Filsafat
adalah:
·
Ilmu tentang pencarian makna dari berbagai macam hal.
·
Studi
yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan
dan pemikiran manusia secara kritis, dan
dijabarkan dalam konsep mendasar.
·
Suatu pemikiran dan kajian kritis terhadap
kepercayaan dan sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui
pencarian dan analisis konsep dasar mengenai bidang kegiatan pemikiran
Filsafat juga
disebut sebagai puncak dari segala pengetahuan yang mencakup berbagai macam
permasalahan.
Menurut
Immanuel Kant, filsafat adalah sebuah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok
pangkal dan puncak segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat persoalan, yaitu apa
yang dapat diketahui (metafisika), apa yang seharusnya dilakukan (etika), sampai di
mana harapan kita (agama), dan apa hakikat manusia (antropologi).
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Tujuan dari belajar filsafat ialah kita dapat berfikir secara kritis untuk menilai, memahami, ataupun berkata tentang suatu objek tertentu. Dan dapat berfikir logis yaitu hasil dari pemikiran tersebut dapat diterima oleh akal yang sesuai dengan logika.
Secara umum epistemologi adalah suatu disiplin ilmu yang membicarakan dan menyelidiki sumber, kaedah, proses dan batasan suatu ilmu ataupun pengetahuan sehingga membawa kepada pemahaman terhadap kebenaran yang hakiki.
Menurut wilayah Filsafat dibagi menjadi tiga: “Filsafat Barat”, “Filsafat Timur”, dan “Filsafat Timur Tengah”. Beberapa filsuf Barat terkenal adalah: Socrates, Plato, Aristoteles, Nietzche, Kant, dan Heidegger; Sementara filsuf Timur: Sidharta Gautaha, Lao Tse, Kong Hu Cu, dan Zhuang Zi. Sedangkan filsuf Timur Tengah: Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Tufail, dan Kahlil Gibran.
Apa yang
mendorong seseorang untuk berfilsafat?
Setidaknya ada tiga faktor:
Pertama, rasa ingin tahu. Filsafat berawal dari rasa heran, keingintahuan (curiosity)
atau kata Aristoteles, filsafat berawal dari ketakjuban. Berangkat dari rasa
ingin tahu, maka seseorang akan mengajukan pertanyaan, baik kepada dirinya
maupun kepada orang lain, sehingga ia akan menemukan jawaban-jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Kedua, keraguan. Orang yang ragu dan memiliki keraguan di dalam
dirinya berarti dia sedang berpikir. Akalnya sedang berjalan mencari jawaban
kenapa dia ragu, kenapa pertanyaan itu muncul. Bukan tidak percaya atas apa
yang ada di sekitarnya, tetapi dengan meragukan sesuatu, maka dia sedang
mencari jawaban dan kebenaran dari apa yang dikeraguinya tersebut.
Ketiga, adanya kesadaran akan keterbatasan diri. Manusia adalah makhluk terbatas dan tak sempurna. Sedangkan Tuhan
makhluk tak terbatas dan Maha Sempurna.
Manusia dengan segala keterbatasannya dan menyadari
keterbatasan dirinya berusaha menuju kesempurnaan. Meskipun dia tidak akan
pernah sampai pada kata sempurna karena kesempurnaan hanya milik Tuhan semata,
tetapi sebisa mungkin terus berusaha, sebab itu manusia diberi akal oleh Tuhan
agar dia berpikir dan mempergunakan akalnya.
Artinya, manusia adalah makhluk terbatas dan dia
menyadari keterbatasannya tersebut sehingga dengan mempelajari filsafat,
menggunakan akal pikiran, berpikir kritis dan rasional setidaknya sudah
ada effort untuk menuju kepada kesempurnaan.
Filosof
pertama dalam Islam adalah Al-Kindi, yang menyelaraskan antara agama dan
filsafat.
Al-Kindi
sebagai pemantik filsafat di dunia Islam. Sebab al-Kindi adalah orang yang giat
dalam menerjemahkan karya-karya Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Yang kemudian
menyelaraskannya dengan ajaran Islam.
Al-Kindi
melicinkan jalan bagi Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibn Rusyd. Ia memberikan dua
pandangan berbeda. Pertama, mengikuti jalur ahli logika dan memfilsafatkan
agama. Kedua, memandang agama sebagai sebuah ilmu ilahiah dan menempatkannya di
atas filsafat.
Ilmu
ilahiah ini diketahui lewat jalur nabi. Oleh karena itu, melalui penafsiran
filosofis, agama menjadi selaras dengan filsafat.
Bagi
Al-Kindi, filsafat adalah ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala
kearifan. Filsafat, dalam pandangan Al-Kindi, bertujuan untuk memperkuat agama
dan merupakan bagian dari kebudayaan Islam.
Al-Kindi
meyakini bahwa filsafat merupakan pengetahuan tentang kebenaran.
* Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Umamah, bahwa Abu Dzar bertanya kepada Rasulullah SAW: Berapa jumlah persis para nabi. Beliau menjawab:Jumlah para nabi 124.000 orang, 315 diantara mereka adalah rasul. Banyak sekali. (HR. Ahmad no. 22288 dan sanadnya dinilai shahih oleh al-Albani dalam alMisykah).
---
Ref :
https://www.kompasiana.com/abdul_rojak/5500bab4a33311ef6f511fb4/socrates-adalah-nabi
https://id.quora.com/Apakah-Socrates-itu-seorang-nabi
https://media.neliti.com/media/publications/145441-ID-pemikiran-filsafat-al-kindi.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar