1. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara
2. Urip Iku Urup
3. Ngunduh Wohing
Pakarti
4. Sugih Tanpa
Bandha, Sekti Tanpa Aji-Aji
5. Ajining raga
saka ing busana…
6. Lembah Manah lan
Andhap Asor (tawadhu')
7. Mulat Sarira
Hangrasa Wani
8. Becik ketitik -
Ala ketara
9. Ngluruk Tanpa
Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Landhep tanpa natoni.
10. Datan Serik
Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
11. Ing ngarsa sung
tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri andayani
12. Mati Sajroning
Urip
13. Menang ora
kondang kalah gawe wirang
14. Wani Ngalah
luhur wekasane
15. Adigang,
adigung, adiguna
16. Jer Basuki Mawa
Beya
17. Sawang Sinawang
18. Aja Rumangsa
Bisa, Nanging Bisa Rumangsa
19. Aja rumangsa
bisa, ...
20. Aja Gumunan,
Aja Kagetan, lan Aja Getunan
21. Aja Dumeh
22. Sapa sira sapa
ingsun
23. Sapa temen
bakal tinemu
24. Sapa nandur
bakal ngunduh
25. Wani Ngalah
Luhur Wekasane
26. Mikul dhuwur,
mendhem jero
27. Asu gedhe
menang kerahe
28. Anak polah bapa
kepradah
29. Desa mawa cara
Negara mawa tata
30. Nerima ing
pandum
31. Sura dira
jayaningrat, lebur dening pangastuti
32. Cakra
panggilingan
33. Aja milik
barang kang melok, ...
34. Aja ketungkul
marang kalungguhan, ....
35. Andhap ashar
*****
Penjelasan:
1. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara
Artinya, menebar
kebaikan untuk kemakmuran dunia, memberantas kemungkaran. Maknanya, dalam
kehidupan dunia manusia harus menebarkan kemakmuran (kedamaian dan
kesejahteraan) bagi alam semesta; serta memberantas sifat angkara murka,
serakah dan tamak. Dalam agama Islam, dikenal dengan "Rahmatan lil
alamin" dan "Amar makruf nahi munkar".
2. Urip Iku Urup
Hidup itu nyala, maksudnya
adalah hidup itu haruslah menjadi penerang bagaikan lentera. Maknanya dalam
hidup orang hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin
besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik. Dalam agama Islam,
Rasulullah bersabda, "khairunnas
anfa'uhum linnas", artinya manusia yang paling baik ialah manusia yang paling bermanfaat
bagi manusia yang lain.
3. Ngunduh Wohing Pakarti
Artinya, menuai hasil dari setiap perbuatan, maksudnya bahwa
setiap perbuatan (baik atau buruk) pasti akan mendapat balasan. Maknanya semua
orang akan mendapatkan akibat dari setiap prilakunya sendiri (kebaikan maupun
keburukan). Jadi, kita tidak perlu menyalahkan dan mencari kesalahan orang lain
karena bisa saja itu adalah akibat dari apa yang kita lakukan sendiri. Jadi,
kita harus ingat untuk berhati-hati dalam betindak. Allah SWT
berfirman: "Faman
ya'mal mitsqaala dzarratin khairan yarah - Wa man Ya'mal mitsqaala dzarratin
syarran yarah" artinya barangsiapa yang mengerjakan kebaikan atau keburukan, meski
sebesar zahrah (debu/atom) niscaya akan memperoleh balasan (QS. Al-Zalzalah:
7-8)
4. Sugih Tanpa Bandha, Sekti Tanpa Aji-Aji
Terjemahan
literalnya adalah "kaya tanpa harta kekayaan, sakti/kuat tanpa ajian
mistis". Maknanya bahwa kekayaan batin itu lebih berharga daripada harta
benda, dan kekuatan karakter lebih penting daripada kekuatan fisik. Makna lain
adalah orang kaya itu bukanlah orang yang banyak harta tetapi orang yang kaya
hati atau besar jiwanya. Sedangkan orang bisa menjadi hebat dan kuat itu
tidaklah dengan mantra tetapi dengan ilmu.
5. Ajining raga saka busana, Ajining diri saka lathi lan budi
Arti literalnya
adalah "Kehormatan raga berasal dari busana,
sedangkan kehormatan diri berasal dari lisan dan prilaku". Maknanya,
kehormatan luar seseorang bisa dilihat dari cara berpakaiannya. Sedangkan
kehormatan diri (marwah) dilihat dari cara berkomunikasi dan moral prilakunya. Cara berpakaian itu
menentukan kehormatan raga dan cara berbicara menunjukkan
kehormatan diri seseorang. Penampilan dan ucapan kita mempengaruhi bagaimana
orang bereaksi dan menghargai kita. Sedangkan kehormatan diri ditentukan oleh
bagaimana seseorang berucap dan budi pekertinya. Dalam agama Islam, Rasulullah
bersabda, "Hiyaa
Rukum 'Akhaa Sinukum Akhlaaq", Sebaik-baik orang diantara kalian
ialah orang yg baik akhlaknya. (HR. Bukhari & Muslim).
6. Lembah Manah lan Andhap Asor (tawadhu')
Dalam bahasa jawa
pengertian "lembah manah" dan "andhap asor" mempunyai
pengertian yang mirip, yaitu bersikap rendah hati dan sopan santun. Filosofi
ini bagai pepatah: "Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk"
artinya: semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya; kalau sudah pandai
jangan sombong, selalulah rendah hati. Dalam Islam sikap luhur seperti itu
dikenal dengan istilah "tawadhu".
7. Mulat Sarira Hangrasa Wani
Arti mulat berarti melihat dan sarira berarti badan,
maknanya "introspeksi
diri atau merenungkan diri sendiri". Sedangkan hangrasa berarti merasa, dan wani
berarti berani., maknanya "berani dengan penuh kesadaran".
Makna keseluruhan adalah "berani dengan kesungguhan hati melihat
kekurangan diri". Jadi harus ada keberanian, artinya kesungguhan hati
untuk melihat kekurangan diri. Dalam Bahasa Arab atau khasanah Islam dikenal
dengan frase: muhasabah atau tafakur.
8. Becik ketitik
- Ala ketara
Secara harfiah
dapat diterjemahkan "perbuatan baik akan nampak, dan perbuatan buruk akan
terungkap". Maknanya bahwa perbuatan baik yang meskipun tidak
diperlihatkan atau diketahui orang lain, pada akhirnya pasti akan tampak atau diketahui
orang. Sebaliknya bahwa perbuatan buruk meskipun ditutup-tutupi pada akhirnya
pasti akan tercium atau terungkap. Pesan moralnya adalah tidak usah pamrih dan
jangan berbuat curang, karena semua perbuatan baik atau buruk pada akhirnya akan
ada balasannya.
9. Ngluruk Tanpa
Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Landhep tanpa natoni.
Arti literalnya
adalah "Menyerbu tanpa bala bantuan, Memenangkan tanpa merendahkan, dan
Tajam tapi tak melukai". Maknanya, dalam menghadapi lawan, manusia yang
baik adalah yang mampu mengalahkan dengan cara luhur penuh kebajikan. Mereka
mampu melawan sendiri tanpa bantuan kawan atau membawa massa. Dan mampu
memenangkan peperangan tanpa merendahkan atau mempermalukan lawan, bahkan
lawanpun kalah secara terhormat merasa tak terluka.
10. Datan Serik
Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
Arti literalnya
adalah "Jangan sakit hati bila tertimpa musibah, dan jangan bersedih bila
kehilangan". Maknanya adalah kita harus senantiasa bersabar dan tegar
menghadapi segala macam musibah, dan pasrahkan segala sesuatunya kepada Allah
karena Tuhan yang mengatutr segala sesuatunya.
11. Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri andayani
12. Mati
Sajroning Urip
Maknanya, jalan
menuju pulang (kematian) itu adalah jalan yang harus ditapaki oleh seseorang
sejak sekarang. Sejak hidup di dunia ini, kita sudah diseru untuk merenungi
(dan mempersiapkan bekal) kematian. Hal itu bisa dilakukan dengan cara
bersemedi, atau dalam khasanah Islam adalah berkhalwat dan berdzikir, yaitu
memutuskan hubungan dengan masalah masalah duniawi untuk bertafakur, tadabur
dan tasyakur.
13. Menang ora kondang kalah gawe wirang
14. Wani Ngalah luhur wekasane
15. Aja Adigang, Adigung, Adiguna
Jangan sok kuasa,
sok besar, sok sakti. Maksudnya adalah Jaga kelakuan / tatakrama, jangan
sombong dengan kekuatan, kedudukan, ataupun latarbelakangmu.
16. Jer Basuki Mawa Beya
Setiap
kesuksesan/kebahagiaan memerlukan biaya atau usaha yang keras.
17. Sawang Sinawang
18. Aja Rumangsa Bisa, Nanging Bisa Rumangsa
18. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka
Jangan merasa
paling pandai agar tidak salah arah. Jangan suka berbuat curang agar tidak
celaka.
20. Aja Gumunan, Aja Kagetan, Aja Getunan, Aja Aleman.
Jangan mudah
terheran-heran, Jangan mudah terkejut-kejut, Jangan mudah menyesal, Jangan
manja dan mudah ngambeg.
21. Aja Dumeh
22. Sapa sira sapa ingsun
23. Sapa sing temen bakal tinemu
Siapa yang
bersungguh-sungguh akan berhasil
24. Sapa nandur bakal ngunduh
Siapa yang menanam
bakal menuai hasilnya. Maksudnya barang siapa yang menanam kebaikan maka suatu
saat akan mendapatkan hasilnya. Kita diajarkan untuk berlomba menanam kebaikan
dimanapun kita berada. Ini juga bermakna kerja keras kita yang akan berhasil
kelak.
25. Wani Ngalah Luhur Wekasane
26. Mikul dhuwur, mendhem jero
27. Asu gedhe menang kerahe
28. Anak polah bapa kepradah
20. Desa mawa cara Negara mawa tata
30. Nerima ing pandum
Menerima segala
pemberian. Mengandung makna ikhlas dengan segala keadaan atau hasil, meskipun
sudah berupaya semaksimal mungkin. Sebab manusia hanyalah berkewajiban untuk
berusaha, namun hasilnya Tuhanlah yang berkuasa menentukan .
31. Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
segala sifat keras
hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut
hati dan sabar.
32. Cakra manggilingan.
Kehidupan manusia
akan seperti roda yang selalu berputar, kadang di bawah kadang di atas. Hukum
sebab akibat dan memungkinkan terjadi penitisan.
33. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo
Jangan tergiur oleh
hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak
kendor niat dan kendor semangat.
34. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
Janganlah terobsesi
atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan
kepuasan duniawi.
35. Andhap asor.
Bersikap sopan dan
santun
36. Alon-alon waton kelakon
Pelan-pelan asal selamat. Kedengarannya simpel ya tetapi sebenarnya filosofi ini memiliki makna yang mendalam. Disini kita diajak untuk selalu berhati-hati, ulet, waspada, dan berusaha dalam menjalani hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar