Suatu hari, Imam Al Ghazali berkumpul
dengan murid-muridnya. Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan. Keenam
pertanyaan itu tidak mampu dijawab oleh murid-muridnya dengan tepat.
Pertanyaan pertama, "APA YANG PALING
BESAR di dunia ini?" Murid-muridnya
ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari.
Semua jawaban itu benar kata Imam
Ghazali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU".
Hawa nafsu nyaris bisa mengalahkan
segalanya di dunia ini. Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa
nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu. Banyak pejabat yang tertangkap KPK karena ia mengikuti
hawa nafsunya, yaitu nafsu dunia dengan mengumpulkan harta dengan cara yang
tidak halal, korupsi. Tidak sedikit orang terhormat yang jatuh menjadi hina lantaran
tidak kuasa menahan nafsu syahwatnya. Karena menuruti nafsu syahwatnya ia melupakan
kedudukannya, bahkan ia rela mengorbankan rumah tangganya.
Apabila kita membiarkan apa adanya nafsu yang
ada pada diri kita dan kita tidak mengelolanya dengan baik, maka kita akan
dikuasai oleh nafsu. Rasulullah SAW bersabda : ''Seandainya
manusia telah memiliki dua bukit emas, karena nafsunya niscaya ia masih
menginginkan bukit emas yang ketiga. Perut manusia tidak akan pernah penuh, kecuali
ditutup dalam tanah (mati).'' (HR Ahmad).
Imam Al-Ghazali
memperingatkan kepada kita agar senantiasa mewaspadai terhadap apa yang
dinamakan dengan nafsu. Menurut beliau nafsu
adalah pangkal dari segala bencana, serta sumber dari segala aib. Nafsu merupakan markas iblis yaitu tempat berlindungnya setiap kejahatan (yang
tidak ada satupun mahluk yang mengetahui, kecuali Allah SWT yang menciptakannya).
Ketika perang Badar baru saja usai,
Rasulullah bersabda: “Raja’naa Min
Jihaadil Ashghar - Ila Jihaadil Akbar.”
('Kita baru menyelesaikan peperangan yang kecil dan akan menghadapi
peperangan
yang besar.) Lalu para sahabat bertanya, “Perang apa ya rasulullah?”. Rasulullah
menjawab, “Jihaadun Naafsi” (Perang melawan hawa nafsu).
Pertanyaan kedua, "APA YANG PALING BERAT DI
DUNIA INI?" Di antara muridnya ada yang menjawab dengan
besi, dan gajah.
Semua jawaban hampir benar, kata Imam
Ghazali, tapi yang paling berat adalah "MENGEMBAN AMANAH."
Tak jarang
pemimpin dibenci rakyatnya sendiri karena tidak kuat
mengemban amanah dengan baik.
Tidak sedikit orang menyelewengkan kewenangannya karena tak kuat mengemban
amanah.
Rasulullah
SAW bersabda, “Asyaddunnaasi ‘Adhaaban
Yaumal Qiyaamati Imaamun Jaairun” (Manusia yang
paling berat siksaannya di hari kiamat nanti adalah (siksaan) bagi pemimpin
yang zalim) (HR. Tabrani)
Dalam sebuah hadis lain, Rasulullah
bersabda bahwa salah satu golongan yang pertama masuk neraka adalah pemimpin
yang menipu (tidak amanah). “tiga golongan yang paling pertama
masuk neraka ialah (1) pemimpin yang menipu, (2) hartawan yang tidak pernah
memberikan kewajiban (zakat), dan (3) orang yang fakir yang sombong.'' (HR Ahmad).
Ketika Allah SWT meminta kepada tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat
untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini, semua menjawab tidak mampu. Tetapi
manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak
dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS. 33:72) (Al Ahzab 72).
Pertanyaan Ketiga, "APA
YANG PALING RINGAN di dunia
ini?" Ada yang menjawab kapas, angin, debu,
dan daun-daunan.
Semua itu benar kata Imam Ghazali,
tapi yang paling ringan di dunia ini adalah “MENINGGALKAN SHALAT".
Apabila seseorang sudah
terlena dengan kenikmatan dunia, maka mengabaikan kewajiban shalat terasa
ringan sekali.
Kita harus ingat bahwa sholat adalah hal pertama yang
ditanyakan Allah kepada manusia. Dan sholat adalah kewajiban terpenting di
dunia ini. Namun anehnya, meski demikian sholat adalah hal termudah yang sering
dilewatkan oleh orang-orang muslim? Ringan sekali melewatinya.
Pertanyaan Keempat , "APAKAH YANG PALING TAJAM di dunia ini?". Murid-muridnya
menjawab dengan serentak, pedang...?"
Benar kata Imam Ghazali, tetapi yang
paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA".
Yang dimaksudkan dengan lidah disini
adalah lisan atau perkataan. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya
menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. Karena lidah antar
manusia bisa saling membunuh. Dan karena lisan pula suatu bangsa menjadi perang
dengan bangsa lainnya.
Ingatlah
sebuah hadits yang menerangkan: “seorang
muslim adalah orang bisa menjaga orang muslim lainnya dari lisannya dan
tangannya.”
Pertanyaan Kelima , "APA YANG PALING JAUH dari diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya
ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang.
Lalu Imam Ghazali menjelaskan bahwa
semua jawaban yang diberikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "MASA
LALU".
Siapa pun kita, bagaimana pun kita,
dan betapa kayanya kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Kesalahan
di masa lalu tidak dapat direvisi lagi, kecuali dengan taubat dan istighfar.
Sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan
perbuatan yang sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya.
Pertanyaan Keenam, "APA YANG PALING DEKAT dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya.
Imam Ghazali menjelaskan semua jawaban
itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "KEMATIAN".
Terkadang
kita merasa kematian begitu jauh sehingga , padahal ia dekat dalam
kenyataannya. Kehidupan
di dunia bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat adalah sangat-sangat
sebentar, ibarat air yang menggelantung di ujung jari dibanding air
samudra. Kematian adalah batas antara hidup dunia dan akhirat.
Sebab kematian
adalah janji Allah SWT yang kita tidak akan pernah tau kapan
datangnya. "Setiap yang bernyawa (pasti) akan merasakan mati." (QS
Ali Imran [3]: 185).
Janganlah
kita lengah dalam memahami hal ini, jangan sekali-kali merasa diri jauh dari
mati, karena itu membuat kita lengah. Justru kerahasiaannya harus kita maknai
bahwa mati bisa terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa adanya peringatan
dari-Nya.
Sekilas tentang Al
Ghazali
Imam Al-Ghazali (Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al-Ghazali) adalah salah satu tokoh tasawuf Islam yang
sangat terkenal. Beliau terkenal dengan
hujjatul Islam (argumentator islam) karena jasanya yang besar di dalam menjaga
islam dari pengaruh ajaran bid’ah dan aliran rasionalisme yunani.
Karya Al-Ghazali yang terkenal adalah Ihya’
U’lum al-Din. Dalam kitabnya itu al-Ghazali menjelaskan
dengan detail hubungan antara syariat dengan tasawuf. Karya ini dianggap
sebagai jembatan yang mendamaikan syari’at dengan tasawuf yang sempat mengalami
clash pada zaman itu.
Ia juga dikenal sebagai tokoh filsafat dengan karyanya Tahafut
al-Falasifah yang
mengkritik konsep berfikir para filosof saat itu.
Abu Hamid al-Ghazali dilahirkan pada tahun 405 H/ 1058 M di kota
Tush yaitu kota kedua setelah Naisabur di daerah Khurasan atau pada saat ini
berada pada bagian timur laut negara Iran.
Diantara gelar yang paling terkenal adalah
Hujjah al-Islam dan Zain al-‘Arifin. Ia diberikan gelar Hujjah al- Islam karena
ia menjadikan tasawuf sebagai hujjahnya dalam berbagai perbincangan kesufian.
Al-Ghazali membersihkan ajaran tasawuf dari
pengaruh faham-faham asing yang masuk mengotori kemurnian ajaran Islam.
Enam Pertanyaan Al Ghazali
BalasHapusImam Al Ghazali pernah mengajukan enam pertanyaan kepada murid-muridnya, namun mereka tidak bisa menjawab pertanyaan sang guru dengan baik.
Pertama, "Apa yang paling besar di dunia ini?" - Jawabannya adalah hawa nafsu. Hawa nafsu nyaris bisa mengalahkan segalanya di dunia ini.Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu.
Kedua, "Apa yang paling berat di dunia ini?" - Jawabannya adalah mengemban amanah. Tak jarang pemimpin dibenci rakyatnya sendiri karena tidak kuatmengemban amanah dengan baik. Tidak sedikit orang menyelewengkan kewenangannya karena tak kuat mengemban amanah.
Ketiga, "Apa yang paling ringan di dunia ini?" - Jawabannya adalah meninggalkan shalat. Apabila seseorang sudah terlena dengan kenikmatan dunia, maka mengabaikan kewajiban shalat terasa ringan sekali.
Keempat , "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". - Jawabannya adalah lidah. Melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. Karena lidah antar manusia bisa saling membunuh. Dan karena lisan pula suatu bangsa menjadi perang dengan bangsa lainnya.
Kelima , "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?" Jawabannya adalah "masa lalu". Siapa pun kita dan bagaimana pun kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Kesalahan di masa lalu tidak dapat direvisi lagi, kecuali dengan taubat dan istighfar.
Keenam, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Jawabannya adalahkematian. Sebab kematian adalah janji Allah yang kita tidak akan pernah tau kapan datangnya. Kehidupan di dunia bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat adalah sangat-sangat sebentar, ibarat air yang menggelantung di ujung jari dibanding air samudra. Kematian adalah batas antara hidup dunia dan akhirat.