Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu “philosophos”. Philos berarti cinta dan sophos berarti kebijaksanaan. Sehingga arti harafiah kata “filsafat” adalah cinta akan kebijaksanaan.
Filsafat adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan
dan pemikiran manusia secara kritis. Filsafat juga bisa
berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya
tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sedikit. Seseorang yang mendalami
bidang falsafah disebut "filsuf".
Filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori
besar menurut wilayah dan menurut latar belakang agama. Menurut wilayah bisa
dibagi menjadi: “Filsafat Barat”, “Filsafat Timur”, dan “Filsafat Timur
Tengah”. Sementara latar belakang agama dibagi
menjadi: “Filsafat Islam”, “Filsafat Budha”, “Filsafat Hindu”, dan “Filsafat
Kristen”.
Socrates (470-399
SM) adalah filsuf
dari Athena,
Yunani dan
merupakan salah satu figur tradisi filosofis Barat yang paling penting.
Socrates merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani,
yaitu Socrates, Plato
dan Aristoteles.
Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar
Aristoteles.
Ketika Alexander Agung dari Macedonia
menguasai Timur Tengah (abad 4 SM), maka kebudayaan Yunani menyebar ke wilayah-wilayah Mesir, Suria, Irak, Iran dsb.
Setelah daerah2
tersebut di taklukkan oleh kekuatan Islam melalui peperangan (abad 6 M), para
sahabat nabi mengalami kesulitan dalam menyampaikan dakwah Islam kepada sebagian
para penduduknya (umumnya mereka telah beragama Yahudi dan Nasrani), karena Al
Qur’an mengajarkan bahwa tidak ada paksaan dalam agama.
Bahkan muncul satu
golongan yang berusaha untuk menjatuhkan Islam dengan menyerang melalui
argument berdasarkan filsafat Yunani dengan konsep pemikiran logika akal yang
tinggi. Dari pihak umat Islam muncul
satu golongan yang dipelopori oleh kaum Mu’tazilah
dengan konsep teologi rasional Islam dalam memahami Al Qur’an dan sunah Nabi untuk
melawan argument mereka.
Ciri-ciri teologi rasional Mu’tazilah :
·
Banyak
memakai ta’wil dalam memahami wahyu.
·
Menganut
faham qadariah (istilah barat : free will
and free act), dengan konsep manusia yang penuh dinamika.
·
Pemikiran
teologi bertitik tolak pada konsep keadilan yaitu Tuhan Maha Adil
Filsuf
Islam :
- Al-Kindi (796-873M)
filsuf besar Islam pertama, mengatakan bahwa antara filsafat dan agama
tidak ada pertentangan, karena keduanya membicarakan kebenaran.
- Al-Farabi (870-950M), memurnikan
tauhid dalam teologi dan filsafat Islam.
- Ibn Sina (980-1037M),
mengembangkan filsafat Islam mengenai jiwa (al nafs)
Muncul pula teologi Asy’ari yang bercorak
tradisional sebagai lawan dari teologi rasional Mu’tazilah. Berbeda dengan
teologi rasional, dalam teologi tradisional berpandangan bahwa akal mempunyai
kedudukan yang rendah. Teologi tradisional ini berkembang di dunia Islam bagian
timur yang berpusat di Bagdad. Teologi tradisional Asy’ari jelas tidak
mendorong pada berkembangnya pemikiran ilmiah dan filosofis.
Al Ghazali mengkafirkan pemikiran filsafat, dengan
mengeluarkan pendapat bahwa untuk mencapai hakikat bukanlah dengan filsafat
tetapi dengan tasawuf.
Bagi para filsuf,
kesempurnaan manusia diperoleh melalui pengetahuan akal (ma’rifat aqliyah),
sedangkan bagi para sufi melalui pengetahuan hati (ma’rifatul qalbiyah).
Man ’arafa
nafsahu faqad ’arafa rabbahu. Siapa yang telah mengenal dirinya maka ia (akan mudah) mengenal Tuhannya
Piramida Kebutuhan Maslow
Menurut A.H.
Maslow, seorang ahli jiwa terkenal, dalam bukunya “A Theory of Human
Motivation”, ada lima macam urutan kebutuhan pokok manusia menurut urgensinya (hierarki
kebutuhan) yaitu :
1. Physical Need , yaitu kebutuhan pokok
sehari-hari, sandang, pangan dan papan
2. Safety Need , yaitu
kebutuhan untuk mendapatkan keamanan dan keselamatan
3. Social Need , yaitu
kebutuhan untuk bermasyarakat, hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya,
kebutuhan untuk disukai dan menyukai
4. Esteems , yaitu kebutuhan untuk
memperoleh kehormatan, penghargaan, pujian dsb.
5. Self actualization , yaitu kebutuhan
untuk memperoleh kemasyhuran sebagai orang yang mampu dan berhasil mewujudkan
potensi bakatnya dengan hasil prestasi yang luar biasa.
Plato membegi
manusia berdasarkan 3 nilai, yaitu : keberanian, kesenangan, dan
kebijaksanaan. Nilai pertama dianut prajurit, nilai kedua dianut pedagang, dan nilai
ketiga dianut filosof.
Spanger, psikolog Jerman, meyebut enam tipe manusia berdasarkan nilai yang
paling menguasai dirinya:
a. Manusia
Teoritis
b. Manusia
ekonomis.
c. Manusia
estetis
d. Manusia
sosial
e. Manusia
politis
f. Manusia
religius.
Sigmund Freud.
Mengemukakan 3 konsep perkembangan manusia.
- Tahap pertama, anak sepenuhnya
diatur oleh id sumber hasrat, keinginan
dan nafsu.
- Tahap kedua, ia melihat
realitas di sekitarnya; prilakunya diatur oleh ego.
- Tahap ketiga, ia diatur oleh
hati nuraninya.(superego). Setiap kali manusia menentang superegonya,
maka ia melakukan pelanggaran nilai-nilai etik atau moral (istilah sufi adalah
dosa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar