Setiap
kali ada yang berpulang kita pasti akan mengucapkan Innalillahi wa inna
ilaihi rajiun artinya "Sesungguhnya kami adalah milik Allah
dan kepada-Nya lah kami kembali." sebagai tanda duka cita. Bacaan tersebut dikenal dengan sebutan
bacaan "istirja" atau "tarji". Istirja' merupakan frase umat Islam apabila
seseorang tertimpa musibah dan biasanya
diucapkan apabila menerima kabar duka cita seseorang.
Dalam
Quran Innalillahi wa inna ilaihi rajiun disebutkan dalam ayat:
"Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Inna lillaahi wa innaa
ilaihi raaji'uun." Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna
dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk." (Al-Baqarah: 155-157)
Kalau
dari ayat ini, bisa dilihat bahwa ucapan ini adalah ucapan orang yang sabar,
dan diucapkan saat mereka tertimpa musibah, bukan hanya
kalau ada yang meninggal.
Orang
yang mengucap hal ini saat tertimpa musibah hendak mengatakan bahwa sebagai
kepunyaan Allah, yang diciptakan dan dimiliki sepenuhnya oleh Allah, maka
mereka berserah diri saja. Mau diapain, mau dikasih ujian anak begini, suami
begitu, pekerjaan begini, keluarga begitu, teman-teman begini, dikasih sakit,
dikasih kejadian bencana, malapetaka... ya sudah ... memang kita milikNya kok,
kenapa harus mengeluh? Begitu saja kok repot?
Yakin
percaya penuh bahwa semua itu diberikan atas dasar cinta, kasih sayang, yang
mungkin belum tentu kita semua tahu hikmah indah di baliknya, percaya saja
pasti indah. Dan percaya penuh bahwa Sang Pemilik ini tahu kemampuan kita.
Sebagai Kepala Sekolah dan Guru Semesta, Allah tahu benar "kelas"
kita dan tingkat kesulitan yang harus kita lalui untuk naik kelas.
Terus
kenapa harus mengeluh? Mbok ya malah bersyukur.
Allah
berjanji bahwa manusia yang sabar dan selalu mengucap Innalillahi saat ikhlas
tersenyum menerima musibah akan mendapat keberkahan sempurna, naik kelas dan
lulus dengan gemilang dari ujian tersebut. Mereka itulah yang mendapat
petunjuk, ibarat di kelas, mereka sudah belajar duluan pakai bank soal.
Jadi
ucapkanlah innalillahi dalam setiap kondisi yang tidak enak,
karena banyak sekali ujian setiap detik yang tidak kita sadari bahwa itu ujian.
Ucapkan ini sebagai tanda penyerahan diri total, kepercayaan penuh, prasangka
terbaik, pada Sang Pemberi Kehidupan.
Ada
yang menyalip di jalan? Innalillahi. Musibah, meskipun kecil. Kita lagi diuji
sabar dan mendoakan agar yang menyalip selamat sejahtera, sadar bahwa mereka
tidak perlu menyalip lagi.
Ada
yang kita senyumi tidak membalas senyum. Innalillahi. Musibah kecil lagi, kita
sedang dikasih pelajaran bahwa kita senyum itu hanya untuk Allah, bukan untuk
tujuan dibalas oleh makhluk.
Ada
yang mengeluh panjang lebar tanpa batas. Innalillahi. Musibah kecil lagi. Salah-salah
kita ikutan galau dan lepas tawakal pada Allah, bahwa Allah selalu membantu
makhlukNya. Kita sedang diuji bagaimana bisa mengingatkan orang lain untuk
tetap berserah diri padaNya, dan semua ujian diberikan sebagai cintaNya.
Mintakan pengganti yang lebih baik dari Allah untuknya.
Didiagnosa
kanker? Innalillahi. Bagi banyak orang ini musibah besar. Kita sedang diuji
untuk terus mendekat padaNya, mensucikan diri, membuang segala keburukan dalam
hati, pikiran dan jiwa dalam memurnikan kembali tubuh yang sakit. Mintakan
pengganti yang lebih baik dari Allah.
Tak
ada kejadian yang bisa membutuhkan kesabaran yang bisa kita lalui tanpa ucapan
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Teruslah ucapkan hal ini, bangun ikhlas
dalam hati tanpa harus mengucap ikhlas. Karena hanya orang ikhlas yang setan
tak mampu ganggu.
Jadi
sekarang, untuk musibah yang mana yang perlu kita ucapkan innalillahi
wa inna ilaihi rajiun? Yang mana lagi? Yang mana lagi?
Semoga
dengan menyerahkan semua itu kepada Sang Pencipta Musibah, yang juga Maha
Pemberi Jawaban, jawaban akan segera datang agar kita bisa segera menemukan
jalan keluarnya. Dan kalaupun belum... semoga kita semua tetap sabar dan
bahagia, karena semua dariNya pasti indah.
Bismillah..
Empat Keutamaan Mengucap
Inalillahi Wainailaihi Rojiun
1. Ikhlas dan Tawakal Kepada Allah
Dengan menguncapkan kalimat
“inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” maka kita telah mengerti bahwa apa yang
ada dalam diri kita, merasa kita miliki adalah milik Allah SWT. Seorang pemilik
bisa kapan saja mengambil hartanya, mengambil apa yang jadi miliknya kapanpun
ia berkehendak. Sedangkan kita, tidak memiliki hak apapun atas yang terjadi,
dan semuanya milik Allah.
Jika kita telah menyadari
hal tersebut maka kita akan ikhlas dan tawakal, tidak akan mudah untuk bersedih
apalagi emosional menghadapi segala yang terjadi. Karena kita sadar, bahwa
Allah adalah pemilik segala sesuatunya dan akan kembali lagi kepada Allah.
2. Tidak Memberatkan Hati
Dengan mengucap “inna
lillahi wa inna ilaihi rajiun” kita pun bisa meringankan hati kita. Kita tidak
akan terbebani atau berat hati atas apa yang telah terjadi. Hati kita lebih
tenang dan dingin, karena apapun yang terjadi Allah pasti lebih mengetahui dan
memberikan kelak yang terbaik. Jika tidak di dunia maka kelak di akhirat akan
mendapatkan balasan yang lebih baik lagi.
Terkadang manusia harus
berat hati dalam menyikapi keadaan atau masalah. Padahal sejatinya ada Allah
yang selalu memberikan pertolongan bagi hamba-Nya yang percaya akan kebesaran
Allah. Orang-orang yang meragukan pasti akan memberatkan diri atau hatinya. Padahal
semua itu milik Allah, kapanpun bisa diberikan oleh Allah atau ditarik kembali
oleh Allah.
3. Bersabar atas Ujian Hidup
Jika semuanya telah
dipersepsi dan memiliki paradigma yang sama, maka kita akan bisa bersabar atas
ujian hidup. Ujian hidup bisa datang kapan saja tanpa kita harus tahu dan
diduga-duga. Semuanya tentu untuk menguji seberapa besar kesabaran dan keimanan
kita terhadap Allah SWT. Untuk itu, dengan mengucapkan kalimat thoyibah “inna
lillahi wa inna ilaihi rajiun” kita bisa lebih sabar dan menerima ujian hidup.
Sabar dan menerima bukan
berarti kita pasrah. Akan tetapi, kita akan lebih siap dan mempersiapkan diri
kita dengan sebaik-baiknya diri. Menghadpainya lebih ringan dan tanpa harus
berkeluh kesah yang menambah beban hidup kita. Untuk itu, dengan kesabaran maka
bisa lebih sesuai dengan
4. Tidak Perlu Meratapi Nasib dan
Emosional Berlebihan
Mengucap kalimat thoyibah
“inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” membuat kita tidak akan terlalu emosional
dan berlebihan menghadapi ujian. Semuanya telah diatur Allah dan tidak perlu
kita meratapi nasib. Jika frame hidup kita segalanya milik Allah, tentu kita
tidak perlu marah apalagi emosi. Semuanya bukan milik kita dan hanya Allah yang
menentukan rezeki kita.
Meratapi nasib ini tidak
akan memecahkan masalah dalam hidup. Untuk itu, kesabaran dan ikhlas akan
membantu kita untuk lebih tegar serta kuat. Maka ucapkanlah kalimat thoyibah
ini dengan sering dan dimaknai secara mendalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar