Senin, 22 Juni 2020

Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara

Memayu hayuning bawana, secara harfiah memayu artinya memperindah, hayuning artinya keindahan, dan bawana artinya dunia. Sehingga makna gramatikal memayu hayuning bawana adalah menebar kebaikan untuk kemakmuran duniaSedangkan ungkapan ambrasta dur hangkara mempunyai makna memberantas sifat kemungkaran.
Memayu hayuning bawana.
Dunia ini dihuni oleh mahluk-mahluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan dan alam. Dari mahluk-mahluk itu hanya manusialah yang dilengkapi oleh Tuhan dengan akal, nafsu, dan hati nurani. Dengan ketiga potensi itu manusia mempunyai kemampuan untuk memelihara atau bahkan sebaliknya merusak (kehidupan) dunia.
Tuhan menjadikan manusia sebagai khalifah (penguasa) atas mahluk lain di bumi ini, dan memberi tugas kepada manusia untuk mengelola dan mamakmurkan dunia agar tercipta suasana kehidupan yang tenang, tenteram, dan damai (hayuning bawana).
Agar tercipta suasana yang ideal itu (hayuning bawana) maka setiap manusia diminta untuk senantiasa berbuat baik terhadap sesama manusia maupun terhadap sesama mahluk hidup lainnya, yaitu hewan, tumbuhan dan alam.  Manusia tidak boleh bersikap sewenang – wenang terhadap mahluk hidup lainnya.  Manusia harus menjaga hak binatang, tumbuh-tumbuhan dan alam.
Sebagai contoh manusia tidak boleh membunuh hewan dengan cara yang dapat merusak kelangsungan hidupnya, seperti meracun, bom ikan, dan sebagainya. Demikian pula dalam hal menebang pohon tidak boleh sembarangan.

Jika manusia tidak menjaga kesejahteraan dan keselarasan mahluk hidup justru akan menimbulkan dampak negatif pada manusia.  Dalam khasanah agama Islam, Memayu Hayuning Bawono dikenal dengan Rahmatan lil ‘alamin, yaitu keberadaan manusia menjadi rahmat bagi alam semesta.
Ambrasta dur hangkara.
Ambrasta dur hangkara (memberantas sifat kemungkaran) mempunyai makna bahwa untuk dapat menjalani kehidupan dengan aman dan damai maka manusia hendaknya menjauhi serta mencegah kemungkaran (sifat negatif) yang merugikan, seperti perbuatan jahat, serakah, tamak, dan sebagainya.
Dalam agama Islam, dikenal dengan Amar makruf nahi munkarSecara spesifik amar ma’ruf nahi munkar lebih ditekankan pada upaya menghilangkan kemunkaran, dengan tujuan utama menjauhkan setiap hal negatif di tengah masyarakat agar tidak menyakiti atau merugikan satu sala lainnya.
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia menghilangkannya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Orang yang tidak mampu dengan lisannya, maka dengan hatinya. Dan dengan hati ini adalah lemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Makna dari “Memayu hayuning bawana, Ambrasta dur hangkara” adalah bahwa agar tercipta suasana aman, tenteram, damai dan sejahtera dalam kehidupan di dunia ini, maka manusia harus menjalankan prilaku kebajikan, serta menjauhi dan memberantas sifat kemungkaran.  Memang tidaklah mudah untuk dilaksanakan, namun itulah pitutur yang baik sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar