Manusia terdiri
dari jasmani dan rohani. tiga unsur ruhaniah yaitu akal, nafsu dan
qalbu/perasaan.
1. Otak atau akal. Otak atau akal adalah salah satu instrumen
manusia yang berfungsi untuk berfikir, untuk memecahkan suatu masalah, serta
mengingat dan memahami suatu peristiwa atau kejadian. Otak/akal inilah yang menggerakkan jasmani
untuk melakukan suatu perbuatan.
2. Nafsu, Nafsu
adalah suatu kekuatan ruhaniah dalam diri manusia yang sangat bermanfaat,
karena berfungsi sebagai pendorong semangat hidup. Namun nafsu akan sangat berbahaya dan dapat
mencelakakan manusia apabila ia tidak dikendalikan dengan baik, karena nafsu
pada dasarnya cenderung mendorong kearah kejahatan.
Allah SWT
berfirman dalam QS. Yunus 53 :
Inna Nafsa La Ammaratum Bissu’i Illa Maa Rahimma Rabbi
Sesungguhnya nafsu
itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhan
Dalam khasanah
Islam, nafsu ada dua, yaitu quwwah syaitaniah & quwwah rabbaniyah. Quwwah syaitaniah (nafsu setan)
adalah nafsu yang cenderung mendorong kearah kesesatan. Quwwah rabbaniyah (nafsu ketuhanan) : nafsu yang cenderung
mendorong kearah kebajikan. Diantara
keduanya yang mempunyai potensi lebih besar adalah nafsu setan (sebagaimana
firman Allah diatas).
3. Hati atau qalbu. Hati berfungsi menjadi pembimbing
terhadap apa yang sebaiknya dilakukan oleh otak. Hati menyaring apa yang patut atau tidak
patut dikerjakan oleh jasmani. Kalau
hati seseorang baik atau bersih tentu
dapat memberi arah kepada otak apa yang seyogyanya dilakukan. Tetapi kalau hatinya tidak bersih atau kotor,
maka potensi hati sebagai pembimbing tidak berfungsi dengan baik, karena
tertutup kotoran-kotoran hitam.
Rasulullah SAW
bersabda :
Ketahuilah bahwa di
dalam jasad ini ada segumpal daging (mughdah), bila ia sehat maka sehatlah
seluruhnya, dan bila ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa
itu adalah hati (HR. Bukhari Muslim)
Jadi sesungguhnya
inti dari diri kita sebagai manusia yang hidup dan berkehidupan adalah hati
(qalbu). Hati adalah potensi yang menentukan
manusia menjadi mulia atau hina, yang membuat manusia merasa bahagia atau
menderita.
(4) jasmani. Peran jasmani hanyalah
menjalankan apa yang diperintahkan oleh otak, sebagai perwujudan dari apa yang
dikehendaki oleh nafsu, yang telah mendapatkan pertimbangan dari qalbu.
Dari ketiga unsur ruhaniah tersebut, yang paling dominan
dalam mempengaruhi aktivitas kehidupan kebanyakan manusia adalah nafsu. Apabila nafsu tidak dikendalikan oleh qalbu,
maka yang muncul adalah quwwah syaitaniah, yaitu keinginan yang cenderung ke
arah kemungkaran.
Tentang hati/qalbu.
Hati merupakan karunia terbesar yang diberikan Allah SWT kepada
manusia. Ia menyimpan potensi ilahiyah,
yang selalu memancarkan nilai-nilai mulia yang berasal dari Tuhan.
Kalau hati seseorang bersih tentu ia
dapat memancarkan nilai-nilai ilahiyah dengan baik, sehingga dapat memberi bimbingan kepada otak tentang
apa yang baik untuk dilakukan. Tetapi kalau hatinya kotor, maka peran hati
sebagai pembimbing tidak berfungsi dengan baik, karena tertahan oleh
kotoran-kotoran yang menyelimutinya.
Rasulullah SAW bersabda :
Alaa wa inna fil jasadi mudh ghah
Idzaa sholuhat sholuhal jasadu kulluhu
Waidzaa hasadat fasadal jasadu kulluhu
Alaa wahiyal qalbu
Ketahuilah bahwa
di dalam jasad ini ada mughdah, bila ia sehat/baik maka sehatlah seluruhnya,
dan bila ia buruk/rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa itu
adalah qalbu (HR. Bukhari Muslim)
Hati juga bisa
dikatakan sebagai alat indera ruhaniah, karena
ia merupakan instrumen yang mempunyai kemampuan untuk melihat, berkata,
mendengar dan memahami secara ruhaniah.
Disamping sebagai alat indera ruhaniah, hati juga
merupakan pusat perasaan, yakni sebagai satu-satunya faktor yang menentukan
manusia menjadi sedih atau gembira, menderita atau bahagia, tenang atau
gelisah, ikhlas atau marah. Orang menjadi bahagia atau menderita bukan ditentukan oleh harta, tahta,
atau kecantikan, melainkan ditentukan oleh hati.
Rasulullah SAW
bersabda :
Berbahagialah engkau
apabila mempunyai hati yang selalu bersyukur, lidah yang selalu berzikir, dan
keluarga yang baik yang selalu membantu dalam urusan ibadah.
Walaupun pada dasarnya
semua orang mempunyai hati, namun dalam kenyataannya tidak semua orang
mempergunakan hatinya dengan baik.
Akibatnya, kebanyakan orang kehilangan manfaat hatinya, yang sebenarnya
sangat ia butuhkan untuk mengatasi persoalan dalam hidupnya.
Allah SWT
berfirman :
Walaqod Dzara’na Li Jahannamma
Kasyiiran Minal Jinni Wal Insi - Lahum Kullu Bullayaf Kohunna
Bihaa
Dan sesungguhnya Kami
jadikan isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) (QS. Al-Araf:
179):
Ada beberapa cara
untuk menghidupkan kembali hati yang telah mati, yaitu :
(1)
Banyak mendekati kaum dhuafa.
Rasulullah bersabda : ”Duduklah kalian dengan orang-orang miskin, pasti
kalian akan terbebas dari kesombongan, dan menjadi orang besar disisi Allah”
(HR.Abu Mu’aim)
Dalam suatu kisah, Allah Swt berseru kepada
Nabiyullah Musa As.: “Kalau engkau ingin
mendekati-Ku, maka dekatilah mereka yang kehausan, yang kelaparan, dan yang
kelelahan. Karena sesungguhnya Aku
bersamanya.”
(2) Banyak bersedekah.
Bersedekah merupakan bentuk
kepedulian terhadap nasib fakir miskin.
Mereka yang sudah tidak punya kepedulian terhadap nasib fakir miskin
adalah pertanda bahwa hatinya telah beku.
Dan mereka ini oleh Allah Swt digolongkan sebagai pendusta agama.
Allah Swt berfirman :
Ara-aitalladzii yukadzdzibubiddiin fadzaalikalladzi yadu’ – ’ulyatiim walaa yahudhdhu ’alaa tha’aamill
miskin.
Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?.
Mereka adalah orang yang menelantarkan anak yatim dan tidak peduli terhadap
nasib orang miskin (QS. Al-Ma’un : 1-2)
(3) Banyak berpuasa.
Puasa sesungguhnya mengajarkan pada seseorang
untuk ikut merasakan betapa beratnya
menahan lapar dan haus sebagaimana yang dialami oleh orang-orang miskin setiap
hari.
(4) Cara
lain untuk menghidupkan qalbu adalah dengan banyak berzikir, banyak membaca
Al-Qur’an, banyak shalat malam,
dan sering bergaul dengan orang-orang
shalih.
Dalam ilmu psikologi
modern, kalau dahulu kecerdasan hanya pada intelektualitas, yang dikenal
sebagai IQ (intelegentia quotient), maka kini dikenal kecerdasan lain yaitu EQ
(emotional quotient) atau kecerdasan emosional, dan SQ (spiritual quotient)
atau kecerdasan spiritual. Jadi
sesungguhnya ada tiga kecerdasan utama pada diri manusia, yaitu IQ, EQ dan SQ.
Dikaitkan dengan
tiga unsur ruhaniah manusia, maka IQ berkaitan dengan akal, EQ berkaitan dengan
nafsu, dan SQ berkaitan dengan qalbu.
Hasil penelitian
para ahli menunjukkan bahwa sekitar 80% prilaku kehidupan manusia dipengaruhi
secara langsung oleh EQ (emosional), sedangkan IQ hanya berperan maksimal hanya
20% saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar aktifitas kehidupan manusia dipengaruhi oleh emosional atau
nafsu.
Agar nafsu yang
berperan sangat besar itu dapat berpengaruh baik pada kehidupan manusia, maka
ia harus dikendalikan secara baik oleh qalbu.
Dan agar qalbu dapat berperan sebagai pengendali nafsu secara maksimal,
maka qalbu/hati harus selalu dibersihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar