Kita bangsa
Indonesia saat ini sedang didera oleh berbagai bencana alam yang begitu
besar. Semenjak tsunami di Aceh, lalu disusul gempa tektonik di Yogya, erupsi
gunung Merapi dan Sinabung, serta tanah longsor di berbagai daerah,
hingga yang baru saja terjadi adalah gempa di Lombok dan tsunami Palu.
Berbagai bencana
itu menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang begitu besar, hingga
menyisakan penderitaan masyarakat yang begitu pedih dan panjang.
Bagi yang telah
meninggal dunia, kita doakan semoga mereka diampuni dosa-dosanya dan arwahnya
mendapat tempat yang baik di sisi Allah Swt. Sedangkan bagi yang masih
hidup, tentu mereka mengalami penderitaan yang sangat pedih dan
memilukan, semoga mereka diberi kesabaran dan kekuatan.
Mereka yang masih
hidup adalah orang yang sungguh-sungguh sedang ditimpa musibah. Penderitaan
mereka sungguh berat. Mereka kehilangan sanak saudara, kehilangan rumah tempat
tinggal, kehilangan harta benda, dan kehilangan pekerjaan. Bukan hanya
itu, diantara mereka banyak yang mengalami cedera serius. Ada yang gegar otak,
ada yang patah tulang, ada yang dagingnya robek dan berbagai cedera lainnya.
Sedangkan yang lainnya mengalami berbagai macam penyakit, demam, diare,
radang tenggorokan, dan seterusnya. Sungguh berat penderitaan
mereka.
Respon Masyarakat.
Menyikapi peristiwa
bencana alam itu, muncul banyak relawan dan posko peduli korban bencana di
berbagai daerah. Mereka menggalang sumbangan dana masyarakat untuk
membantu meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang sedang
tertimpa musibah. Dan banyak masyarakat lain yang kemudian terketuk hatinya dan
bertumbuh empatinya.
Namun adapula
sebagian orang yang justru hanya melontarkan klaim menyalahkan. Dikatakannya
bencana itu disebabkan oleh prilaku masyarakat setempat yang penuh kekufuran
dan kemaksiatan. Wallahu a'lam bish-shawab.
Bagi para dermawan
yang membantu meringankan penderitaan para korban, mari kita do'akan semoga
Allah membalas amal baiknya . Dan bagi mereka yang belum tersentuh hatinya dan
tergugah empatinya , juga mari kita doakan semoga Allah menghidupkan qalbunya.
Amin
Kepedulian terhadap
korban bencana ini sesungguhnya merupakan implementasi rasa syukur. Allah
berfirman, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim ayat 7).
Musibah merupakan
Azab, Peringatan dan Ujian
Pada umumnya
manusia memahami musibah sebagai suatu bencana, atau sesuatu yang identik
dengan kesusahan dan penderitaan. Walaupun sesungguhnya kesenangan pada
hakekatnya juga merupakan musibah atau ujian.
Apabila ujian itu
bisa berbentuk kesusahan atau kesenangan, maka musibah hanya berbentuk
kesusahan atau penderitaan.
Dalam hal musibah
berupa kesusahan atau penderitaan, maka ada tiga golongan manusia yang
mendapati musibah dari Allah, yaitu :
Pertama.
Bagi golongan orang yg tidak beriman atau kufur terhadap Allah, maka musibah
merupakan azab atau hukuman. Akibat banyak perbuatan dosa besar dan kedzaliman
yang mereka perbuat, maka Allah timpakan azab bagi mereka sebagai hukuman di
dunia. Allah berfirman: "Barang siapa yang mengerjakan keburukan
niscaya akan diberi balasan akibat keburukan itu." (QS. An-Nisa': 123)
Kedua.
Bagi golongan orang beriman, maka musibah merupakan teguran atau peringatan
dari Allah atas kesalahan atau kekhilafan yang pernah diperbuat. Bagi
orang beriman sesungguhnya musibah justru merupakan berkah, karena musibah
mengandung banyak hikmah. Diantaranya adalah sebagai peringatan, menghapuskan
dosa, dan meningkatkan derajat keimanan.
Ketiga.
Bagi golongan orang yang bertakwa, musibah merupakan bentuk kecintaan Allah.
Bagi orang-orang yang bertakwa, yang telah disediakan surga untuknya,
Allah berikan kepadanya ujian agar mereka senantiasa bersabar dan menghadapNya
kelak dalam keadaan bersih tanpa dosa.
Hikmah dibalik
Musibah
Bagi orang beriman
dan bertakwa, musibah mengandung banyak hikmah. Beberapa makna dan hikmah
dibalik musibah adalah :
1. Musibah sebagai
Peringatan. Musibah merupakan peringatan bagi
manusia yang pernah melakukan kesalahan dan dosa, agar mereka kembali ke jalan
yang benar. Allah SWT berfirman : "Dan apa saja musibah yang
menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS Asy Syura
: 30)
2. Musibah
sebagai sarana penghapus dosa. Musibah sebagai sarana untuk menghapus
dosa atas kesalahan yang pernah diperbuat. Rasulullah bersabda: "Tidaklah
menimpa seorang mukmin satu kepayahanpun, tidak pula sakit (yang terus
menerus), kecemasan, kesedihan, gangguan, dan kesusahan bahkan tertusuk duri
sekalipun, niscaya dengan semua itu Allah akan menghapuskan sebagian
dosa-dosanya" (HR. Bukhari - Muslim).
3. Musibah sebagai
bentuk Kasih Sayang Allah. Rasulullah
bersabda: "Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, maka
Allah akan menimpakan musibah (ujian) kepadanya terlebih dahulu"
(HR. Bukhari Muslim). Dan sabda nabi yang lain, "Ketika Allah
menginginkan hamba-Nya suatu kebaikan, maka disegerakan hukumannya di dunia.
Kalau Allah menginginkan hamba-Nya suatu kejelekan, maka dosanya ditahan sampai
dibalas nanti di hari kiamat." (HR. at-Tarmizi).
4. Musibah
sebagai sarana untuk menaikkan derajat keimanan. Ada
tingkatan iman yang tidak bisa dicapai oleh seorang hamba hanya dengan amalnya.
Ia akan dicapai dengan amal serta juga dengan ujian dan cobaan. Allah
berfirman: "Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan hanya dengan
mengatakan "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?" (QS.
Al-Ankabut : 2)
Rasulullah
bersabda: "Tidak ada satu pun musibah (cobaan) yang menimpa seorang
mukmin berupa duri dan lebih dari itu, melainkan dengannya Allah akan
mengangkat satu derajat untuknya dengan menghapus satu kesalahannya."
(HR. Bukhari).
5. Kabar
gembira bagi orang yg sabar. Allah berfirman: "Sungguh, Kami
benar-benar akan menguji kamu sekalian agar Kami mengetahui orang-orang yang
berjuang dan orang-orang yang sabar di antara kamu sekalian." (QS.
Muhammad : 31). Serta, "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(QS. Al Baqarah : 155).
Rasulullah
bersabda: "Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman,
seluruh perkaranya menjadi baik. Ketika ditimpa musibah dia
bersabar, itu membawa kebaikan baginya. Dan ketika mendapatkan
nikmat dia bersyukur dan itu membawa kebaikan baginya" (HR.
Muslim).
6. Musibah
sebagai Syarat Masuk surga. Allah berfirman :"Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(musibah/cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum
kamu?. Mereka ditimpa kesengsaraan, kemelaratan dan mereka digoncangkan
(dengan berbagai cobaan)" (QS. Al Baqarah 214)
Rasulullah bersabda
: "Ujian akan terus menimpa seorang mukmin laki-laki dan
perempuan, menimpa dirinya, anaknya, dan hartanya, sehingga ia akan berjumpa
dengan Allah tanpa membawa dosa. (HR. At-Tirmidzi)
Musibah dan Ujian
paling berat adalah para nabi
Sesungguhnya
manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi dan rasul.
Diriwayatkan Sa'd bin Abu Waqash bertanya, "Wahai
Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?"
Rasulullah menjawab, "Para Nabi, kemudian kalangan selanjutnya
dan selanjutnya. Seorang hamba akan diuji sesuai kadar keimanannya. Jika
keimanannya kuat maka cobaannya pun akan semakin berat. Jika keimanannya lemah
maka ia akan diuji sesuai dengan kadar imannya. Tidaklah cobaan ini akan
diangkat dari seorang hamba hingga Allah membiarkan mereka berjalan di muka bumi
dengan tanpa dosa." (HR. Ibnu Majah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar