dan kejahatan juga akan nampak.
Semua perbuatan akan nampak tidak peduli itu baik maupun buruk. Ini adalah
ajaran untuk kita agar memperbanyak perbuatan yang baik. Jika berbuat buruk
dan disembunyikan, maka suatu saat perbuatan itu juga akan terbongkar.
|
9
|
Ngluruk tanpa
bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha
Menyerbu tanpa pasukan,
menang tanpa merendahkan, menjadi sakti tanpa ajian, menjadi kaya tanpa harta
kekayaan.
|
10
|
Datan Serik Lamun Ketaman,
Datan Susah Lamun Kelangan
Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri. Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. |
11
|
Cakra
manggilingan.
Kehidupan manusia akan seperti roda yang
selalu berputar, kadang di bawah kadang di atas. Hukum sebab akibat dan
memungkinkan terjadi penitisan.
|
12
|
Jer
basuki mawa beya
Setiap kesuksesan/kebahagiaan memerlukan biaya
atau usaha yang keras.
|
13
|
Aja Gumunan, Aja Kagetan, Aja
Getunan, Aja Aleman.
Jangan mudah terheran-heran, Jangan mudah terkejut-kejut, Jangan mudah menyesal, Jangan manja dan mudah ngambeg. |
14
|
Aja Adigang, Adigung, Adiguna
Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti. Maksudnya adalah
Jaga kelakuan / tatakrama, jangan sombong dengan kekuatan, kedudukan, ataupun
latarbelakangmu.
|
15
|
Aja Kuminter Mundak
Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah. Jangan
suka berbuat curang agar tidak celaka.
|
16
|
Aja Milik Barang Kang Melok,
Aja Mangro Mundak Kendo
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik,
indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.
|
17
|
Alon-alon waton
kelakon
Pelan-pelan asal
selamat. Kedengarannya simpel ya tetapi sebenarnya filosofi ini memiliki
makna yang mendalam. Disini kita diajak untuk selalu berhati-hati, ulet,
waspada, dan berusaha dalam menjalani hidup.
|
18
|
Sura Dira Jaya Jayaningrat,
Lebur Dening Pangastuti
segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa
dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.
|
19
|
Sekti tanpa
aji-aji, sugih tanpa bandha
Menjadi sakti tanpa
ajian, menjadi kaya tanpa harta kekayaan.
|
20
|
Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk
memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.
|
21
|
Sing
sapa temen tinemu
Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil
|
22
|
Andhap
asor.
Bersikap sopan dan santun
|
23
|
Ala ketara
becik ketitik.
Yang jahat maupun yang baik pasti akan
terungkap juga
|
24
|
Mulat
salira, tansah eling kalawan waspada.
Jadi orang harus selalu mawas diri, eling
dan waspadha
|
25
|
Nglurug
tanpa bala, menang tanpa ngasorake.
Menyerbu tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar