Ketika sedang duduk
iktikaf di masjid Nabawi, Rasulullah saw didatangi oleh seorang laki-laki, Lalu
lelaki itu bertanya dua hal: (dalam kitab hadis riwayat Ath-Thabrani 6/139).
Pertama, "Ya Rasulullah, MANUSIA spt apa yang paling dicintai Allah."
Rasulullah
menjawab, “khoirunnas anfa'uhum linnas,” yaitu orang yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia
lainnya.
Kedua, "Ya Rasulullah, AMAL apa yang paling disukai Allah?"
Rasulullah menjawab “idkhol al-surur ‘ala qolbi al-mu’min ...“
yaitu memasukkan
kegembiraan kedalam hati orang mukmin yang sedang mengalami kesusahan...
Yaitu: melepaskan
kesulitannya, atau menghilangkan kelaparannya, atau melunasi hutangnya.
Saking tingginya
nilai kecintaan Allah Ta'ala terhadap amalan itu, sampai² Nabi menegaskan, "Aku lebih suka
membantu saudaraku sesama muslim (yang sedang mengalami kesulitan) daripada
beriktikaf di masjid ini (Nabawi) selama sebulan penuh".
*****
Dari dua sabda
Rasulullah itu kita bisa tarik kesimpulan, bahwa:
PERTAMA.
Orang (mukmin) yang
paling dicintai oleh Allah bukanlah orang yang bergelar professor, bergelar kyai atau ustadz,atau juara
MTQ, Gubernur, Pangeran, dsb. Tetapi orang yang paling dicintai oleh Allah adalah
yang paling
banyak memberi manfaat bagi masyarakat luas “khoirunnas anfa'uhum linnas.”
Siapapun dia,
apapun statusnya, baik petani, nelayan, buruh, bahkan orang buta huruf
sekalipun bila ia banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya maka dialah orang
yang paling dicintai Allah.
Siapapun dia
orangnya dan apapun statusnya, baik petani, nelayan, buruh … bila dia banyak
memberi manfaat bagi masyarakat luas maka dia orang yang dicintai Allah.
****
Sumur Wakaf Utsman bin Affan
Saat Rasulullah baru saja hijrah, Madinah dilanda musim paceklik. Masyarakat sulit mendapatkan air bersih, baik
untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, maupun untuk berwudhu.
Tak jauh dari Masjid Nabawi, ada sumur besar yang airnya berlimpah milik seorang Yahudi yang terkenal kikir dan
serakah, yang tidak mau berbagi air kepada penduduk Madinah. Penduduk terpaksa
harus antre dan membeli air bersih dari Yahudi yang harganya tidaklah murah.
Rasulullahpun berseru, "Wahai sahabatku, siapa saja di antara
kalian yang membeli sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka kelak dia
di surga"
Utsman bin Affan bergegas mendatangi Yahudi pemilik sumur dan memberikan
penawaran tinggi untuk membeli sumur nya. Tetapi orang Yahudi pemilik sumur itu
menolak menjualnya.
Utsman menawarkan, "Bagaimana kalau aku beli setengahnya saja dari
sumurmu,"
"Maksudmu?" tanya Yahudi keheranan.
"Kita akan memiliki sumur ini bergantian. Satu hari sumur ini
milikku, esoknya kembali menjadi milikmu, kemudian lusa menjadi milikku lagi,
demikian selanjutnya berganti satu-satu hari. Bagaimana?" jelas Utsman.
Akhirnya si Yahudi setuju dan Utsman membeli separuh dari
mata air itu dengan harga 12.000 dirham.
Setelah memiliki setengah bagian sumur, Utsman bin Affan kemudian mulai
melakukan sedekah air. Ia mengumumkan kepada seluruh penduduk Madinah yang
membutuhkan air bisa mengambil air gratis (tidak
dipungut biaya). Maka masyarakat mengambil air dalam jumlah yang cukup untuk 2
hari, karena esok hari sumur itu sudah hak orang Yahudi.
Keesokan hari, Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli. Yahudi
merasa terpukul karena dia kehilangan pendapatannya. Setelah itu, Yahudi itupun
mendatangi Utsman untuk menjualnya seluruh sumur miliknya. Utsman setuju, dengan demikian sumur itu pun
menjadi milik Utsman sepenuhnya.
Utsman bin Affan mewakafkan sumur tersebut sehingga bisa dimanfaatkan
siapa saja yang membutuhkan air. Bahkan Yahudi pemilik sumur sebelumnya juga
dipersilahkan untuk memanfaatkan air ini secara gratis.
Sumur yang menjadi wakaf Utsman bin Affan di Madinah itu terus
mengalirkan kebaikan dan pahala. Bahkan airnya masih mengalir hingga saat ini.
*****
Kemauan Untuk Menjadi Bermanfaat
Menjadi orang bermanfaat itu bukannya monopoli orang kaya, seperti
Utsman bin Affan yang bisa membeli sumur milik orang Yahudi lalu menyedekahkan
bagi masyarakat luas. Tetapi orang yang tidak kayapun mempunyai peluang yang
sama untuk bisa menjadi orang bermanfaat.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan agar bermanfaat bagi banyak orang. (1)
Jika kita memunyai harta, kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan
harta. (2) Jika kita memunyai ilmu, kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada
orang lain. (3) Jika kita memunyai tenaga, kita bisa memberikan manfaat dari
tenaga kita kepada orang lain.
Kuncinya
adalah kemauan dan keikhlasan. Kemauan dengan didasari oleh semangat dan
kesadaran. Keikhlasan yang bermakna tidak mengharapkan upah atau ujian,
melainkan hanya mengharapkan ridho dari Allah Taala.
*****
KEDUA
Amalan yang paling
dicintai Allah adalah “idkhol al-surur
‘ala qolbi al-mu’min“ yaitu menolong saudara seiman yang mengalami kesulitan hidup. Menolong, dengan
cara: melepaskan kesulitannya, atau menghilangkan kelaparannya, atau melunasi
hutangnya.
Jadi amalan yang
paling dicintai Allah itu bukanlah shalat tahajut yang panjang, bukan
pula puasa seperti nabi daud, dzikir yang lama, mengkhatamkan al qur'an, atau
iktikaf di malam lailatur qadar. Tetapi amalan yang paling dicintai Allah
adalah menolong saudara seiman yang mengalami kesulitan hidup.
Bahkan Rasulullah
menegaskan bahwa menolong saudara seiman yang sedang mengalami kesulitan itu
lebih beliau sukai daripada beriktikaf selama sebulan penuh di masjid Nabawi.
*****
Dialog Nabi Musa dengan Allah
Dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Al
Ghazali, diceritakan dialog antara Nabi Musa As dengan Allah taala. Nabi Musa merupakan salah satu Nabiyullah yang bisa
berdialog langsung dengan Allah Swt.
Nabi Musa bertanya, “Ya Allah, diantara semua ibadah yang telah kulakukan untukMU, manakah
ibadah yang membuat Engkau senang?“
> “Apakah
Sholatku? “ Allah menjawab, “Sholatmu itu hanya untuk dirimu sendiri.
Karena sholat yang kau dirikan akan
membuatmu terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar.”
>
“Apakah puasaku?”. Allah menjawab, “Puasa yang kau jalani juga
hanya untukmu. Karena puasa itu dapat melatih dirimu agar mampu mengekang hawa
nafsumu.”
> “Apakah
dzikirku?”. Allah menjawab, “Dzikirmu juga untukmu sendiri, agar membuat hatimu menjadi
tenang.
>
“Lalu ibadah yang mana yang membuat Engkau senang? Tanya Nabi Musa.
Lalu Allah SWT menjawab, “Sedekah. Membantu sesama orang beriman yang
sedang mengalami kesusahan itulah yang membuat Aku senang, Karena tatkala
engkau membahagiakan orang yang sedang susah, Aku berada disampingnya.“
.
Apabila shalat,
puasa, dzikir dan ibadah mahdhah lainnya hanya bernilai pahala sekali, maka
tidak demikian dengan sedekah. Sedekah jariyah mengalirkan pahala yang terus
menerus selama apa yang disedekahkan itu memberikan manfaat.
*****
Hukum Menolong Saudara Seiman
Menolong kesulitan
saudara seiman selain mempunyai nilai pahala yang tinggi, hukum syariahnya adalah
wajib.
Rasulullah bersabda,
"Man laa yarham walaa yurham", artinya,
"Barangsiapa tidak menolong (sesama manusia), maka ia tidak ditolong (oleh
Allah)" (HR. Imam Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah beriman
kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di
sampingnya, padahal ia mengetahuinya." (HR At-Thabrani).
*****
Tragedi Gaza Palestina
Saat ini di Palestina, saudara2 muslim kita di Gaza sedang
mengalami serangan dari militer Zionis Israel. Gedung2 di Gaza hancur, sekitar
100 ribu penduduk meninggal dan ratusan ribu lainnya mengungsi dan kelaparan
akibat gempuran militer Israel. Saudara2 muslim kita di Gaza sangat menderita dan butuh pertolongan dari kita yang ada di Indonesia.
Bantuan dari pemerintah sudah dilakukan, dan donasi dari
masyarakat kita juga sudah mengalir. Tetapi bantuan itu masih terus dibutuhkan,
karena hingga saat ini mereka masih kelaparan dan banyak yang mengalami sakit.
Adalah menjadi kewajiban kita untuk menolong masyarakat muslim Gaza yang
membutuhkan pertolongan.
*****
Saad bin Abi Waqash, Pemuda Ahli Surga
Ada seorang lelaki
Anshar, namanya Saad bin Abi Waqash. Dia bisa dikatakan bukan sebagai ahli
ibadah. Shalat rawatibnya biasa saja. Shalat tahajut dan dhuhanya pun tidak
tekun. Dzikirnya juga tidak nampak panjang. Demikian pula dengan iktikaf dan
puasa sunnahnya yang tidak kelihatan istiqamah. Namun pemuda ini dikatakan oleh
Rasulullah sebagai Ahli Surga. Kenapa demikian?
Karena ia mempunyai
akhlak yang baik selain terhadap Allah juga terhadap sesama manusia. Saad bin
Abi Waqash mempunyai akhlak yang baik, yaitu jujur, adil, tanggung jawab,
peduli dan ikhlas.
*****
Kesalehan Ritual dan Kesalehan Sosial
Sebuah riwayat
mengisahkan, seorang sahabat menyampaikan berita kepada Rasulullah perihal
seorang wanita yang ahli ibadah tapi ia suka menyakiti tetangganya. Mendengar
pengaduan ini, Rasulullah bersabda, “Tiada kebaikan padanya dan dia termasuk
penghuni neraka.”
Sahabat berkata
lagi, ada seorang perempuan lain yang shalat nya biasa saja (hanya yang wajib)
dan sedekahnyapun hanya beberapa potong keju, tetapi dia tidak pernah menyakiti
seorang pun. Rasulullah pun berkata: “Dia penghuni surga.” (HR. Imam
al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, Beirut: Darul Basya’ir al-Islamiyyah, 1989, h.
54-55)
*****
Antara Shalat, Puasa & Sedekah
Abdul Aziz bin
Umair Ra berkata, “Shalat hanya mengantarkanmu sampai setengah perjalanan
surga. Puasa mengantarkanmu hingga ke depan pintu surga. Dan sedekah
memasukanmu ke dalamnya (surga)”
Menurut Abdul Aziz,
bahwa seseorang yang hanya tekun shalat dan puasa tetapi tidak bersedekah, maka
ia belum memenuhi syarat untuk masuk surga. Orang seperti ini hanya layak
sampai di pintu surga saja. Dan sedekah merupakan ibadah penyempurna untuk
memasukkannya ke dalam surga.
*****
Penutup
Jadi tingkat
keimanan seseorang itu, justru diukur dari akhlaknya (prilaku sosial), bukan
dari ibadah mahdhah semata. Namun kita sering mengukur ketaqwaan seseorang dari
ritualnya ketimbang sosialnya.
Seorang ulama
kharismatik, Prof. DR. H. Mukti Ali mengatakan: Masyarakat muslim tidak maju,
karena orang-orang Muslim banyak yang lebih peka terhadap masalah-masalah
ritual keagamaan, daripada masalah-masalah sosial. Mereka lebih mementingkan
ibadah ritual daripada ibadah sosial. Padahal Allah memerintahkan untuk Hablu
minallah wa habluminannnas secara seimbang.
&&&&&
Macam macam hadis
orang terbaik
https://blogkalimana.blogspot.com/search?q=terbaik
https://muallimin.sch.id/2016/01/20/jadilah-orang-yang-bermanfaat/
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar