Kejawen bukanlah sebuah agama. Hal ini perlu kita pahami terlebih dahulu sebelum membahasnya lebih jauh. Kejawen hanyalah sebuah ajaran yang ada jauh sebelum agama monotheis masuk ke Indonesia. Ajaran ini menekankan pada tata krama yang menjadi dasar hubungan antar manusia.
Selain
itu, Kejawen juga hidup dan berdampingan dengan agama yang dianut oleh
pengikutnya. Artinya ajaran ini akan selaras dengan agama apa saja yang saat
ini dianut pengikutnya. Akhirnya muncul apa yang dinamakan Islam Kejawen,
Kristen Kejawen, hingga Hindu Kejawen.
Misi-Misi yang Harus Dilakukan Pengikut Kejawen
Pengikut
Kejawen memiliki misi dalam hidupnya. Misi ini bukanlah sesuatu yang diwajibkan
hingga terkesan memberatkan. Misi ini sejatinya bisa dilakukan selaras dengan
kehidupan sehari-harinya. Misi itu bertumpu pada menyatukannya manusia pada
Tuhan dalam dirinya. Setelah penyatuan ini manusia akan melakukan misi yang
salah satunya adalah menjadi rahmat bagi dirinya sendiri. Manusia tidak akan
membuat dirinya menjadi hancur karena kelakuannya yang buruk.
Misi selanjutnya adalah
menjadi rahmat bagi keluarga. Kita tidak boleh membuat keluarga menanggung aib
yang kita buat. Selanjutnya adalah menjadi rahmat kepada sesama manusia dan
alam semesta. Artinya kita harus berbuat baik kepada orang lain dan seluruh
makhluk hidup di muka bumi ini. Misi ini berjalan seiring dengan tumbuhnya
manusia dari anak-anak hingga dewasa.
Mengakui Keesaan Tuhan dan Menghormati Semua
Ajaran Agama
Meski
menganut Kejawen, semua pengikut dari ajaran ini masih meyakini Tuhan Yang Esa.
Artinya tidak ada perubahan dengan keyakinan seseorang. Jika ia seorang Muslim
maka ia tetap melakukan ibadahnya sesuai dengan tuntunan yang diajarkan.
Kejawen menghormati semua
ajaran agama. Tidak ada intervensi ke dalam agama untuk melarang atau menyuruh
sesuatu. Karena Kejawen dan juga agama yang dianut berjalan berdampingan.
Melengkapi satu sama lain hingga membentuk sebuah keharmonisan.
Kejawen dan Seni Budaya, Ritual, dan Tradisi
Jawa
Kejawen
selalu diidentikkan dengan seni budaya, ritual, dan juga tradisi yang telah
mengakar di Indonesia. Seperti seni budaya wayang yang sangat kental dengan
unsur Jawa. Selain itu juga ada beberapa ritual seperti ruwatan, dan suran.
Tradisi-tradisi seperti slametan, dan bersih desa juga ada hingga sekarang.
Hal-hal semacam
itu ada bukan bertujuan untuk menyesatkan manusia. Namun bertujuan agar manusia
bisa selaras dengan alam. Selaras dengan masyarakat dan bersyukur dari apa yang
telah Tuhan berikan. Beberapa hal seperti seni yang ada di Jawa bahkan
digunakan sebagai metode dakwah oleh Wali Songo di masa lalu.
Hari Penting dan Kitab Ajaran
Kejawen
juga memiliki beberapa hari yang dianggap sakral dan juga penting. Hal ini sama
halnya hari besar dalam agama monotheis yang dianut hampir sebagian besar orang
Jawa. Hari-hari itu meliputi Suran, Sepasaran, Mantenan, Mangkat, Unggahan
(Puasa dan Syawal), dan Hari Raya Kupat. Karena di Jawa telah ada asimilasi
dengan Islam maka hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Mauludan juga
dimasukkan ke daftar hari penting.
Selain ari penting, Kejawen
juga memiliki beberapa Kitab. Kitab ini bukanlah kitab suci yang dimiliki agama
besar. Kitab ini hanyalah pedoman hidup yang disajikan dengan cara yang lebih
unik. Beberapa kitab yang dimiliki oleh Kejawen adalah Kakawin, Babad, Serat,
Suluk, Kidungan, dan Primbon.
Kejawen dan Klenik
Apakah
ada hubungannya antara Kejawen dan Klenik? Well, sebenarnya dalam
ajaran Kejawen tidak ada yang namanya klenik, mistik, dan perdukunan. Memang
dalam beberapa prosesi ada yang namanya keris, mantra, dan bunga. Namun hal itu
hanya digunakan sebagai simbol saja. Selebihnya tidak ada.
Jadi jika ada yang mengatakan
Kejawen adalah sesuatu yang berbau klenik, dan dukun perlu diluruskan.
Sejatinya ajaran ini hanya menekankan pada keselarasan hidup. Mematuhi aturan
dan juga membuat manusia jadi makhluk yang sangat baik. Kejawen tidak
mengajarkan ilmu hitam yang banyak digunakan untuk membuat orang lain jadi
menderita.
Itulah
beberapa hal yang harus kita ketahui tentang Kejawen. Semoga setelah
mengetahuinya kita jadi semakin paham jika ajaran ini bukan untuk keburukan.
Bahkan tidak untuk menjerumuskan manusia beragama ke jalan yang sesat. Kejawen
justru mengajarkan keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan, dan lingkungan
sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar