Ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabat di salah satu sudut masjid Nabawi, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap para sahabat, dan bersabda, "Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang lelaki penghuni surga."
Tak lama berselang,
tiba-tiba muncul seorang lelaki Anshar dengan janggut masih basah oleh air
wudu. Ia berjalan pelan-pelan sementara tangan kirinya menjinjing sandalnya.
Keesokan harinya, dalam
kesempatan yang sama Rasulullah kembali berkata demikian, "Akan datang
seorang lelaki penghuni surga." Tak lama kemudian lelaki itu kembali
muncul.
Hal tersebut juga
diucapkan oleh Rasulullah hingga pada kesempatan ketiga. Sehingga para sahabat
banyak yang penasaran terhadap lelaki tersebut. Diketahui kemudian lelaki
Anshar tersebut bernama Saad bin Abi Waqqash.
Tentu dalam hati para
sahabat bertanya - tanya tentang amalan yang dilakukan oleh pemuda tadi,
sehingga ia dikatakan oleh Rasulullah sebagai calon penghuni surga. Demikian
juga dengan sahabat Abdullah bin Amr bin Al Ash. Karena rasa penasarannya ia
kemudian mencoba mencari alasan agar bisa tinggal di rumah lelaki tadi selama
tiga hari.
Alasan yang ia buat
adalah ia sedang bertengkar dengan ayahnya. Ternyata Abdullah pun di izinkan
oleh lelaki itu untuk tinggal bersamanya selama tiga hari. Maka selama tiga
hari itu ia menyelidiki keistimewaan lelaki Anshar itu.
Di malam pertama,
Abdullah bangun untuk Tahajud, tapi ia mendapati pemuda tadi ternyata masih tidur
hingga datang waktu Subuh. Dan ketika masuk waktu Dhuha, Abdullah bergegas
menunaikan shalat Duha, sementara pemuda itu tidak. Bahkan ketika Abdullah
sedang berpuasa sunah, pemuda itu ternyata malah tidak puasa sunah.
Hingga hari ketiga
Abdullah tinggal bersama Saad, ia belum menemukan keistimewaan dari pemuda
tersebut. Abdullah pun semakin heran dengan ucapan Rasulullah Saw. yang
menyebutnya sebagai pemuda ahli surga. Akhirnya Abdullah memutuskan untuk
bertanya langsung pada pemuda tadi.
"Wahai Saad
saudaraku, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan
ayahku. Tujuanku menginap di rumahmu adalah karena aku ingin tahu amalan ibadah
apa yang engkau lakukan sehingga Rasulullah menyebut-nyebut engkau sebagai
pemuda ahli surga.
Tetapi setelah aku
amati, tidak ada amalan istimewa yang engkau amalkan, Engkau tidak tahajud,
pagi hari pun kau lalui tanpa shalat dhuha, bahkan shaum sunah pun tidak,"
ucap Abdullah.
Saad bin Abi Waqqash
menjawab, "Benar tidak ada amalan lain yang aku kerjakan kecuali seperti
apa yang engkau lihat". Jawaban itu sungguh tak memuaskan hati, dan
Abdullah pun berpamitan untuk pulang.
Namun, ketika Abdullah
berpaling melangkah keluar dari rumah, laki-laki tersebut memanggilnya dan
berkata, "Amalan ibadahku memang hanya seperti apa yang engkau lihat.
Hanya saja ada hal yang tidak engkau lihat. Bahwa aku berusaha untuk selalu
jujur kepada siapapun. Aku juga berusaha untuk tidak menyakiti hati orang lain.
Selain itu aku selalu menjaga tali silaturahim." terang Saad.
Mendengar penjelasan
lelaki itu Abdullah pun terkejut, dan berkata: "Demi Allah..., engkau
benar - benar ahli surga. Ketiga amalan itulah yang belum aku amalkan"
Dari kisah diatas dapat
ditarik kesimpulan, ternyata yang membuat Saad dikatakan oleh Rasulullah
sebagai ahli surga adalah BUKAN disebabkan karena ia tekun shalat malam, rajin
shalat dhuha, rajin iktikaf, dan sering puasa Sunnah.
Tetapi Saad dikatakan
oleh Rasulullah sebagai ahli surga disebabkan lantaran ia istiqamah melakukan
tiga hal yaitu: Ia selalu (1) bersikap jujur, (2) tidak menyakiti hati
orang lain, dan (3) menjaga tali silaturahim. Sedangkan amalan ibadah
mahdhahnya, seperti shalat malam, shalat dhuha, puasa, dan iktikafnya ia
lakukan biasa-biasa saja.
Lantas bagaimana
keistimewaan ketiga prilaku istimewa pemuda calon penghuni surga tersebut?
Pertama, JUJUR.
Jujur adalah salah satu sikap yang sangat terpuji. Dengan kejujuran orang akan
sangat percaya dan memujinya. Pemahaman "jujur" itu meliputi: a)
Tidak berdusta, yaitu adanya kesesuaian antara informasi dan kenyataan; b)
Tidak Riya', yaitu kesesuaian antara perbuatan dan kematangan hati; c) Tidak
ingkar, yaitu kesesuaian antara niat dan perbuatan; dan d) Punya interitas,
yaitu bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik.
Kedua, TIDAK MENYAKITI
ORANG LAIN. Artinya sikap dan perbuatannya tidak pernah merugikan orang
lain, yang membuat orang lain menjadi sakit hati, sedih, dan kecewa.
Ketiga, MENJAGA
SILATURAHIM. Pengertian silaturahim disini bukan hanya sekedar menjalin
komunikasi dan pertemuan fisik antar kawan belaka, tetapi silaturahim yang
mengandung unsur kepedulian, tolong menolong, empati, dan bersikap ramah terhadap
sesama.
Demikianlah tiga
prilaku istimewa pemuda ahli surga yang membuat para sahabat nabi menjadi
penasaran. Ketiganya merupakan ibadah sosial, yaitu hubungan baik antar
manusia (hablum minannas). Dan bukan ibadah vertikal, yaitu hubungan pribadi
antara kita dan Tuhan (hablum minallah).
Dengan begitu maka
Hablum Minannas itu sangat penting, karena ia sangat menentukan kualitas Hablum
Minallah. Shalat, puasa, dzikir, dan ibadah vertikal lain
seharusnya berdampak baik terhadap ibadah sosial. Tetapi ibadah vertikal
tidak akan mempunyai nilai apabila ibadah sosialnya masih buruk.
Allah ta'ala berfirman:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling
menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi
kesabaran" (QS. Al 'Ashr).
Semoga kita dapat
mengamalkan ketiga prilaku istimewa pemuda ahli surga itu. Amin
&&&&&&&&&&&
AMALAN PEMUDA AHLI
SURGA
(Singkat)
Ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabat di salah satu sudut masjid Nabawi, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap para sahabat, dan bersabda, "Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang lelaki penghuni surga."
Tak lama berselang,
tiba-tiba muncul seorang lelaki Anshar dengan janggut masih basah oleh air
wudu. Ia berjalan pelan-pelan sementara tangan kirinya menjinjing sandalnya.
Keesokan
harinya, dalam kesempatan yang sama Rasulullah kembali berkata demikian, "Akan
datang seorang lelaki penghuni surga." Tak lama kemudian lelaki itu
kembali muncul.
Hal tersebut juga
diucapkan oleh Rasulullah hingga pada kesempatan ketiga.
Sehingga para sahabat banyak yang penasaran terhadap lelaki tersebut. Diketahui
kemudian lelaki Anshar tersebut bernama Saad bin Abi Waqqash.
&&&&
Alhasil, nubuat Rasulullah SAW tiga hari berturut-turut itu membuat penasaran
Abdullah bin Amru. Ia ingin mengetahui, amalan apa yang membuat orang
dari Anshar itu menjadi ahli surga.
Akhirnya,
ia terus mengikuti orang itu sampai ke rumahnya. Agar bisa mengamati lebih
dekat lagi, Ibnu Amru membuat skenario sehingga dirinya dapat menumpang tinggal
di rumah orang itu.
Abdullah bin Amru pun berkata kepadanya, "Wahai
saudaraku, ketahuilah, antara aku dan ayahku terjadi perselisihan dan aku
bersumpah tidak akan masuk rumahnya selama tiga hari. Bagaimana jika sementara
tiga hari ini aku tinggal di rumahmu?"
Orang itu pun menjawab, "Mari, dengan senang
hati."
Selama tiga hari berturut-turut Ibnu Amru tinggal di
sana. Namun, ia tidak menjumpai orang itu melaksanakan shalat tahajud atau amalan-amalan
istimewa lainnya.
Amalannya sehari-hari seperti kebanyakan orang. Memang,
ia tidak pernah sekalipun mendengar orang itu mengucapkan perkataan yang tak
baik.
Setelah malam ketiga berlalu, Abdullah bin Amru semakin
heran karena tidak menemui amalan istimewa dari orang itu. Keesokan harinya,
saat hendak permisi ia berkata kepadanya secara terus terang, "Wahai hamba
Allah, ketahuilah, sebenarnya antara aku dan ayahku tidak terjadi perselisihan
dan aku pun tidak berjanji untuk tidak menemuinya selama tiga hari. Aku hanya
ingin tinggal di rumahmu karena aku mendengar Nabi SAW pernah berkata selama
tiga hari berturut-turut, akan muncul di antara kami seorang ahli surga."
Orang itu terus mendengarkan.
Ibnu Amru melanjutkan penjelasannya, "Dan selama
itu pula yang muncul di hadapan kami adalah dirimu. Karena itu, aku ingin tahu
lebih dekat mengetahui, apa amalan yang engkau lakukan sehingga Rasul SAW
mengatakan demikian. Namun, terus terang saja, selama tiga hari aku di sini
tidak pernah kulihat engkau melakukan amalan yang istimewa."
"Sebenarnya apa rahasia amalanmu yang membuat
Rasulullah mengatakan bahwa kau ahli surga?" tanya Ibnu Amru lagi.
Orang itu berkata, ''Ya, benar, amalanku adalah seperti
yang kamu saksikan."
Karena merasa yakin orang itu telah jujur, Ibnu Amru pun
pamit. Namun, belum jauh dari rumahnya, orang itu berlari-lari untuk memanggil
lagi Abdullah bin Umar pamit.
"Ketahuilah, amalanku adalah seperti yang kamu
lihat. Namun, aku tidak pernah merasa iri atau dengki kepada seorang pun atas
kebaikan atau kenikmatan yang didapatkannya dari Allah SWT."
Mendengar itu, Abdullah bin Amru berkata, ''Inilah
amalan yang dapat engkau lakukan dan yang belum dapat kami lakukan!"
&&&&
&&&&&
Kisah Sahabat Nabi: Saad bin Abi Waqqash, Lelaki
Penghuni Surga
Mendengar ucapan Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Sa’ad bin Abi Waqqash.
&&&&
Sosok Laki-Laki Penduduk Surga
Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap mereka dengan bersabda, "Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki penduduk surga."
Mendengar ucapan
Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah,
untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga.
Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Sa’ad
bin Abi Waqqash.
https://islamdigest.republika.co.id/berita/qs7vah313/sosok-lakilaki-penduduk-surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar