Cara mengenali ciri-ciri dan tanda
orang pengikut syiah di Indonesia perlu
diketahui dan dipahami mengingat bahwa ajaran yang bukan Islam tersebut semakin
bertambah di Indonesia.
Kebanyakan para pengikut penganut kelompok ajaran Syiah di Indonesia banyak terdapat di jawa barat, sulawesi selatan, dan di kota-kota besar di Indonesia contohnya Jakarta, Bandung, Makassar, Semarang, Pasuruan, Madura dan sebagian di kota-kota kecil lainnya.
Kebanyakan para pengikut penganut kelompok ajaran Syiah di Indonesia banyak terdapat di jawa barat, sulawesi selatan, dan di kota-kota besar di Indonesia contohnya Jakarta, Bandung, Makassar, Semarang, Pasuruan, Madura dan sebagian di kota-kota kecil lainnya.
Jumlah penganut syi'ah di Indonesia diperkirakan 5 juta orang. Tetapi seperti informasi yang dilansir
dari website arrahmah.com bahwa Jalaluddin Rakhmat sebagai Ketua
Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) mengatakan
pengikut syiah berjumlah 2,5 juta orang.
Kebanyakan penganut dan pengikut Syi'ah melakukan taqiyah. Taqiyah adalah kondisi luar seseorang dengan yang ada di dalam batinnya tidaklah sama. Memang taqiyah juga dikenal di kalangan Ahlus Sunnah.
Hanya saja menurut Ahlus Sunnah, taqiyah digunakan untuk menghindarkan diri dari musuh-musuh Islam alias orang kafir atau ketika perang maupun kondisi yang sangat membahayakan orang Islam.
Dan juga dampak bahaya pengaruh buruk syiah terhadap agama Islam salah satunya adalah akan merusak Agama Islam Dan Menyesatkan Kaum muslimin. Karena memang demikianlah pemikiran Syiah dengan segala keanehan dan kesesatannya terus didakwahkan.
Dan juga disebarkan dengan segala sarana yang mereka miliki untuk mengumpulkan sebanyak mungkin orang yang akan mengikutinya dan semakin banyak orang yang meninggalkan agama Islam yang shahih dengan segala propokasi para ulama mereka yang selalu berusaha memperbanyak jumlah pengikut mereka.
Berikut ini beberapa ciri-ciri orang yang menganut ajaran syiah yang harus kita waspadai dan berhati-hati dengannya seperti yang diungkapkan oleh Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi di Majalah Islam Internasional Qiblati antara lain adalah sebagai berikut :
Kebanyakan penganut dan pengikut Syi'ah melakukan taqiyah. Taqiyah adalah kondisi luar seseorang dengan yang ada di dalam batinnya tidaklah sama. Memang taqiyah juga dikenal di kalangan Ahlus Sunnah.
Hanya saja menurut Ahlus Sunnah, taqiyah digunakan untuk menghindarkan diri dari musuh-musuh Islam alias orang kafir atau ketika perang maupun kondisi yang sangat membahayakan orang Islam.
Dan juga dampak bahaya pengaruh buruk syiah terhadap agama Islam salah satunya adalah akan merusak Agama Islam Dan Menyesatkan Kaum muslimin. Karena memang demikianlah pemikiran Syiah dengan segala keanehan dan kesesatannya terus didakwahkan.
Dan juga disebarkan dengan segala sarana yang mereka miliki untuk mengumpulkan sebanyak mungkin orang yang akan mengikutinya dan semakin banyak orang yang meninggalkan agama Islam yang shahih dengan segala propokasi para ulama mereka yang selalu berusaha memperbanyak jumlah pengikut mereka.
Berikut ini beberapa ciri-ciri orang yang menganut ajaran syiah yang harus kita waspadai dan berhati-hati dengannya seperti yang diungkapkan oleh Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi di Majalah Islam Internasional Qiblati antara lain adalah sebagai berikut :
Menggunakan memakai songkok hitam dengan
bentuk tertentu. Tidak seperti songkok yang dikenal umumnya masyarakat
Indonesia, songkok mereka seperti songkok orang Arab hanya saja
warnanya hitam.
Pengikut Syiah jarang shalat jama’ah karena
mereka tidak mengakui shalat lima waktu, tapi yang mereka yakini hanya tiga waktu saja dalam sehari semalam dalam
melakukan ibadah sholat.
Orang Syiah juga tidak akan mengakhiri
shalatnya dengan mengucapkan salam yang
dikenal kaum Muslimin, tetapi dengan memukul kedua
pahanya beberapa kali.
Cara berwudhu syiah aneh. Karena
memang bila diperhatikan caranya berwudhu maka kita akan dapati bahwa wudhunya
sangat aneh, tidak seperti yang dikenal kaum Muslimin.
Penganut Syi’ah banyak-banyak mengingat Ahlul
Bait seperti halnya Ali,
Fathimah, Hasan dan Husain radhiyallahu anhum.
Mayoritas pengikut Syi’ah selalu membawa At-Turbah Al-Husainiyah yaitu
batu/tanah dari Karbala yang digunakan menempatkan kening ketika sujud bila
mereka shalat tidak didekat orang lain.
Syiah tidak menunjukkan penghormatan kepada
Abu Bakar, Umar, Utsman, mayoritas sahabat
dan Ummahatul Mukminin radhiyallahu anhum.
Kita tidak akan mendapati seorang penganut Syi’ah memegang dan membaca
Al-Qur’an kecuali jarang sekali, itu pun sebagai bentuk taqiyyah (kamuflase),
karena Al-Qur’an yang benar menurut mereka yaitu al-Qur’an yang berada di
tangan al-Mahdi yang ditunggu kedatangannya.
Pada bulan Ramadhan penganut Syi’ah tidak
langsung Berbuka Puasa setelah Adzan maghribkarena
dalam hal ini Syi’ah berkeyakinan seperti Yahudi yaitu berbuka puasa jika
bintang-bintang sudah nampak di langit, dengan kata lain mereka berbuka bila
benar-benar sudah masuk waktu malam. (mereka juga tidak shalat tarwih bersama
kaum Muslimin, karena menganggapnya sebagai bid’ah).
Orang Syiah tidak berpuasa pada hari Asyura, dia hanya
menampilkan kesedihan di hari tersebut.
Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menanam dan menimbulkan fitnah
antara jamaah salaf dengan jamaah lain, sementara itu mereka mengklaim tidak
ada perselisihan antara mereka dengan jamaah lain selain salaf. Ini tentu tidak
benar.
Tanda ciri wanita perempuan pengikut syiah diantaranya adalah
bersedia, bahkan senang untuk nikah mut'ah. Mut’ah
adalah kawin kontrak untuk jangka waktu tertentu baik dalam hitungan hari,
bulan ataupun tahun..
Pada beberapa acara keagamaan, selain mengenakan pakaian hitam-hitam, wanita Syiah juga
memakai ikat kepala bertuliskan syiar Syiah. Sepintas, tulisan itu tampak biasa
tetapi ternyata memiliki makna seruan doa. Misalnya: Ya Ali, Ya Husain, Ya
Fatimah.Ciri-ciri mereka sangat banyak. Selain yang kami sebutkan di atas masih
banyak ciri-ciri lainnya, sehingga tidak mungkin bagi kita untuk menjelaskan
semuanya di sini.
Namun cara yang paling praktis ialah dengan memperhatikan raut wajah. Wajah mereka merah padam jika kita mencela Khomeini dan Sistani, tapi bila kita menghujat Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafshah, atau sahabat-sahabat lainnya radhiyallahu anhum tidak ada sedikitpun tanda-tanda kegundahan di wajahnya.
Sumber : Arrahmah.Com.
Namun cara yang paling praktis ialah dengan memperhatikan raut wajah. Wajah mereka merah padam jika kita mencela Khomeini dan Sistani, tapi bila kita menghujat Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafshah, atau sahabat-sahabat lainnya radhiyallahu anhum tidak ada sedikitpun tanda-tanda kegundahan di wajahnya.
Sumber : Arrahmah.Com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar