Sejatinya Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk melihat seberapa besar kemampuan manusia dalam menjalani dan melewati ujian tersebut. Ibarat sebuah ujian di sekolah, dimana guru memberikan lembar soal ujian yang bertujuan agar siswa mampu memecahkan permasalan lalu hasilnya akan dinilai oleh guru tersebut hingga di akhir semester nilai ujian itu akan terpampang dengan peringkat antar siswa saling berbeda satu sama lainnya, tentunya tergantung dari kemampuan siswa mengisi soal ujian tersebut. Sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya:
“Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Al Mulk: 1-2)
"Kullu nafsin dzaa-iqatu almawt. Wanabluukum bisy syarri wal khayri fitnatan. Wa-ilaynaa turja'uun."Artinya: Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami (Allah) akan menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan, sebagai cobaan (yang sebenar²nya). Dan hanya kepada Allah-lah kamu dikembalikan. (Qs. al-Anbiya’: 35)
“Sungguh mengagumkan keadaan orang yang beriman; jika mendapatkan kenikmatan dia akan bersyukur, dan jika ditimpa kesusahan dia akan bersabar. Kedua keadaan itu membawa kebaikan bagi orang yang beriman."
"Bila Allah menguji hamba-Nya dengan musibah atau kesusahan, maka sesungguhnya Allah sedang menggugurkan dosa²nya dan meningkatkan derajatnya."
"La'in syakartum la'aziidannakum, Wa la'ing kafartum inna 'adzaabii lasyadiid", Jika kamu bersyukur Allah akan menambah nikmat, tetapi jika kamu tidak bersyukur maka azab Allah sangat pedih.
"Wa qaliilum min 'ibaadiyasy-syakuur."Artinya: “Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.”
"Sesungguhnya Allah senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada seluruh manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur". (QS. Al-Baqarah 243)
Qarun adalah saudara sepupu nabi Musa yang sangat miskin. Ia minta kepada nabi Musa agar didoakan menjadi kaya. Setelah didoakan kemudian Qarun kaya, tapi kemudian ia lupa tak bersyukur. Ketika diingatkan supaya Qarun mengeluarkan zakat atas karunia Tuhan, lantas dengan sombong ia berkata, kekayaanku ini adalah hasil dari kerja keras dan kepandaianku. Maka iapun enggan mengeluarkan zakat. Lalu Allah tenggelamkan Qarun dan seluruh kekayaannya dalam bumi. Qarun adalah contoh orang yang kufur nikmat.
A. BERSABARSabar dalam menerima musibah harus disikapi dengan tiga tahap (SYS), yaitu (1) sadari, (2) yakini, dan (2) sikapi.
Pertama, Sadari bahwa musibah yang menimpanya adalah atas kehendak Allah, dan Allah punya maksud baik terhadap kita (husnudzan).Kedua, Yakini bahwa bhw musibah yang diberikan Allah mengandung hikmah atau kebaikan di dalamnya.Sejumlah hadis menjelaskan bahwa, bila Allah menimpakan kesusahan, kesedihan, rasa sakit, kecemasan, dsb kepada seorang muslim, sesungguhnya Allah sedang menggugurkan dosa²nya dan meningkatkan derajatnya. (HR. Muslim)Al Qur'an juga mengabarkan, "Innallaha ma'a shabirin". Sesungguhnya Allah bersama orang² yg sabar.Ketiga, Sikapi dengan TAWAKAL. Tawakal bukan menyerah atau putus asa, tetapi tawakal adalah berserah diri pada ketetapan Allah Swt, yang didahului dengan doa dan usaha, yang biasa diungkapkan dg istilah DUIT, yaitu doa, usaha dan tawakal.
Mereka yang tidak bisa bersabar, yaitu yang berkeluh kesah atas sebuah musibah adalah tergolong sebagai orang yang tidak beriman.
B. BERSYUKURBersyukur tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan hamdallah.Imam Al Ghazali, ulama besar yg mendapat gelar "hujattul Islam" berkata, bukti syukur kepada Allah dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: 1) disadari oleh hati [syukur bil qalbi], 2) diucapkan oleh lisan [Syukur bil lisan], dan 3) dibuktikan dengan perbuatan [syukur bil af'al/arkan].
Syukur bil qalbi, yaitu sadari bahwa kenikmatan yang diperoleh adalah karunia dari Allah, bukan semata mata hasil kerja keras atau kepandaiannya. Sebab tidak sedikit orang pandai yang sudah kerja keras tetapi tidak mendapatkan kelimpahan harta.Kemudian syukur bil lisan, yaitu syukur dg memuji dan mengagungkan nama Allah, seperti hamdallah. Hal ini harus sering diucapkan sebagai bentuk dzikir atau ingat kepada Allah.Dan syukur bil af'al/arkan, yaitu dibuktikan dengan amal perbuatan. Bentuknya adalah dengan berbagi atau sedekah atau mengeluarkan zakat.
Poinnya bentuk konkrit dari syukur adalah dengan sedekah, yaitu "berbagi kenikmatan" kepada mereka yang membutuhkan bantuan.Mereka yang berbangga diri, apalagi takabur dengan capaian atau kenikmatan yang diperolehnya adalah orang yang tidak bersyukur atau kufur nikmat.Dalam AQ Allah berfirman: "Wahai keluarga Dawud bersedekahlah sebagai bentuk syukur kepada Allah." (QS. Saba ayat 13).Sedekah paling utama adalah sedekah harta, selanjutnya sedekah tenaga, dan berikutnya adalah sedekah ilmu (nasehat atau perkataan yang baik). Namun apabila tidak mampu ketiganya maka bersedekahlah dengan do'a & senyum/keramahan.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar