Dikisahkan bahwa pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salam, Bani Israil ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi Musa.
SANGKAN PARANING DUMADI ; Telah menjelajahi kehidupan lebih dari 50 tahun, saatnya merenungi dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk "hari kemudian"
Selasa, 30 Januari 2024
Allah Menutup Aib Kita
Kisah Ujian Tiga Orang Bani Israil
Kisah tersebut menggambarkan 3 orang yang tengah diuji oleh Allah Swt dengan kekayaan, seorang yang lulus ujian karena pandai bersyukur, sedangkan dua orang lainnya tidak lulus ujian karena tak bersyukur kepada Allah Ta’ala (kufur nikmat).
Nabi Musa
Nabi Musa As merupakan salah satu dari lima nabi yang memiliki sifat Ulil ‘Azmi (golongan nabi pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa dalam menyebarkan ajaran tauhid), yang menurut urutannya menduduki martabat ketiga (yaitu: Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad).
Zuhud
Ada empat tipe manusia berkaitan dengan harta dan gaya hidupnya :
The Well Of Usman
Rasulullah S.A.W bersabda: _"Barang siapa yang menyampaikan satu ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia juga akan tetap memperoleh pahala."_ (HR. Al-Bukhari)
Mana Yang Didahulukan, Berkurban atau Bersedekah?
Wallahu a'lam bishawab
Sedekah Dalam Keadaan Lapang dan Sempit
Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Muslim Boleh Kaya?
Boleh... Syarat: HRB / HTS
Sedekah Itu
Setidaknya sisihkan *2,5% dari rejeki yang diberikan Allah Swt kepadamu* untuk fakir miskin.
Senin, 29 Januari 2024
Amalan Pemuda Ahli Surga
Ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabat di salah satu sudut masjid Nabawi, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap para sahabat, dan bersabda, "Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang lelaki penghuni surga."
Tak lama berselang,
tiba-tiba muncul seorang lelaki Anshar dengan janggut masih basah oleh air
wudu. Ia berjalan pelan-pelan sementara tangan kirinya menjinjing sandalnya.
Keesokan harinya, dalam
kesempatan yang sama Rasulullah kembali berkata demikian, "Akan datang
seorang lelaki penghuni surga." Tak lama kemudian lelaki itu kembali
muncul.
Hal tersebut juga
diucapkan oleh Rasulullah hingga pada kesempatan ketiga. Sehingga para sahabat
banyak yang penasaran terhadap lelaki tersebut. Diketahui kemudian lelaki
Anshar tersebut bernama Saad bin Abi Waqqash.
Tentu dalam hati para
sahabat bertanya - tanya tentang amalan yang dilakukan oleh pemuda tadi,
sehingga ia dikatakan oleh Rasulullah sebagai calon penghuni surga. Demikian
juga dengan sahabat Abdullah bin Amr bin Al Ash. Karena rasa penasarannya ia
kemudian mencoba mencari alasan agar bisa tinggal di rumah lelaki tadi selama
tiga hari.
Alasan yang ia buat
adalah ia sedang bertengkar dengan ayahnya. Ternyata Abdullah pun di izinkan
oleh lelaki itu untuk tinggal bersamanya selama tiga hari. Maka selama tiga
hari itu ia menyelidiki keistimewaan lelaki Anshar itu.
Di malam pertama,
Abdullah bangun untuk Tahajud, tapi ia mendapati pemuda tadi ternyata masih tidur
hingga datang waktu Subuh. Dan ketika masuk waktu Dhuha, Abdullah bergegas
menunaikan shalat Duha, sementara pemuda itu tidak. Bahkan ketika Abdullah
sedang berpuasa sunah, pemuda itu ternyata malah tidak puasa sunah.
Hingga hari ketiga
Abdullah tinggal bersama Saad, ia belum menemukan keistimewaan dari pemuda
tersebut. Abdullah pun semakin heran dengan ucapan Rasulullah Saw. yang
menyebutnya sebagai pemuda ahli surga. Akhirnya Abdullah memutuskan untuk
bertanya langsung pada pemuda tadi.
"Wahai Saad
saudaraku, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan
ayahku. Tujuanku menginap di rumahmu adalah karena aku ingin tahu amalan ibadah
apa yang engkau lakukan sehingga Rasulullah menyebut-nyebut engkau sebagai
pemuda ahli surga.
Tetapi setelah aku
amati, tidak ada amalan istimewa yang engkau amalkan, Engkau tidak tahajud,
pagi hari pun kau lalui tanpa shalat dhuha, bahkan shaum sunah pun tidak,"
ucap Abdullah.
Saad bin Abi Waqqash
menjawab, "Benar tidak ada amalan lain yang aku kerjakan kecuali seperti
apa yang engkau lihat". Jawaban itu sungguh tak memuaskan hati, dan
Abdullah pun berpamitan untuk pulang.
Namun, ketika Abdullah
berpaling melangkah keluar dari rumah, laki-laki tersebut memanggilnya dan
berkata, "Amalan ibadahku memang hanya seperti apa yang engkau lihat.
Hanya saja ada hal yang tidak engkau lihat. Bahwa aku berusaha untuk selalu
jujur kepada siapapun. Aku juga berusaha untuk tidak menyakiti hati orang lain.
Selain itu aku selalu menjaga tali silaturahim." terang Saad.
Mendengar penjelasan
lelaki itu Abdullah pun terkejut, dan berkata: "Demi Allah..., engkau
benar - benar ahli surga. Ketiga amalan itulah yang belum aku amalkan"
Dari kisah diatas dapat
ditarik kesimpulan, ternyata yang membuat Saad dikatakan oleh Rasulullah
sebagai ahli surga adalah BUKAN disebabkan karena ia tekun shalat malam, rajin
shalat dhuha, rajin iktikaf, dan sering puasa Sunnah.
Tetapi Saad dikatakan
oleh Rasulullah sebagai ahli surga disebabkan lantaran ia istiqamah melakukan
tiga hal yaitu: Ia selalu (1) bersikap jujur, (2) tidak menyakiti hati
orang lain, dan (3) menjaga tali silaturahim. Sedangkan amalan ibadah
mahdhahnya, seperti shalat malam, shalat dhuha, puasa, dan iktikafnya ia
lakukan biasa-biasa saja.
Lantas bagaimana
keistimewaan ketiga prilaku istimewa pemuda calon penghuni surga tersebut?
Pertama, JUJUR.
Jujur adalah salah satu sikap yang sangat terpuji. Dengan kejujuran orang akan
sangat percaya dan memujinya. Pemahaman "jujur" itu meliputi: a)
Tidak berdusta, yaitu adanya kesesuaian antara informasi dan kenyataan; b)
Tidak Riya', yaitu kesesuaian antara perbuatan dan kematangan hati; c) Tidak
ingkar, yaitu kesesuaian antara niat dan perbuatan; dan d) Punya interitas,
yaitu bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik.
Kedua, TIDAK MENYAKITI
ORANG LAIN. Artinya sikap dan perbuatannya tidak pernah merugikan orang
lain, yang membuat orang lain menjadi sakit hati, sedih, dan kecewa.
Ketiga, MENJAGA
SILATURAHIM. Pengertian silaturahim disini bukan hanya sekedar menjalin
komunikasi dan pertemuan fisik antar kawan belaka, tetapi silaturahim yang
mengandung unsur kepedulian, tolong menolong, empati, dan bersikap ramah terhadap
sesama.
Demikianlah tiga
prilaku istimewa pemuda ahli surga yang membuat para sahabat nabi menjadi
penasaran. Ketiganya merupakan ibadah sosial, yaitu hubungan baik antar
manusia (hablum minannas). Dan bukan ibadah vertikal, yaitu hubungan pribadi
antara kita dan Tuhan (hablum minallah).
Dengan begitu maka
Hablum Minannas itu sangat penting, karena ia sangat menentukan kualitas Hablum
Minallah. Shalat, puasa, dzikir, dan ibadah vertikal lain
seharusnya berdampak baik terhadap ibadah sosial. Tetapi ibadah vertikal
tidak akan mempunyai nilai apabila ibadah sosialnya masih buruk.
Allah ta'ala berfirman:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling
menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi
kesabaran" (QS. Al 'Ashr).
Semoga kita dapat
mengamalkan ketiga prilaku istimewa pemuda ahli surga itu. Amin
&&&&&&&&&&&
AMALAN PEMUDA AHLI
SURGA
(Singkat)
Ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabat di salah satu sudut masjid Nabawi, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap para sahabat, dan bersabda, "Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang lelaki penghuni surga."
Tak lama berselang,
tiba-tiba muncul seorang lelaki Anshar dengan janggut masih basah oleh air
wudu. Ia berjalan pelan-pelan sementara tangan kirinya menjinjing sandalnya.
Keesokan
harinya, dalam kesempatan yang sama Rasulullah kembali berkata demikian, "Akan
datang seorang lelaki penghuni surga." Tak lama kemudian lelaki itu
kembali muncul.
Hal tersebut juga
diucapkan oleh Rasulullah hingga pada kesempatan ketiga.
Sehingga para sahabat banyak yang penasaran terhadap lelaki tersebut. Diketahui
kemudian lelaki Anshar tersebut bernama Saad bin Abi Waqqash.
&&&&
Alhasil, nubuat Rasulullah SAW tiga hari berturut-turut itu membuat penasaran
Abdullah bin Amru. Ia ingin mengetahui, amalan apa yang membuat orang
dari Anshar itu menjadi ahli surga.
Akhirnya,
ia terus mengikuti orang itu sampai ke rumahnya. Agar bisa mengamati lebih
dekat lagi, Ibnu Amru membuat skenario sehingga dirinya dapat menumpang tinggal
di rumah orang itu.
Abdullah bin Amru pun berkata kepadanya, "Wahai
saudaraku, ketahuilah, antara aku dan ayahku terjadi perselisihan dan aku
bersumpah tidak akan masuk rumahnya selama tiga hari. Bagaimana jika sementara
tiga hari ini aku tinggal di rumahmu?"
Orang itu pun menjawab, "Mari, dengan senang
hati."
Selama tiga hari berturut-turut Ibnu Amru tinggal di
sana. Namun, ia tidak menjumpai orang itu melaksanakan shalat tahajud atau amalan-amalan
istimewa lainnya.
Amalannya sehari-hari seperti kebanyakan orang. Memang,
ia tidak pernah sekalipun mendengar orang itu mengucapkan perkataan yang tak
baik.
Setelah malam ketiga berlalu, Abdullah bin Amru semakin
heran karena tidak menemui amalan istimewa dari orang itu. Keesokan harinya,
saat hendak permisi ia berkata kepadanya secara terus terang, "Wahai hamba
Allah, ketahuilah, sebenarnya antara aku dan ayahku tidak terjadi perselisihan
dan aku pun tidak berjanji untuk tidak menemuinya selama tiga hari. Aku hanya
ingin tinggal di rumahmu karena aku mendengar Nabi SAW pernah berkata selama
tiga hari berturut-turut, akan muncul di antara kami seorang ahli surga."
Orang itu terus mendengarkan.
Ibnu Amru melanjutkan penjelasannya, "Dan selama
itu pula yang muncul di hadapan kami adalah dirimu. Karena itu, aku ingin tahu
lebih dekat mengetahui, apa amalan yang engkau lakukan sehingga Rasul SAW
mengatakan demikian. Namun, terus terang saja, selama tiga hari aku di sini
tidak pernah kulihat engkau melakukan amalan yang istimewa."
"Sebenarnya apa rahasia amalanmu yang membuat
Rasulullah mengatakan bahwa kau ahli surga?" tanya Ibnu Amru lagi.
Orang itu berkata, ''Ya, benar, amalanku adalah seperti
yang kamu saksikan."
Karena merasa yakin orang itu telah jujur, Ibnu Amru pun
pamit. Namun, belum jauh dari rumahnya, orang itu berlari-lari untuk memanggil
lagi Abdullah bin Umar pamit.
"Ketahuilah, amalanku adalah seperti yang kamu
lihat. Namun, aku tidak pernah merasa iri atau dengki kepada seorang pun atas
kebaikan atau kenikmatan yang didapatkannya dari Allah SWT."
Mendengar itu, Abdullah bin Amru berkata, ''Inilah
amalan yang dapat engkau lakukan dan yang belum dapat kami lakukan!"
&&&&
&&&&&
Kisah Sahabat Nabi: Saad bin Abi Waqqash, Lelaki
Penghuni Surga
Mendengar ucapan Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Sa’ad bin Abi Waqqash.
&&&&
Sosok Laki-Laki Penduduk Surga
Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap mereka dengan bersabda, "Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki penduduk surga."
Mendengar ucapan
Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah,
untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga.
Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Sa’ad
bin Abi Waqqash.
https://islamdigest.republika.co.id/berita/qs7vah313/sosok-lakilaki-penduduk-surga
Karakter Manusia Terbaik
(Ramah, Suka
menolong & Bermanfaat)
1. Dua Pertanyaan Sahabat
Ketika sedang duduk
iktikaf di masjid Nabawi, Rasulullah Saw didatangi oleh seorang laki-laki. Lalu
dengan sungguh-sungguh lelaki itu bertanya dua hal: (kitab hadis riwayat
Ath-Thabrani 6/139)
> Pertama, "Ya Rasulullah, MANUSIA spt apa yang paling dicintai Allah."
Rasulullah menjawab, “khoirunnas anfa'uhum linnas,” yaitu sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya.
> Kedua, "Ya Rasulullah, AMAL apa yang paling disukai Allah?" Rasulullah menjawab “idkhol al-surur ‘ala qolbi al-mu’min ...“ yaitu memasukkan kegembiraan kedalam hati orang mukmin yang sedang mengalami kesusahan...
Dan Rasulullah
menambahkan, yaitu: melepaskan kesulitannya, atau menghilangkan kelaparannya,
atau melunasi hutangnya.
Saking tingginya
nilai kecintaan Allah Ta'ala terhadap amalan itu, sampai² Nabi menegaskan,
"Aku lebih suka membantu saudaraku sesama muslim (yang sedang mengalami
kesulitan) daripada beriktikaf di masjid ini (Nabawi) selama sebulan
penuh".
2. Bersikap Ramah
Pada Riwayat lain,
dari Jabir bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Orang beriman itu
bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan
sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR
Thabrani dan Daruquthni).
Hadis itu sangat
popular, namun kebanyakan kaum muslimin hanya hafal kalimat, “Khoirunnas
anfa'uhum linnas,” artinya sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat
bagi manusia lain.
.
3. Karakter Manusia Terbaik
Dari kedua hadits
tersebut kita bisa menarik kesimpulan, bahwa KARAKTERISTIK manusia yang
dicintai oleh Allah Ta'ala meliputi tiga hal, yaitu: Ramah, Suka
menolong kesulitan orang lain, dan Bermanfaat bagi manusia lain.
a) Bersikap ramah.
Ramah itu ditunjukkan dengan sikap 3S, yaitu: Senyum, Salam dan Sapa.
b) Suka menolong menyelesaikan kesulitan orang lain.
Menolong atau memenuhi kebutuhan orang (beriman) yang sedang menghadapi kesulitan hidup, seperti kelaparan, terlilit hutang, menderita sakit, dsb mempunyai nilai pahala yang tinggi. Bahkan Rasulullah menggambarkan nilai pahalanya melebihi pahala beriktikaf di masjid Nabawi selama sebulan.
Rasulullah bersabda, "Man laa yarham walaa yurham", artinya, "Barangsiapa tidak menolong (sesama manusia), maka ia tidak ditolong (oleh Allah)" (HR. Imam Bukhari dan Muslim)
c) Bermanfaat bagi orang lain
Orang bermanfaat itu adalah apabila keberadaannya memberikan faedah atau keuntungan bagi orang di sekitarnya. Apa yang telah diperbuatnya membuat orang lain menjadi terbantu, menguntungkan dan membahagiakan.
.
4. Muhasabah / Evaluasi Diri
Setelah kita
mengetahui karakter terbaik manusia sesuai konsep Islam, tentu kita perlu
bermuhasabah atau evaluasi diri. Apakah diri ini sudah mempunyai atau dekat
dengan karakter terbaik itu, atau bahkan sebaliknya masih jangat jauh.
Allah berfirman: “Yā ayyuhalladzina
āmanuttaqullaha, Waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad, Wattaqullāh, innallāha
khabīrum bimā ta'malụn”
Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Kita lakukan muhasabah atau evaluasi diri dengan tiga
pertanyaan:
> Pertama, apakah diri kita sudah bersikap ramah terhadap orang lain? Apakah diri kita suka menebar senyum, bertegur sapa dan mengucapkan salam kpd tetangga dan kerabat (3)? Jangan2 selama ini diri kita masih ja'im dan sombong terhadap masyarakat.
> Kedua, seberapa banyak bantuan diri kita dalam mengatasi kesulitan orang lain (sesama muslim)? Seperti bantuan bencana, kelaparan, menolong kesulitan tetangga, dsb.
> Ketiga, seberapa besar nilai kemanfaatan diri kita bagi orang lain? Seberapa besar konstribusi kita terhadap pembangunan masjid, madrasah, jembatan dsb?. Termasuk juga seberapa besar konstribusi kita dalam pengurusan masjid, organisasi sosial, dsb?
Dengan tiga
pertanyaan muhasabah itu kiranya kita dapat memperbaiki kekurangan² diri dan
menjadi manusia dengan karakter terbaik yang dicintai Allah.
.
5. Kemauan & Istiqamah
Setiap orang tentu
menginginkan pribadi dengan karakter terbaik. Untuk merubah karakter menjadi
yang lebih baik dibutuhkan kemauan dan istiqamah.
A’a Gym memberikan
tips untuk berubah menjadi pribadi yang baik dengan rumus 3M (Tiga Mulai), yaitu
: a) Mulai dari diri sendiri, b) Mulai dari hal-hal yang kecil, dan c) Mulai
dari sekarang.
a. Mulai dari diri sendiri
Tak perlu melihat dulu orang lain, tapi berbuat baiklah langsung dari diri kita sendiri.
b. Mulai dari hal yang terkecil
Melakukan kebaikan tidak harus langsung melakukan hal yang besar, mulailah dari hal yang terkecil di sekitar kita.
Mulailah dari Hal Terkecil Semua yang besar berawal dari hal kecil. Dari yang terkecil kemudian berkembang, maju dan besar.
c. Mulai dari sekarang
Segala kebaikan yang akan dilakukan jangan ditunda, tapi lakukanlah segera karena waktu kita sesungguhnya terbatas. Lakukanlah dari sekarang.
.
Marilah kita saling
berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, “Fastabikhul khairat” .
*******
Manusia terhebat sepanjang sejarah
https://blogkalimana.blogspot.com/search?q=orang+paling+berpengaruh