Mati sajroning urip, arti harfiahnya
mati dalam hidup. Mati di dalam hidup maksudnya bukan
mati secara jasad tetapi mematikan hawa nafsu (buruk) dalam menjalani
kehidupan. Dalam diri manusia terdapat empat macam nafsu. Keempatnya disebut
Amarah, Lauwwamah, Mulhimah (supiah) dan
Mutmainah.
Nafsu amarah disebut
juga ego adalah nafsu yang paling rendah, paling buruk dan paling jahat. Nafsu
ini cenderung mengarah pada keirihatian. Nafsu lauwwamah memperturuti
keinginan duniawi sehingga cenderung rakus dan tak mempunyai kepedulian
terhadap orang lain. Adapun nafsu mulhiyah (sufiyah) mengarah
pada dorongan syahwat biologis.
Berbeda
dari ketiga macam nafsu tersebut, nafsu Mutmainah merupakan
nafsu mulia yang bertempat di dasar sanubari. Mutmainah bersifat sabar, beriman
dan beritikat selamat serta tawakal.
Nafsu
mutmainah inilah yang senantiasa berperang melawan ketiga nafsu lainnya. Bila
mutmainah menang, selamatlah sang hamba Tuhan. Tetapi bila pada akhirnya ketiga
nafsu duniawi yang lebih dipentingkan , maka orang tersebut akan tersungkur
dalam kesengsaraan.
https://www.dewisundari.com/falsafah-jawa-mati-sajroning-urip-mati-di-dalam-hidup/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar