Pada sekitar tahun 1970-an, seorang guru besar dari Universitas
Maryland Amerika Serikat, bernama DR. Michael H. Hart, melakukan sebuah riset untuk mendapatkan
orang-orang terhebat dan paling berpengaruh di dunia. Dia menyelesaikan risetnya pada tahun 1978 dan
menerbitkan sebuah buku berjudul : “The hundred, a ranking of the most
influential persons in history” (100 tokoh paling berpengaruh dalam sejarah manusia)
Dalam bukunya itu, DR. Hart menyusun 100 tokoh paling
berpengaruh di dunia sesuai peringkatnya, Hart menempatkan Muhammad Rasulullah Saw pada
ranking pertama sebagai tokoh yang paling berpengaruh sepanjang sejarah
manusia. Pada tahun 1992, buku ini dicetak kembali
dengan beberapa revisi nyata terhadap daftar urutan ke seratus tokohnya, dan tetap menempatkan
Muhammad sebagai ranking pertama.
Padahal dalam bukunya itu termuat tokoh-tokoh hebat antara
lain :
Albert Einstein, seorang ilmuwan
fisika, penemu teori
relativitas yang dikenal
sebagai ilmuwan terbesar dalam abad
ke-20. Dia
dipandang sebagai orang dengan tingkat kecerdasan jenius, yang berpengaruh
besar kehidupan manusia.
Alexander
the Great (Aleksander Agung) yang diakui sebagai salah
seorang pemimpin militer paling jenius sepanjang zaman. Dia
adalah seorang Raja Makedonia yang dalam waktu singkat (13 tahun), ia mampu membangun sebuah imperium besar yang belum pernah ada sebelumnya, dan menjadikan Makedonia sebagai salah
satu kekaisaran terbesar di dunia. Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai
seorang pemimpin yang
berhasil menaklukkan wilayah yang sangat luas hanya dalam waktu relative singkat.
Plato adalah filsuf terbesar
yang sangat berpengaruh dalam sejarah manusia. Sumbangsih Plato yang
terpenting adalah ilmunya mengenai ide, serta konsepnya mengenai "kebajikan" dan
"kebenaran". Ia merupakan murid Socrates
dan guru dari Aristoteles filsuf Yunani yang sangat terkenal.
Thomas Alva Edison dipandang sebagai salah seorang ilmuwan, pencipta paling
produktif pada masanya, memegang rekor 1.093 patent atas namanya. Penemuannya yang terkenal adalah bola lampu modern.
Adolf Hitler adalah seorang
pemimpin Nazi dan diktator Jerman yang menyerang dan membunuh ratusan ribu orang Yahudi, Komunis, serta orang-orang yang cacat, lemah mental, dan
berpenyakit keturunan. Hitler berambisi untuk menguasai seluruh dunia dengan menyerang
Austria, Cekoslowakia, Perancis, Rusia, dll. Hitler meyakini bahwa bangsa Jerman dengan ras Arya merupakan ras unggul dan menyamakan ras non-Eropa sebagai kera. Serangan Jerman terhadap Polandia
menyebabkan pecahnya Perang Dunia II, dimana musuh-musuhnya Inggris
dan Perancis
menyatakan perang terhadap Jerman.
Napoleon Bonaparte adalah panglima perang hebat dari bangsa Perancis
yang berhasil menguasai hampir seluruh dataran Eropa baik dengan
diplomasi maupun peperangan,
antara lain Belanda,
Swedia, Italia, Austria, Prusia dan Polandia.
Napoleon menjadi siswa yang sangat cerdas di Akademi Militer Brienne tahun 1779 pada usia 10
tahun, dan lulus akademi di usia 15
tahun. Karir militernya menanjak pesat setelah dia berhasil menumpas kerusuhan
yang dimotori kaum pendukung royalis.
Menurut Hart, Muhammad adalah
satu-satunya orang yang meraih keberhasilan luar biasa dalam mempengaruhi kehidupan manusia. Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi
juga pemimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah (bangsa jahiliyah), menjadi bangsa bermoral, beretika, dan bangsa maju yang sanggup
mengalahkan pasukan Romawi yang
sangat kuat di medan pertempuran.
Muhammad yang diyakini sebagai
pembawa dan penyebar wahyu Tuhan yang kemudian ditulis ke dalam kitab suci
Al-Qur’an, yang berisi petunjuk kepada manusia untuk memperoleh kehidupan yang
baik di dunia maupun di akhirat, tentang sejarah masa lalu, persoalan-persoalan
ilmiah, dan sebagainya. Muhammad juga
memberi berbagai tauladan dalam kehidupan sehari-hari, berumah tangga,
bermasyarakat, berorganisasi, berdagang, menjaga kesehatan, berpolitik,
berperang dan sebagainya. Sehingga pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi
terdepan sepanjang waktu.
Bagaimana sosok Nabi
Muhammad sebenarnya ?
Nabi Muhammad bukanlah manusia sakti atau manusia kuat
bagai supermen. Meskipun sebagai nabi, Muhammad
adalah manusia biasa seperti kita. Ia
juga butuh makan dan minum. Bila
kulitnya tertusuk duri, ia juga merasakan sakit. Hatinya juga pernah merasakan sedih dan
gembira. Ia juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun ada beberapa perbedaan dengan kebanyakan
manusia.
Bila namanya dipanggil oleh seseorang, maka ia menoleh
dengan seluruh badannya. Bila berjabat
tangan, ia selalu mendahului dan tidak melepaskan genggaman tangan sebelum
orang lain melepaskan tangannya. Ia
menunjuk dengan seluruh jarinya. Ia
selalu menampakkan muka ramah kepada lawan bicaranya. Ia selalu memperhatikan dengan seksama kepada
setiap orang yang berbicara kepadanya.
Bahasanya indah dan mudah didengar, sehingga lawan bicaranya akan merasa
betah berlama-lama dengannya. Bila ia tengah
marah, orang hanya tahu lewat mukanya yang memerah. Ia tidak pernah memukul
siapapun, makiannya yang paling buruk adalah: “Apa yang terjadi padanya?”.
Meskipun sebagai pemimpin sebuah bangsa yang sangat disegani,
hidupnya sangat sederhana. Ia tinggal di
sebuah pondok kecil beratap jerami, kamar-kamarnya disekat dengan batang pohon
palma. Ia menyalakan api, memeras susu,
menjahit pakaian yang robek dengan tangannya sendiri.
Pribadi Mulia
Muhammad adalah seorang pemimpin dengan
pribadi mulia, yang mensejahterakan umatnya dan sekaligus bisa membuat keder
lawan-lawannya.
Suatu kali, ketika Nabi SAW akan
diserang oleh pasukan panglima Heraclius, seorang kaisar dari Byzantine
(575-641). Sang Kaisar malah ketakutan
luar biasa, padahal kekuatan tentara Muhammad seadanya saja. Heraclius dan tentaranya yang besar malah
segera meninggalkan medan laga di Syria, begitu mendengar pribadi Muhammad SAW.
Kisah ketakutan Heraclius itu
berawal dari ditangkapnya dua orang pengikut Muhammad oleh pasukan
Heraclius. Mereka melakukan interogasi.
”Banyakkah pasukan Muhammad dan
banyak pulakah persenjataannya?”
”Tidak banyak, persenjataannya
seadanya saja.”
”Semakin bertambahkah pengikutnya?”
”Ya, semakin bertambah.”
”Apakah kamu mendapat nafkah (upah)
untuk menjadi pengikut Muhammad?”
”Tidak, kami ikut karena
keikhlasan.”
”Apakah Muhammad berbadan besar dan
ditakuti pengikutnya?”
”Tidak, orangnya biasa-biasa saja
dan hidupnya sederhana. Ia tidak
ditakuti, bahkan sangat disayangi pengikutnya,”
” Pernahkan ia menghukum berat anak
buahnya sehingga ditakuti yang lain-lain?”
”Tidak pernah dan kalau menghukum,
ia menghukum dengan adil, keluarganya atau orang lain diperlakukan sama.”
”Apakah ia memerintah dengan keras
dan atas kemauannya sendiri atau apakah sering mendengar nasehat dari
pengikutnya?”
”Ia memerintah sesuai perintah
Allah, dan dalam menghadapi masalah seperti peperangan, ia memperhatikan
nasehat para pengikutnya.”
Segera setelah selesai dialog,
Heraclius mengumpulkan para pembantunya untuk membahas pribadi Muhammad. Mereka
heran, karena biasanya orang ditakuti atau disegani karena memiliki keberanian
dan kekejaman atau memiliki kekuasaan dan persenjataan yang kuat sehingga orang
lain takut melawannya. Tapi kondisi yang
demikian tidak dimiliki Muhammad, sehingga Heraclius yakin ada kekuatan
istimewa yang dimilikinya.
Pribadi yang mengagumkan.
Pada tahun keenam Hijrah, Rasulullah
melakukan perjanjian dengan kaum kafir Quraisy di Hudaibiyah terkait dengan
rencana kaum Muslimin (yang datang dari Madinah) untuk melaksanakan ibadah
hajji di Mekkah. Perjanjian itu disebut
Perjanjian Hudaibiyah.
Urwah Al-Tsaqafi, salah seorang
utusan kafir Quraisy yang terlibat dalam perjanjian Hudaibiyah terpesona
melihat perlakuan kaum Muslimin kepada Nabinya.
Ia melaporkan kepada kaumnya di
Mekkah. ”Orang Islam itu luar biasa!. Aku pernah menjadi utusan menemui
raja-raja. Aku pernah berkunjung kepada
Kaisar, aku pernah mendatangi Kisra di kerajaannya, dan aku pernah melihat
Najasyi di istananya. Belum pernah aku
melihat orang-orang mengagungkan rajanya, seperti orang-orang Muslim
mengagungkan Muhammad pemimpinnya.
Ketika Muhammad berbicara, mereka terpaku pada bibirnya yang mulia. Ketika Muhammad bergerak, mereka mengikutinya
dengan setia. Mereka menghadapkan
seluruh perhatian kepada pemimpinnya, seakan-akan tidak pernah puas menikmati
keindahan wajahnya. Bila Ia memerintah,
mereka berlomba melaksanakannya. Mereka
menundukkan pandangan di hadapannya karena memuliakannya. Demi Tuhan, apabila ia meludah tentu ludahnya
akan diperebutkan untuk diusapkan ke wajah dan seluruh tubuhnya.”
Kisah
tentang ketulusan hati nabi.
Ketika nabi Muhammad meninggal, Abu
Bakar mendatangi Siti Aisyah (putrinya yang menjadi istri nabi) dan bertanya,
“Anakku, amalan apa yang sudah dilakukan nabi tapi belum kulakukan?”. Aisyah bercerita, bahwa di sudut pasar
Madinah ada seorang nenek pengemis yang matanya buta. Nabi
selalu menyantuninya dengan menyuapkan makanan ke mulut nenek, tanpa
sang nenek tahu siapa yang memberinya makanan.
Abu
Bakar bertanya lagi, ”Mengesankan bagi nabikah perempuan tua itu, sehingga
Rasulullah menaruh perhatian padanya?”
Aisyah menjawab, ”Sama sekali tidak.
Nenek itu adalah seorang keturunan Yahudi yang justru sering mengumpat,
mencela dan menyumpahi nabi. Tapi, Nabi tetap memberi makanan,
tanpa pernah sedikitpun mengatakan bahwa dialah Muhammad yang sering
dijelek-jelekkan si nenek kepada banyak orang.”
Kemudian Abu Bakar meneruskan
kebiasaan nabi memberi makan kepada si nenek buta. Namun ketika menyuapi, si nenek buta itu
berujar (complain) : ”Biasanya engkau menyuapiku dengan begitu lembut, makanan
yang kau berikanpun terasa renyah, dan enak rasanya. Kenapa kali
ini lain?” .
Abu
Bakar dengan sedih menjelaskan, bahwa orang yang biasa memberi makan kepadanya
telah meninggal. Si nenek bertanya,
”siapakah dia yang biasa memberi makanan padaku?”. Dengan bergetar menahan rasa, Abu Bakar
menjawab, ”dialah Muhammad utusan Allah.”
Si
nenek buta terdiam seketika. Ia
terpaku..., hatinya mengharu biru.
Betapa selama ini dia sering mencela dan mancaci maki Muhammad pada
orang-orang, padahal dia tidak mengenal benar siapa dan bagaimana
Muhammad. Tapi, justru Muhammadlah yang
paling peduli padanya. Dalam hati
Nenek berkata bahwa ”Muhammad bukanlah manusia biasa, dia manusia luhur, dia
manusia suci”. Sejenak kemudian, serta
merta dia mengikrarkan diri menjadi umat Muhammad, dia memeluk agama Islam.
Kisah diatas bukan satu-satunya contoh kemuliaan hati
Rasulullah SAW. Pada masa-masa awal
penyebaran Islam, beliau kerap diludahi, dilempari batu, bahkan dilempari
kotoran ketika sedang beribadah.
Marahkah Rasulullah? Tidak. Beliau tetap tersenyum, seraya mengucapkan
doa bagi yang mendzoliminya. Hanya doa,
dan bukan serapah, umpatan, atau kutukan. Sungguh teladan yang indah dari
utusan Allah yang berhati mulia.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusmakasih atas infonya sangat membantu, kunjungi http://bit.ly/2SP7F4H
BalasHapus