(Budidaya Ikan di Dalam
Ember)
Teknik Budikdamber
atau budidaya ikan dalam ember ini dapat Anda lakukan di mana saja termasuk di
pekarangan yang sempit sekalipun. Budikdamber ini dikembangkan oleh Bapak Yuli
Nursandi, S,Pi, M.Si dari Politeknik Negeri Lampung, yang peduli terhadap
kebutuhan masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan. Master Pengelolaan
Sumber Daya Perairan alumnus Institut Pertanian Bogor itu mulai mengembangkan
budikdamber pada 2015.
Teknik ini merupakan
teknik pengembangan dari aquaponik dimana ikan dan tanaman tumbuh dalam satu
tempat. Solusi ini didapat untuk mengatasi masalah lahan dalam budidaya
tanaman dan ikan.
Berbagai Keuntungan Teknik Budikdamber
Kelebihan budidaya
ini selain kita memanen ikan kita juga bisa menanam
kangkung didalamnya yang nantinya kemudian, kita dapat memanennya juga.
Teknik budikdamber ini menguntungkan kita bahwa dengan modal yang sedikit, kita
dapat memproduksi hasil yang lumayan. Dengan ember yang berukuran 100 liter air
kita bisa menebar benih sekitar 80-100 ikan lele.
Alat dan Bahan Untuk Teknik Budikdamber
·
Ember
ukuran 100 liter, atau bisa lebih kecil ukuran 15 L
·
Benih
ikan lele/nila yang berukuran 6-10 cm sebanyak
60-100 ekor
·
Bibit
kangkung /benih sayuran dataran rendah.
·
Kawat
kecil yang agak lentur untuk mengaitkan gelas pada ember
·
Arang
batok kelapa atau arang kayu.
·
Gelas
plastic ukuran 250 ml
·
Tang
·
Solder
Cara Membuat Teknik Budikdamber
1.
Silahkan lubangi bagian bawah
dari gelas plastik yang
sudah kita siapkan sebelumnya dengan menggunakan solder ataupun paku yang sudah
dipanasi. Gunanya adalah untuk menyerap air saat kita anami kangkung.
2.
Potong kawat yang lentur tadi sekitar 15 cm lalu
bengkokan seperti huruf U agar
nanti bisa di kaitkan ke ember. Untuk bentuk pembengkokan/pembentukan kawat,
Anda dapat berinovasi sendiri sesuai selera yang penting penting kawat yang
sudah dibengkokkan dapat dikaitkan dengan ember.
3.
Selanjutnya isilah gelas dengan bibit kangkung, untuk bibit kangkungnya sendiri kalian
bisa menggunakan kangkung yang ada akarnya yang
bisa kalian beli di warung potong bagian bawahnya lalu tanam ke gelas yang
sudah di siapkan.
4.
Setelah
kalian mengisi bibit kangkung kalian isikan gelas dengan arang tapi mengisinya
jangan sampai penuh setengah gelas lebih sedikit.
5.
Isilah ember dengan air secukupnyahingga sampai
garis ember saja (sekitar 60 liter). Lalu diamkan selama 2-3 hari agar air memiliki suhu stabil.
6.
Masukan bibit lele yang sudah di siapkan tadi
(ukuran 6-10 semakin besar semakin bagus), untuk satu ember bisa di isi hingga
60-100 bibit lele. Diamkan selama 1-2 hari
7.
Cantolkan kangkung yang sudah di siapkan tadi pada
pinggiran ember dan
usahakan bagian bawah gelas terendan air hingga setengahnya.
8.
Kangkung
cukup dilakukan sekali tanam untuk dipanen berkali-kali
hingga 4 bulan berikutnya. Caranya adalah dengan memotong kangkung agar
tunasnya dapat tumbuh kembali.
Cara pembuatan budikdamper :
- Sediakan gelas untuk tempat
bibit kangkung sebanyak 10-15 buah, lubangi dengan solder pada bagian
samping dan bawah gelas.
- Untuk benih kangkung (ukuran
bijinya besar) bisa ditaruh pada arang yang telah dihaluskan, lalu tutup
dengan arang lagi. Jika ukuran benihnya kecil, bisa ditaruh dalam kapas,
lalu tutup dengan arang yang telah dihaluskan. Jika ingin menanam kangkung
yang sudah disemai terlebih dahulu, kangkung di masukan dengan akarnya
dengan ukuran bibit kangkung sebesar kurang lebih 10 cm. Isikan arang
batok kelapa sebanyak 50-80 % ukuran gelas.
- Potong kawat sepanjang 12 cm
dan buat kait untuk pegangan gelas dalam ember.
- Isi ember dengan air sebanyak
60 liter diamkan selama dua hari.
- Isi ember dengan bibit ikan
lele ukuran 5-12 cm (semakin besar semakin baik) sebanyak 60-100 ekor
diamkan selama 1-2 hari.
- Setelah itu rangkai gelas
kangkung dalam ember
Untuk pemeliharaan budikdamber, letakkan ember
di tempat terkena matahari maksimal.
Berikan pakan kepada ikan sesuai ukuran
sekenyangnya bisa 2-3 kali dengan waktu tetap.(5-7cm pakan pf800,10cm pf1000,
>12cm 781-2,781-1, 781).
Perlu selalu diperhatikan keadaan ember, ikan
dan tanaman. Amati nafsu makan ikan setiap hari. Apabila nafsu makan ikan
menurun, air berbau busuk (NH3, H2S), ikan menggantung (kepala di atas, ekor ke
bawah) segera ganti air atau lakukan sipon (Penyedotan kotoran di dasar ember
dengan selang).
Tanaman kangkung akan terlihat tumbuh di hari
ke-3. Jangan lupa perhatikan bila ada kutu di daun kangkung, segera buang daun
atau batang karena kangkung akan kriting dan mati.
Penampakan air akan berubah menjadi warna hijau.
Saat pemberian pakan, saat itu pula tanaman kangkung perlu dilakukan
penyiraman. Baiknya diberikan saat pagi dan sore hari. Penyiraman kangkung
menggunakan air yang berasal dari ember.
Ganti air biasanya 10-14 hari sekali. Untuk
penyedotan 5-8 liter, bisa lebih atau keseluruhan bila perlu, ganti dengan air
bersih. Jika kangkung membesar maka dibutuhkan air lebih banyak, tambahkan air
setinggi leher ember. Hal ini dilakukan agar air menyentuh akar kangkung.
Pemanenan kangkung dan ikan lele dilakukan
secara terpisah.
Waktu panen tanaman kangkung pertama adalah
14-21 hari sejak tanam. Saat panen sisakan kembali bagian bawah atau tunas
kangkung untuk pertumbuhan kembali.
Panen ke-2 dan selanjutnya berjarak 10-14 hari
sekali. Panen kangkung bisa bertahan 4 bulan.
Untuk waktu panen ikan lele dapat dilakukan
dalam 2 bulan, bila benih bagus dan pakan baik.
Perlu diketahui tingkat bertahan hidup
(survival) ikan lele 40-100%. Cara memanen ikan lele dilakukan dengan diserok
atau dikuras airnya. Ikan lele bisa berkurang karena loncat terutama saat hujan
atau dimakan oleh kucing.
Keuntungan dari budidaya ikan dalam ember adalah
hemat energy, karena tidak memerlukan aliran listrik seperti yang dilakukan
pada budidaya hidroponik/aquaponik dan tidak perlu suplai oksigen maupun
sirkulasi air kolam. Sederhana, murah dan tergolong mudah dalam pembuatannya.
Budikdamber juga sangat hemat tempat. 1 ember
bisa menampung 80 ekor lele. Dibanding kolam atau keramba. Hemat waktu dalam
pemeliharaan, saat menguras air, pemanenan tanaman dan ikan. Cukup membuang air
dalam ember, ikan bisa dipanen. Kangkung tinggal potong.
Budikdamber bisa berfungsi sebagai lahan
pekarang sebagai warung hidup. Bisa menyediakan sayuran dan sumber protein
dalam bentuk segar. Gizi tersedia setiap saat.
------
Penulis : Desri Mulyati W, SP
Penyuluh Pertanin BPP Cibinong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar