Sabtu, 15 Oktober 2016

Orang Tua

Seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW mengadukan bahwa ayahnya telah mencuri hartanya.  Rasulullah kemudian berkata kepadanya, “Pergilah dan datanglah kemari bersama ayahmu.” 
Ketika lelaki tadi pergi, malaikat Jibril datang menemui Rasulullah dan bersabda, “Wahai Muhammad, ‘Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, Jika orang tua anak tersebut tiba, maka tanyakanlah apa yang telah dia ucapkan dalam hatinya yang tidak terdengar oleh kedua telinganya’.”  Setelah berkata demikian malaikat Jibril pergi.
Tidak lama kemudian, lelaki tadi datang bersama ayahnya.  Nabi SAW kemudian bertanya kepada ayah lelaki tadi,  ”Mengapa anakmu mengadu bahwa engkau mencuri hartanya?”
”Ya Rasulullah, tanyakan kepadanya, harta itu aku dermakan kepada siapa; kepada salah seorang bibinya atau untuk diriku sendiri?” jawab ayah lelaki tadi.
”Perkenankanlah aku untuk tidak membahas masalah ini, tetapi ceritakanlah kepadaku apa yang kau ucapkan dalam hatimu yang tidak didengar oleh kedua telingamu?” pinta Rasulullah seperti yang diajarkan oleh malaikat Jibril sebelumnya.
”Demi Allah wahai Rasulullah, Allah selalu membuat kami semakin yakin kepadamu.  Aku memang telah mengucapkan sesuatu dalam hatiku yang tidak didengar oleh kedua telingaku,” jawabnya.
”Sampaikanlah, aku akan mendengarkannya,” jawab Rasulullah.
Tidak diduga, ternyata ayah lelaki itu kemudian membaca sebuah syair yang bagus yang ditujukan kepada sang anak, buah hatinya:

Ketika engkau lahir, aku menjagamu
Jika malam hari engkau sakit
Maka, sepanjang malam bersama ibumu aku tidak tidur
Memikirkan penyakitmu
Hingga tubuhku sempoyongan karena kantuk
Seakan aku yang sakit, bukan engkau
Air matakupun mengalir deras, mencemaskan dirimu
Dan jiwaku khawatir engkau akan mati
Padahal aku tahu bahwa ajal akan tiba sesuai dengan waktunya

Engkau makan dan minum dari jerih payahku
Aku rela bersusah payah, demi kegembiraanmu
Dan ketika engkau tumbuh dewasa, aku selalu membimbing dan mengajari mu
Aku selalu mendambakan, bagi dirimu suatu kebahagiaan kelak

Saat engkau mencapai usia yang tepat
Saat diriku sudah mulai renta karena usia
Saat dimana kuharapkan dirimu
Kau balas diriku dengan kekasaran dan kekejaman
Seakan-akan engkau pemberi nikmat
Dan menjadi sang dermawan
Ketika tak dapat kaupenuhi hakku sebagai ayah
Kau perlakukan aku sebagai tetangga
Yang hidup berdampingan

Mendengar syair yang dibacakan oleh ayah lelaki tadi, tidak terasa Rasulullah pun meneteskan air mata dan berkata pada anak tersebut, ”Dirimu dan hartamu adalah milik ayahmu”

Laki-laki itupun tertunduk lesu dan merasa malu.  Ia kini menyadari betapa besar curahan kasih sayang orang tuanya kepada dirinya.  Karena kesadarannya telah terbuka, maka hartanya itu diikhlaskan kepada ayahnya.  Dan, lelaki beserta orang tuanyapun akhirnya minta izin pergi meninggalkan Rasulullah dengan perasaan damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar